Mengenal Rabithah Alawiyah, Organisasi yang Mendata Keturunan Nabi Muhammad di Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Rabithah Alawiyah merupakan sebuah organisasi Islam yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan. Adapun, tugasnya sendiri menghimpun warga negara Indonesia keturunan Arab, khususnya yang masih memiliki garis keturunan langsung dari Nabi Muhammad Saw .
Dikutip dari situs resminya, pendirian Rabithah Alawiyah awalnya bermula dengan nama ‘Perkoempoelan Arrabitatoel-Alawijah’.
Baca juga : Rabithah Alawiyah Minta Polisi Usut Tuntas Akar Terorisme
Saat itu, organisasi ini mengirimkan surat permintaan pengesahan pada 8 Maret 1928 yang ditandatangani langsung oleh Sayid Muhamad bin Abdulrahman bin Syahab dan Sayid Achmad bin Abdullah Assagaf. Keduanya masing-masing merupakan ketua dan sekretaris organisasi tersebut.
Adapun surat permintaan pengesahan ditujukan kepada Tuan Besar Hindia Nederland, G.R. Erdbrink. Setelahnya, permintaan tersebut disetujui dan menjadikan “Perkoempoelan Arrabitatoel-Alawijah” sebagai perkumpulan legal (rechtspersoon) pada tanggal 27 Desember 1928.
Awalnya, tujuan pendirian perkumpulan ini adalah sebagai usaha memajukan bangsa Arab Hadrami secara jasmani dan rohani hingga menguatkan tali persaudaraan antara golongan sayyid dan orang Arab Hadrami lainnya.
Selain itu, Rabithah Alawiyah juga bertujuan mendidik anak piatu, menolong janda-janda dan orang yang tidak mampu bekerja, fakir miskin, serta memelihara keturunan Sayyid dan setiap sesuatu yang berkaitan dengannya. Tak lupa juga, mereka turut melaksanakan dan menyebarkan pengajaran agama Islam, bahasa Arab, serta ilmu lainnya yang bermanfaat.
Dengan sekian banyak tujuan tersebut, Rabithah Alawiyah juga berkeinginan membangun sekolah-sekolah, meskipun saat itu golongan Sayyid sudah mempunyai sekolah sendiri, yaitu Jamiat Kheir.
Baca juga : Muktamar Nasional Rabithah Alawiyah, Ma'ruf Amin: Umat Islam Jangan Terjebak Kekuasaan
Setelah organisasi Arrabitatoel-Alawijah resmi berdiri, para pengurus kemudian membentuk enam cabang di tahun 1928. Diantaranya adalah Surabaya, Bondowoso, Solo, Gresik, Semarang dan Pekalongan.
Selain keenam cabang tersebut, terdapat juga beberapa kantor perwakilan dari berbagai daerah lainnya seperti Probolinggo, Cianjur, Sukaraja, TulungAgung, Bangil, Ende, Tegal, Jombang, Jember, Makassar, Mojosari, Lumajang, Malang, Sumenep hingga Banyuwangi.Pada perkembangannya, jumlah cabang organisasi Rabithah Alawiyah ini terus bertambah.
Pada 10 Maret 1932, Rabithah Alawiyah mendirikan Maktab Daimi, sebuah lembaga otonom yang bertugas memelihara sejarah dan silsilah keturunan Rasulullah Saw di seluruh pelosok Indonesia.
Saat ini, dalam struktur organisasi dan pengurus inti DPP Rabithah Alawiyah periode 2021-2026, Habib Taufiq bin Abdulqadir Assegaf menjadi Ketua Umum. Sedangkan Wakil Ketua Umum 1 dan 2 masing-masing adalah Muhammad bin Idrus Alhamid dan Husin bin Muhammad Alhamid.
Dikutip dari situs resminya, pendirian Rabithah Alawiyah awalnya bermula dengan nama ‘Perkoempoelan Arrabitatoel-Alawijah’.
Baca juga : Rabithah Alawiyah Minta Polisi Usut Tuntas Akar Terorisme
Saat itu, organisasi ini mengirimkan surat permintaan pengesahan pada 8 Maret 1928 yang ditandatangani langsung oleh Sayid Muhamad bin Abdulrahman bin Syahab dan Sayid Achmad bin Abdullah Assagaf. Keduanya masing-masing merupakan ketua dan sekretaris organisasi tersebut.
Adapun surat permintaan pengesahan ditujukan kepada Tuan Besar Hindia Nederland, G.R. Erdbrink. Setelahnya, permintaan tersebut disetujui dan menjadikan “Perkoempoelan Arrabitatoel-Alawijah” sebagai perkumpulan legal (rechtspersoon) pada tanggal 27 Desember 1928.
Awalnya, tujuan pendirian perkumpulan ini adalah sebagai usaha memajukan bangsa Arab Hadrami secara jasmani dan rohani hingga menguatkan tali persaudaraan antara golongan sayyid dan orang Arab Hadrami lainnya.
Selain itu, Rabithah Alawiyah juga bertujuan mendidik anak piatu, menolong janda-janda dan orang yang tidak mampu bekerja, fakir miskin, serta memelihara keturunan Sayyid dan setiap sesuatu yang berkaitan dengannya. Tak lupa juga, mereka turut melaksanakan dan menyebarkan pengajaran agama Islam, bahasa Arab, serta ilmu lainnya yang bermanfaat.
Dengan sekian banyak tujuan tersebut, Rabithah Alawiyah juga berkeinginan membangun sekolah-sekolah, meskipun saat itu golongan Sayyid sudah mempunyai sekolah sendiri, yaitu Jamiat Kheir.
Baca juga : Muktamar Nasional Rabithah Alawiyah, Ma'ruf Amin: Umat Islam Jangan Terjebak Kekuasaan
Setelah organisasi Arrabitatoel-Alawijah resmi berdiri, para pengurus kemudian membentuk enam cabang di tahun 1928. Diantaranya adalah Surabaya, Bondowoso, Solo, Gresik, Semarang dan Pekalongan.
Selain keenam cabang tersebut, terdapat juga beberapa kantor perwakilan dari berbagai daerah lainnya seperti Probolinggo, Cianjur, Sukaraja, TulungAgung, Bangil, Ende, Tegal, Jombang, Jember, Makassar, Mojosari, Lumajang, Malang, Sumenep hingga Banyuwangi.Pada perkembangannya, jumlah cabang organisasi Rabithah Alawiyah ini terus bertambah.
Pada 10 Maret 1932, Rabithah Alawiyah mendirikan Maktab Daimi, sebuah lembaga otonom yang bertugas memelihara sejarah dan silsilah keturunan Rasulullah Saw di seluruh pelosok Indonesia.
Saat ini, dalam struktur organisasi dan pengurus inti DPP Rabithah Alawiyah periode 2021-2026, Habib Taufiq bin Abdulqadir Assegaf menjadi Ketua Umum. Sedangkan Wakil Ketua Umum 1 dan 2 masing-masing adalah Muhammad bin Idrus Alhamid dan Husin bin Muhammad Alhamid.
(bim)