Istana Sebut Sejumlah Daerah Mulai Adaptasi Kondisi New Normal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Deputi IV bidang Informasi dan Komunkasi Politik Kantor Staf Presiden (KSP), Juri Ardiantoro menyatakan, sampai hari ini ada 102 daerah yang sejak awal dikategorikan daerah hijau yang diberikan kesempatan untuk membuka berbagai aktivitas soaial ekonomi, karena dianggap sudah relatif aman untuk melakukan kegiatan di tengah masyarakat.
(Baca juga: 658 WNI di Luar Negeri Sembuh Corona, 1.037 Positif dan 316 Orang Dirawat)
Hal itu dikatakan Juri dalam diskusi Polemik MNC TrijayaFM bertajuk 'New Normal Lintas Negara' secara virtual, Sabtu (13/6/2020). Juri menjelaskan, sementara untuk derah lain disebutnya masih dalam proses evaluasi untuk mempersiapkam diri memasuki aktivitas kenormalan baru atau new normal tersebut. (Baca juga: Gelar Pilkada di Tengah Pandemi, 218 Daerah Perlu Perhatian Ekstra)
"Seperti Jakarta ini kan sudah mulai melakukan masa transisi ke arah sana dengan membuka secara bertahap beberapa aktivitas beberapa perkantoran dan beberapa kegiatan-kegiatan ekonomi," tutur Juri.
"Jadi secara proses adaptasi yang baru itu akan dilakukan dan tiap daerah tentu berbeda-beda bahkan dinilai masing-masing daerah baik dari sisi epidemologinya mapun dari sisi fasilitas kesehatannya, dari sisi surfilence nya dan dari banyak pertimbangan lain yang akan menjadu dari bagi daerah untuk melakukan pengurangan-pengurangan pengetatan atau pembatasan dari apa yang selama ini kita kenal dengan PSBB itu," tambahnya.
Untuk itu, Juri mengatakan, pemerintah akan melakukan secara bertahap masa adaptasi, dan akan selektif untuk daerah yang memiliki alasan yang cukup untuk menerapakan kenormalan baru.
Meski demikian, lanjut Juri, secara nasional perkembangan positif covid-19 memang mengalami peningkatan secara signifikan, meski ada beberapa daerah misalnya Jawa Barat dan Jobotabek yang berhasil menekan penularan secara menggembirakan, termasuk juga adanya cluster baru seperti Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Surabaya yang tengah mendapat perhatian khusus dari pemerintah.
"Dan itu kan naiknya karena memang saat yang sama dilakukan tes atau PCR tes dan juga dalam jumlah yang semakin besar. Sehinga mempengaruhi jumlah kasus positif," ungkapnya.
Juri menambahkan, adapun cluster baru seperti yang terjadi di pasar tradisional di sejumlah daerah, menurutnya, sejak awal pasar memang tetap dibuka dan menjadi bagian dari aktivitas ekonomi yang dibolehkan. Sementara, kondisi di pasar sangat sulit untuk dilakukan penyesuaian phiysical distancing, sehingga rentan terjadinya penularan.
"Oleh karena itu beberapa daerah melakukan pemeriksaan orang di pasar dan hasilnya kemudian ditemukan ada beberapa yang terinfeksi virus Corona ini," pungkas mantan Ketua KPU RI ini.
(Baca juga: 658 WNI di Luar Negeri Sembuh Corona, 1.037 Positif dan 316 Orang Dirawat)
Hal itu dikatakan Juri dalam diskusi Polemik MNC TrijayaFM bertajuk 'New Normal Lintas Negara' secara virtual, Sabtu (13/6/2020). Juri menjelaskan, sementara untuk derah lain disebutnya masih dalam proses evaluasi untuk mempersiapkam diri memasuki aktivitas kenormalan baru atau new normal tersebut. (Baca juga: Gelar Pilkada di Tengah Pandemi, 218 Daerah Perlu Perhatian Ekstra)
"Seperti Jakarta ini kan sudah mulai melakukan masa transisi ke arah sana dengan membuka secara bertahap beberapa aktivitas beberapa perkantoran dan beberapa kegiatan-kegiatan ekonomi," tutur Juri.
"Jadi secara proses adaptasi yang baru itu akan dilakukan dan tiap daerah tentu berbeda-beda bahkan dinilai masing-masing daerah baik dari sisi epidemologinya mapun dari sisi fasilitas kesehatannya, dari sisi surfilence nya dan dari banyak pertimbangan lain yang akan menjadu dari bagi daerah untuk melakukan pengurangan-pengurangan pengetatan atau pembatasan dari apa yang selama ini kita kenal dengan PSBB itu," tambahnya.
Untuk itu, Juri mengatakan, pemerintah akan melakukan secara bertahap masa adaptasi, dan akan selektif untuk daerah yang memiliki alasan yang cukup untuk menerapakan kenormalan baru.
Meski demikian, lanjut Juri, secara nasional perkembangan positif covid-19 memang mengalami peningkatan secara signifikan, meski ada beberapa daerah misalnya Jawa Barat dan Jobotabek yang berhasil menekan penularan secara menggembirakan, termasuk juga adanya cluster baru seperti Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Surabaya yang tengah mendapat perhatian khusus dari pemerintah.
"Dan itu kan naiknya karena memang saat yang sama dilakukan tes atau PCR tes dan juga dalam jumlah yang semakin besar. Sehinga mempengaruhi jumlah kasus positif," ungkapnya.
Juri menambahkan, adapun cluster baru seperti yang terjadi di pasar tradisional di sejumlah daerah, menurutnya, sejak awal pasar memang tetap dibuka dan menjadi bagian dari aktivitas ekonomi yang dibolehkan. Sementara, kondisi di pasar sangat sulit untuk dilakukan penyesuaian phiysical distancing, sehingga rentan terjadinya penularan.
"Oleh karena itu beberapa daerah melakukan pemeriksaan orang di pasar dan hasilnya kemudian ditemukan ada beberapa yang terinfeksi virus Corona ini," pungkas mantan Ketua KPU RI ini.
(maf)