Momentum Positif dan Dukungan Daerah

Senin, 08 Agustus 2022 - 18:07 WIB
loading...
A A A
Data BPS juga mencatat bahwa Pulau Jawa masih menduduki peringkat tertinggi sebagai penyumbang terbesar dalam struktur perekonomian Indonesia hingga kuartal II/2022.

Setelah konsumsi rumah tangga, sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi Indonesia adalahnet exportatau nilai ekspor dikurang nilai impor, yaitu dengan porsi 2,14%. Ekspor barang dan jasa menjadi komponen dengan pertumbuhan tertinggi dalam distribusi dan pertumbuhan PDB menurut pengeluaran karena berhasil melesat hingga 19,74% (yoy). Sebaliknya, impor tercatat tumbuh 12,34% (yoy).

Selain itu, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang menjadi indikator investasi masih cukup mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun ini dengan kontribusinya 0,94%. PMTB tumbuh moderat 3,07% (yoy) pada kuartal II/2022 didorong pertumbuhan barang modal (mesin, kendaraan, bangunan dan konstruksi lainnya) serta peningkatan realisasi investasi penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN).

Pemulihan permintaan yang kondusif juga tecermin dari sejumlah sektor, di antaranya industri pengolahan, transportasi, perdagangan besar dan eceran, serta komunikasi. Selain itu, indikator utama pada Juli 2022 juga menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi lebih kuat, tecermin dari indeks PMI manufakturyang dilaporkan berada di level 51,3.

Di sisi lain, di antara berbagai capaian positif sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia, komponen belanja pemerintah terkontraksi 5,24% (yoy) setelah pada kuartal sebelumnya juga tercatat minus 7,74%. Kontraksi konsumsi pemerintah pada kuarta II/2022 kali ini disebabkan penurunan realisasi belanja pegawai serta belanja barang dan jasa APBN. Karena itu, kini belanja pemerintah menjadi satu-satunya sektor dari sisi pengeluaran yang mengalami pertumbuhan negatif.

Dorong Peran Pemerintah Daerah
Capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini memang tidak lagi bergantung pada APBN seperti saat awal pandemi. Saat ini pertumbuhan banyak dipengaruhi variabel utama, yaitu dari sisi konsumsi, investasi, dan ekspor yang terpantau masih menunjukkan sinyal positif. Pemerintah melalui Perpres Nomor 98/2022 telah menaikkan alokasi belanja negara dari semula Rp2.714,2 triliun menjadi Rp3.106,4 triliun.

Saat ini pemerintah menjadikan APBN sebagaishock absorberuntuk menjaga stabilitas dan proses pemulihan ekonomi nasional sebagai respons atas ketidakpastian global dan geopolitik. Meski demikian, belanja negara masih sangat penting dalam mendorong kelanjutan proses pemulihan di semester II/2022 untuk memastikan tren positif pertumbuhan berlanjut hingga akhir tahun ini.

Guna mempercepat perputaran roda ekonomi, kegiatan pemerintah harus pula diakselerasi dengan tetap menjagagood governanceuntuk merealisasikan belanja barang dan modal.

Ironisnya, data Kementerian Keuangan menunjukkan hingga kini masih banyak dana pemerintah daerah (pemda) yang mengendap di perbankan. Hingga akhir Juni 2022 dana pemda mengendap di bank mencapai Rp220,9 triliun, tertinggi dalam enam bulan terakhir.

Terkait hal ini, peran pemda sangat diperlukan untuk mendorong konsumsi pemerintah—mengingat peran pemda sebagai bagian integral dari pemerintah pusat yang mempunyai peran strategis dalam mendorong konsumsi masyarakat dan konsumsi pemerintah.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1223 seconds (0.1#10.140)