Ketua DPR Minta Peraturan Turunan UU TPKS Segera Diterbitkan

Kamis, 12 Mei 2022 - 15:52 WIB
loading...
Ketua DPR Minta Peraturan Turunan UU TPKS Segera Diterbitkan
Ketua DPR RI Puan Maharani meminta peraturan turunan dari UU TPKS segera diterbitkan. Hal ini menyusul telah resminya diundangkan melalui Lembaran Negara. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Ketua DPR RI Puan Maharani meminta peraturan turunan dari UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) segera diterbitkan. Hal ini menyusul telah resminya diundangkan melalui Lembaran Negara.

“Kita kini bisa semakin lega karena UU TPKS sudah resmi diundangkan dan sudah siap untuk diimplementasikan. Kita berharap dengan hadirnya UU TPKS seluruh masyarakat, khususnya kaum perempuan, dapat terlindungi dari ancaman kekerasan seksual,” ujar Puan, Kamis (12/5/2022).

Untuk diketahui, UU No 12 Tahun 2022 tentang TPKS resmi diundangkan pada Senin (9/5) lalu melalui Lembaran Negara Tahun 2022 Nomor 120. Puan mengingatkan, pemerintah untuk cepat menyusun dan segera menerbitkan berbagai peraturan turunan dari UU TPKS.

“Tidak perlu menunggu sampai batas waktu dua tahun. Semakin cepat peraturan turunan diterbitkan, semakin baik. Karena penanganan kasus kekerasan seksual akan lebih optimal,” jelasnya.

Mantan Menko PMK itu mengatakan implementasi UU TPKS tak hanya sekadar memberi jaminan terhadap penanganan kasus kekerasan seksual. Namun juga akan berfungsi dalam hal pencegahan hingga perlindungan dan pemulihan untuk korban.

“Lewat UU TPKS dan aturan turunannya, negara dapat menjamin rasa aman rakyat dan perlindungan dari ancaman kekerasan seksual. Payung hukum ini juga akan memberi keadilan bagi seluruh korban,” tuturnya.

Nantinya, akan ada 5 peraturan pemerintah (PP) dan 5 peraturan presiden (Perpres) yang akan mendukung pelaksanaan UU TPKS. Puan pun menggarisbawahi aturan terkait Tim Terpadu dan Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu dalam penanganan kasus kekerasan seksual.

“Aturan yang semakin rigid akan memperbaiki pola penyelesaian kasus-kasus kekerasan seksual yang selama ini sering kali buntu akibat belum adanya aturan khusus,” katanya.

“Kita berharap dengan adanya layanan terpadu yang terintegrasi antara para stakeholder terkait, korban kekerasan seksual dapat lebih mudah mendapat perlindungan dan pertolongan,” pungkasnya.
(kri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1992 seconds (0.1#10.140)