Momentum Positif dan Dukungan Daerah

Senin, 08 Agustus 2022 - 18:07 WIB
loading...
Momentum Positif dan Dukungan Daerah
Candra Fajri Ananda/FOTO.DOK KORAN SINDO
A A A
Candra Fajri Ananda
Staf Khusus Menteri Keuangan RI

Ekonomi Indonesia terus tumbuh impresif pascapandemi, meski kini masih berada di tengah tekanan inflasi dan ancaman perlambatan ekonomi global. Badan Pusat Statistik (BPS), Jumat (5/8), melaporkan bahwa capaian ekonomi Indonesia pada kuartal II/2022 berhasil tumbuh 5,44% secara tahunan (year on year/yoy).

Realisasi tersebut melanjutkan pertumbuhan positif pada kuartal I/2022 yang sebesar 5,01% yoy. Selain itu, secara kuartalan pun ekonomi Indonesia tumbuh 3,72% (qtq) sehingga secara kumulatif dari Januari–Juni 2022 pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,23% dibandingkan periode yang sama 2021.

Artinya, tren ekonomi Indonesia telah meningkat secara persisten. Capaian positif di semester ini dapat memberikan optimisme yang tinggi bagi kekuatan ekonomi Indonesia di tengah gejolak perekonomian global yang masih menguat.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia dipengaruhi sejumlah indikator, global maupun domestik. Di tataran global, pertumbuhan ekonomi kuartal II/2022 dipengaruhi tingginya harga sejumlah komoditas di pasar global, di mana Indonesia mendapatkan keuntungan berupa surplus perdagangan yang tinggi dan peningkatan penerimaan negara.

Neraca perdagangan RI juga mengalami surplus USD15,55 miliar atau naik 148,01% (yoy). Surplus ini kemudian dibelanjakan untuk kebijakan subsidi demi menahan kenaikan harga energi sehingga inflasi terkendali.

Hingga akhir kuartal II/2022, tepatnya Juni, inflasi umum mencapai 4,35%. Meski cukup tinggi dan melebihi proyeksi pemerintah, inflasi inti masih tumbuh moderat, yakni 2,63%.

Di sisi domestik, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2022 dipengaruhi pesatnya peningkatan mobilitas masyarakat yang didorong oleh adanya pelonggaran syarat perjalanan serta momen Hari Raya Idulfitri, terutama oleh kelompok menengah-atas. Selain itu, daya beli kelompok masyarakat bawah juga berhasil terjaga oleh berbagai bantuan sosial yang berhasil digulirkan pemerintah.

Konsumsi dan Ekspor
BPS mencatat konsumsi rumah tangga menjadi sumber tertinggi dari produk domestik bruto (PDB), dengan kontribusi hingga 51,47%, terbesar terhadap total pertumbuhan ekonomi. Sebagai kontributor utama dalam pertumbuhan ekonomi, konsumsi rumah tangga saat ini telah tumbuh sangat impresif: 5,51% (yoy) dengan distribusi 51,47%.

Angka tersebut menunjukkan bahwa konsumsi rumah tangga tumbuh persisten di tengah tekanan inflasi dan ancaman resesi global. Bahkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga saat ini lebih tinggi dibandingkan kuartal I/2022 yang hanya 4,34%. Secara domestik, pelonggaran mobilitas penduduk dan momen Hari Raya Idulfitri telah berhasil mendorong ekspansi konsumsi masyarakat sekaligus menjadi stimulus peningkatan suplai.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1823 seconds (0.1#10.140)