Capres 2024 Dinilai Harus Memperkuat Visi Kepemimpinan Pancasila

Rabu, 16 Februari 2022 - 14:03 WIB
loading...
Capres 2024 Dinilai...
Ketua Perkumpulan Kader Bangsa, Dimas Oky Nugroho menekankan pentingnya para pemimpin nasional mendatang khususnya menggunakan momentum Pilpres 2024 semakin memahami dan menjalankan visi dan model kepemimpinan Pancasila secara konsisten dan integratif. F
A A A
JAKARTA - Di tengah gelombang ketiga pandemi Covid-19 dan transformasi sosial ekonomi, dunia dihadapkan pada situasi yang penuh ketidakpastian, termasuk di Indonesia. Ketua Perkumpulan Kader Bangsa, Dimas Oky Nugroho mengajukan formula untuk bangsa Indonesia menghadapi situasi krisis dan bertransformasi menuju negara yang lebih sejahtera dan stabil.

Dimas menekankan pentingnya para pemimpin nasional mendatang khususnya menggunakan momentum Pilpres 2024 semakin memahami dan menjalankan visi dan model kepemimpinan Pancasila secara konsisten dan integratif.

Pertama, yakni pemimpin yang berbasis pada spiritualitas kebangsaan yang termanifestasikan dari sila pertama. Seorang pemimpin dengan nilai spiritualitas vertikal akan memberikan kekuatan besar untuk mewujudkan bangsa, negara, dan masyarakat yang memiliki 'virtue' dan karakter yang kokoh.

"Dari semangat spiritual tersebut, masyarakat bangsa dan negara akan memiliki pegangan kuat dalam menghadapi berbagai tantangan, dan krisis. Namun, spiritualitas ini harus mampu menghadirkan humanisme atau semangat kemanusiaan yang merupakan terjemahan sila kedua," ujar Dimas dalam acara Ngobrol Bareng "Transformasi Indonesia dan Visi Kepemimpinan Nasional: Bunga Rampai Pemikiran Aceh sampai Papua" yang digelar secara hybrid, Rabu (16/2/2022).

"Relasi ketuhanan menghadirkan semangat, aksi, empati, solidaritas, toleransi, dan kolaborasi. Yang gilirannya mewujud dalam sebuah harmoni kohesi sosial, sebuah manifestasi dari sila ketiga persatuan Indonesia," sambungnya.

Model ketiga, lanjutnya, dibutuhkan kepemimpinan yang mampu menyatukan, merangkul seluruh golongan di Indonesia secara inklusif dari berbagai suku bangsa, budaya, agama, politik, kelas sosial, desa-kota, tua-muda. Kohesi, kolaborasi dan persatuan ini, membutuhkan mekanisme, organisasi dan demokrasi, sebuah permusyawaratan perwakilan.

"Namun demokrasi tanpa dibarengi dengan hikmat kebijaksanaan hanya akan mengantarkan negara dan bangsa pada situasi yang buruk, terjadi kesenjangan dan manipulasi terhadap rakyat," tegas Dimas.

Untuk itu penting bagi kepemimpinan model sila keempat Pancasila ini untuk menghadirkan kualitas pendidikan dan SDM yang baik untuk masyarakat, serta demokrasi yang berkualitas dan berkelanjutan berdasarkan kesadaran kewargaan.

"Sebuah demokrasi yang baik, penuh kesadaran dan kebijaksanaan akan membawa kita pada model kepemimpinan kelima, yakni keadikan sosial bagi seluruh rakyat".

Dimas menambahkan seorang pemimpin harus mampu membawa bangsa dan negara bertransformasi menjadi adil dan sejahtera secara merata untuk seluruh rakyat Indonesia.

"Ini gongnya, di tengah era transformasi, digitalisasi dan demografi anak muda saat ini, Indonesia butuh kepemimpinan ke depan yang mampu menunjukkan kualitas dan konsistensi model kepemimpinan Pancasila demi terwujudnya negara yang guyub, aman, sejahtera, dan demokratis," tegas doktor politik alumni UNSW Sydney ini.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1540 seconds (0.1#10.140)