Mengantisipasi Ekosistem Baru Perumahan

Kamis, 27 Januari 2022 - 14:45 WIB
loading...
A A A
Bila suatu ketika, tren sewa rumah meningkat, tentu perlu dikembangkan pula kebijakan fiskal yang terkait dengan aktivitas sewa ini. Tidak hanya dikembangkan dari sisi pendapatan, tetapi juga dari sisi pengeluaran APBN. Kebijakan fiskal dari sisi pendapatan tidak hanya untuk tujuan penerimaan negara tetapi juga sebagai instrumen fiskal dalam rangka pengendalian demand sewa rumah. Demikian pula kebijakan fiskal dari sisi pengeluaran, perlu dikembangkan terutama bila terdapat kebutuhan dalam bentuk pemberian subsidi bagi kelompok masyarakat penyewa.

Bagi para pengembang, ekosistem baru ini juga dapat dimaknai sebagai peluang baru, juga sekaligus tantangan. Kompetensi bisnis perumahan perlu ditambah sesuai dengan karakteristik demand perumahan yang baru. Pengembang perlu berkolaborasi, misalnya, dengan penyedia PLTS Atap untuk memenuhi permintaan rumah ramah lingkungan.

McKinsey (2018) menyebutkan bahwa terdapat empat mata rantai utama (core value chains) dalam ekosistem perumahan yang baru yaitu beli (buying), sewa (renting), tinggal (living), dan jual (selling). McKinsey memperkirakan, dari keempat mata rantai utama di sektor perumahan tersebut akan menghasilkan pendapatan (revenue) hingga 3,8 triliun dollar Amerika Serikat secara global di tahun 2025. Saat ini, perbankan baru fokus pada ekosistem buying, terutama melalui keterlibatannya dalam pemberian kredit kepemilikan rumah (KPR) atau mortgage. Pangsa pendapatan terbesar memang diperkirakan tetap dari KPR. Namun demikian, kontribusi bisnis jasa-jasa transaksi real estate, pasar furniture, jasa arsitektur, engineering diperkirakan akan memiliki pangsa yang sama besarnya. Peluang bisnis baru khususnya bagi perbankan yang bergerak di segmen pembiayaan perumahan.

Untuk dapat menangkap peluang bisnis baru ini, bank-bank juga perlu menyiapkan diri dengan peningkatan kompetensi dan kapasitas bisnisnya. Kolaborasi wajib dilakukan oleh perbankan. Dalam rangka menangkap peluang bisnis baru di sektor perumahan, Bank BTN misalnya, menerapkan ekosistem KPR berbasis digital (digital mortgage ecosystem) melalui kolaborasi dengan penyedia platform digital perumahan. Prediksi saya, tren kolaborasi seperti ini akan marak dilakukan oleh perbankan di Indonesia di masa mendatang.

Kita berharap para pihak yang terkait telah bergerak bersama dalam mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi di sektor perumahan saat ini dan ke depan.
(bmm)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1702 seconds (0.1#10.140)