Kedisiplinan Pemudik Jadi Kunci

Rabu, 20 April 2022 - 12:03 WIB
loading...
Kedisiplinan Pemudik Jadi Kunci
Pemudik diharapkan disiplin mengikuti anjuran pemerintah dan kepolisian saat melakukan perjalanan. FOTO/WIN CAHYONO
A A A
JAKARTA - Mudik Lebaran tahun ini mendatangkan potensi kemacetan dan kerawanan kesehatan cukup besar. Untuk menciptakan keselamatan bersama, pemudik perlu memiliki kesadaran dan kedisiplinan tinggi di tengah berbagai upaya pemerintah seperti merekayasa arus lalu lintas.

Kesadaran bersama ini menjadi penting karena jumlah pemudik tahun ini diprediksi mencapai 85,5 juta orang. Angka ini melonjak tajam bila dibandingkan dengan mudik Lebaran 2019 atau sebelum pandemi Covid-19 yang hanya mencapai 50 juta orang. Prediksi kenaikan hingga 40% ini tentu menghadirkan tantangan tidak ringan.

Kementerian Perhubungan telah mendata, dari 85,5 juta pemudik tersebut, 47% di antaranya diprediksi bakal menggunakan kendaraan pribadi, baik mobil atau sepeda motor. Diperkirakan ada 23 juta mobil dan 17 juta sepeda motor yang akan bergerak di masa mudik.



Pemerintah telah melakukan berbagai antisipasi agar kemacetan parah tidak sampai terjadi. Rekayasa lalu lintas tersebut antara lain dengan memberlakukan sistem ganjil genap,contraflow,dan sistem satu arah (one way). Tidak tanggung-tanggung, ruas penerapan rekayasa ini akan dimulai dari tol Jakarta–Cikampek hingga Gerbang Tol (GT) Kalikangkung (Kota Semarang) yang jaraknya sekitar 400 km.

Pemberlakuan ganjil genap,contraflow,danone wayini akan semakin efektif jika para pemudik memiliki kesadaran tinggi untuk mematuhinya. Jika di lapangan nanti banyak warga dengan nekat asal mudik tanpa mematuhi aturan ganjil genap misalnya, potensi keruwetan lalu lintas tak terhindarkan terjadi. Kedisiplinan lain yang patut menjadi perhatian adalah dalam pemanfaatan tempat istirahat (rest area). Selama inirest areakerap menjadi titik pemicu kemacetan parah karena tak ada batasan waktu pengendara beristirahat.

Direktur Institute Transportation Development Policy (ITDP) Faela Sufa mengatakan, agar tidak memicu masalah, kebijakanone waydan ganjil genap harus disosisalisasi secara masif agar masyarakat mengetahui secara benar. Misalnya perlu ada informasi yang jelas pada ruas mana saja yang diberlakukanone waydan ganjil genap. Termasuk juga informasi perihal jalan alternatif.

Menurut dia, agar tidak banjir kendaraan saat mudik, setiap kementerian atau lembaga pemerintah perlu mengadakan program mudik bersama. Namun dia mengakui sering kali program ini juga terkendala keinginan pemudik membawa mobil atau sepeda motor mereka karena di kampung tidak ada kendaraan maupun angkutan umum.

Untuk rekayasa lalu lintas, Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri berencana menerapkan sistem satu arah,contraflow,dan ganjil genap secara bersamaan baik di jalan tol maupun nontol. Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Firman Shantyabudi mengatakan rekayasa lalu lintas ini diterapkan karena volume kendaraan pemudik diprediksi cukup tinggi.

Nantinya bila kendaraan tidak bergerak, akan dilakukanone way. "Apabila Polri tidak mengambil langkah intervensi rekayasa, kendaraan tidak akan bergerak. Oleh karena itu dibutuhkan manajemen kapasitas jalan, yaitu paling sederhana kita akan menambah satu lajur berupacontraflow.Jika masih kurang kita akan melakukanone waydari arah Jakarta menuju arah timur," ujarnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1745 seconds (0.1#10.140)