Ormas Islam Dinilai Berperan Penting Cegah Paham Radikal Terorisme

Selasa, 16 Juni 2020 - 22:15 WIB
loading...
Ormas Islam Dinilai Berperan Penting Cegah Paham Radikal Terorisme
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar bersama Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam dinilai memiliki peran penting bagi masyarakat. Salah satunya ikut serta dalam upaya pencegahan penyebaran paham radikal terorisme .

Dengan pemahaman agama yang dimiliki, ormas Islam diharapkan dapat membantu untuk meluruskan pemahaman agama yang selama ini disebarkan kelompok-kelompok radikal dengan mengataskan agama.

Hal itu diungkapkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Ammar dalam halal bihalal dan silaturahmi kebangsaan bersama para tokoh ormas Islam yang tergabung dalam Lembaga Persahabatan Ormas lslam (LPOI) yang digelar di Kantor BNPT, Jakarta, Senin 15 Juni 2020.

“Peran-peran ormas keagamaan, utamanya ormas Islam ini menurut kami sangat penting. Kami berharap ormas Islam bisa membantu meluruskan pemahaman-pemahaman menyimpang dari orang-orang yang menjadikan agama sebagai alasan mereka melakukan tindakan kekerasan, yang mana seolah-olah berjuang atas nama agama,” tutur Boy Rafli dalam acara tersebut .

Acara ini dihadiri juga Ketua Umum LPOI yang juga Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU)) KH Said Aqil Siroj, MA sebagai pembicara utama bersama 14 ormas Islam lainnya yang tergabung dalam LPOI.

Boy Rafli mengungkapkan, kerja sama antara BNPT dan ormas Islam juga merupakan pesan langsung dari Presiden Joko Widodo. Saat dirinya dilantik sebagai Kepala BNPT pada 6 Mei lalu, Presiden Joko Widodo berharap BNPT dapat bekerja sama dengan para ulama moderat dari ormas-ormas Islam

“Presiden juga memberikan pesan kepada kami, agar bisa bekerja sama dengan para alim ulama moderat dan ormas Islam. Ini agar para ulama dan ormas Islam dapat memoderasi dan meluruskan pikiran-pikiran dari kelompok radikal maupun kelompok pelaku teror ini,” tuturnya.( )

Boy Rafli menjelaskan, perkembangan pemahaman agama yang menyimpang saat ini telah berkembang pesat di masyarakat, terutama di kalangan anak muda. Sehingga memang sangat dibutuhkan orang-orang berpemahaman agama yang moderat untuk dapat kembali meluruskan paham mereka

“Kalau kita lihat berapa banyak anak-anak muda kita yang terperangkap dan menjadi korban dari pemahaman-pemahaman menyimpang ini. Jadi kita disini dalam rangka memproteksi anak-anak muda kita ke depan, agar bagaimana mereka ini bisa ikut membela negara kita, Negara Kesatuan Republik Indonesia” ungkap mantan Kapolda Papua ini.

Mantan Kepala Divisi Humas Polri ini menjelaskan peran ormas ini nantinya tidak hanya sebatas di dunia nyata, tetapi juga bisa dilakukan di dunia maya.

Dia mengatakan, ormas-ormas ini ikut serta memberikan literasi kepada masyarakat di dunia maya, sehingga ruang publik di dunia maya tidak hanya diisi oleh orang-orang berpemahaman radikal.

“Kami lihat ormas-ormas Islam ini juga memiliki media sosial dan website. Tentu sangat kami dukung, dalam upaya ikut meliterasi sehingga ruang publik yang ada di dunia maya tidak dikuasai oleh kelompok-kelompok radikal yang tidak sesuai dengan pemahaman-pemaham ulama kita yang dulu membangun bangsa ini, Tentunya ini sangat kami apresiasi," tuturnya.

Boy Rafli berharap para ormas Islam untuk terus hadir di masyarakat sehingga bisa terus membantu dalam memoderasi masyarakat dari pikiran-pikiran yang salah.

“Kami memohon untuk terus hadir di masyarakat untuk ikut serta memoderasi pikiran-pikiran tidak lazim tersebut agar kembali ke metode dakwah Islam yang rahmatan lil alammin,” ujarnya.

Sementara itu Ketua Umum LPOI KH Said Aqil Siraj mengatakan, ormas Islam yang tergabung dalam LPOI siap bekerja sama dan membantu BNPT, baik dalam pencegahan paham radikal terorisme, maupun penguatan empat pilar kebangsaan di lingkungan masyarakat.

“Insya Allah kami siap bekerja sama dengan BNPT untuk membantu mencegah penyebaran paham raikal terorimse dan memperkuat empat pilar agar nantinya bisa dihayati oleh masyarakat,” ungkap Said Aqil Siraj.

Said Agil menjelaskan, ormas Islam yang ada di Indonesia ini merupakan kekuatan civil society non politik yang sangat penting di masyarakat. Ormas Islam ini tidak berkaitan dengan partai politik ataupun pemerintah. Namun demikian ormas Islam ini memiliki fungsi yang cukup besar dalam merekatkan persatuan di masyarakat.

“Ormas-ormas ini adalah kekuatan civil society non-politik. Karena negara besar seperti negara kuat apapun, pasti juga sangat membutuhkan kekuatan civil society. Jadi tidak hanya kekuatan partai politik atau kekuatan pemerintah saja. Tetapi ada juga kekuatan masyarakat non politik, non-government sebagai perekat dan pemersatu masyarakat, yaitu Ormas salah satunya ormas-ormas Islam,” ungkap Said Aqil.

Dia mengapresiasi kegiatan Halal Bihalal dan Silaturahmi Kebangsaan yang diselenggarakan BNPT tersebut bersama tokoh ormas Islam yang tergabung dalam wadah LPOI ini. Dan berharap silaturahmi ini bisa terus berkelanjutan.

Sementara itu Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalsasi BNPT, Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis mengatakan, ada dua hal penting mengapa ormas keagamaan yang ada di Indonesia ini menjadi kunci dalam upaya pencegahan paham radikal terorisme di Indonesia. Pertama, ormas keagamaan memiliki basis dan akar kuat di tengah masyarakat.

“Dengan basis massa yang cukup besar dan kuat, organisasi kemasyarakatan dan keagamaan ini berperan besar untuk menjadi partner negara dalam memberdayakan dan mencerdaskan masyarakat, termasuk dalam konteks terorisme dalam upaya membentengi masyarakat dari pengaruh paham radikal,” ujarnya.

Lalu hal penting kedua, menurut mantan Komandan Satuan Induk Badan Intelijen Strategis (Dansat Induk Bais) TNI ini, organisasi kemasyarakatan dan keagamaan ini memiliki otoritas dan kredibilitas yang kuat di tengah masyarakat khususnya terkait isu keagamaan dan kemasyarakatan.

“Berbicara tentang isu keagamaan ini secara otoritatif tentunya tidak bisa dilepaskan dari organisasi keagamaan. Karena masyarakat kita ini banyak menyandarkan pengetahuan keagamaannya kepada ijtihad ulama dan ormas keagamaan,” tuturnya.

Terkait konteks terorisme, menurut dia, seringkali aktor dan jaringan kelompok radikal terorisme ini sering kali memanfaatkan narasi keagamaan sebagai justifikasi dan legitimasi gerakannya.

Dengan melihat dua potensi ini, kata dia, BNPT memandang penting untuk mengajak ormas keagamaan ikut terlibat dalam upaya mencari solusi permasalahan kebangsaan, yang salah satunya adalah masalah terorisme ini.

“Ormas Islam menjadi kunci keberhasilan dalam pencegahan paham radikal terorisme di Indonesia karena ormas Islam di Indonesia telah memainkan peran yang sangat besar bagi keberlangsungan negara ini. Ormas Islam yang lahir di Indonesia ini menunjukkan karakter khas nusantara yang sejalan dengan prinsip kebangsaan. Oleh karena itu, persoalan komitmen kebangsaan dan kenegaraan ormas Islam di Indonesia ini sudah tidak diragukan lagi,” tuturnya.

Ormas-ormas Islam yang hadir pada acara tersebut yakni Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), Syura Al~ Irsyad, Al~Washliyah, Persatuan Tarbiyah Islamiyah/PERTI, Syarikat Islam Indonesia (SII), Persatuan Umat Islam (PUI), Mathla’ul Anwar, Al-Ittihadiyah, Persatuan Islam (Persis), Himpunan Bina Mualaf Indonesia (HBMI), Ikatan Dai Indonesia (IKADI)dan PB Nahdatul Wathan yang mana masing-masing ormas ini dihadiri oleh Ketua Umum, Wakil ataupun Sekjennya.
(dam)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4157 seconds (0.1#10.140)