Seniman Taiwan Suarakan Pesan Lingkungan dalam Pameran Metaphors About Islands di Jakarta
loading...
A
A
A
JAKARTA - 41 seniman dan kolektif seni dari sejumlah negara di Asia memamerkan karya seni mereka dalam pameran seni Ring Project bertajuk Metaphors About Islands yang diselenggarakan di Museum Nasional Indonesia, Jakarta. Pameran yang sarat pesan lingkungan di tengah pandemi Covid-19 ini, merupakan proyek yang digagas kurator Taiwan Sandy Lo bersama dengan Guskul studi kolektif Jakarta.
baca juga: Pameran Seni Jakarta Biennale Kembali Pakai Teknologi 3LCD Epson
Selain dari Taiwan dan Indonesia, seniman yang ikut ambil bagian dalam pameran ini juga ada yang berasal dari Kamboja, Bangladesh, Vietnam, Malaysia, Thailand, Nepal dan India. Para seniman Asia ini menampilkan instalasi seni mereka dalam pameran tersebut, yang sebagian.
Wakil Kepala Taipei Economic and Trade Office (TETO) Chen Sheng Peng, mewakili Kepala TETO John Chen mengunjungi pameran pada pekan tadi. Didampingi kurator Taiwan Sandy Lo, Chen melihat instalasi seni Taiwan yang ditampilkan, di antaranya adalah karya seni berjudul di antaranya My Heart is an Island karya Rahic Talif dan VOLUME ESCAPE; Linking oleh Yuma Taru dan KOMUNITAS KAHE; serta Keyeup Bodas Kingdom oleh PRFRMNC.RAR.
Lalu, karya kreatif Zhang Xu-Zhan dan pink.ink berjudul Hoodwink, karya kolaborasi antara HOU I-Ting dan It's In Your Hands Collective berjudul Future Alchemy; karya kolaborasi antara Lin Yi-Chi, Blanco Benz Altrelier dan Studio Malya berjudul Island Echoes; dan karya Force Majeure! oleh Lightbox Library beserta SOKONG! dan RAWS SYNDICATE (RAWS SNDCT).
baca juga: Bangkitkan Ekraf, Pameran Seni AMJO2 Peroleh Dukungan Menparekraf Sandiaga Uno
Menurut Sandy Lo, fokus utama pameran Metaphor About Islands ini adalah dampak pandemi Covid-19, yang telah memperparah kesenjangan antara orang kaya dan kaum miskin di dunia yang semakin melebar. Selain itu, persaingan internasional dan geopolitik telah meluas ke dunia maya dan industri luar angkasa. Bencana yang disebabkan oleh iklim telah menyebar ke seluruh dunia, sehingga dunia lebih terdesak untuk memperhatikan masalah lingkungan dan ekologi. Isu-isu tersebutlah yang kemudian dijadikan landasan dari lahirnya karya-karya seni tersebut.
Ring Project sendiri merupakan proyek kuratorial yang didukung oleh National Culture and Arts Foundation, dan juga merupakan salah satu program pertukaran internasional dari ARTWAVE--Taiwan International Art Network. Sandy Lo adalah kurator, kritikus seni independen, di mana area riset utamanya termasuk studi perkotaan, politik gender, kurasi di pinggiran, pengetahuan terletak, dan sejumlah epistemologi.
baca juga: Komunitas Peruja Helat Pameran Seni Lukis dan Patung Bertema Spirit Kemanusiaan
Beberapa proyek kuratorial besar Sandy Lo antara lain "Di Hwa Sewage Treatment Plant Art Installation: A New Cosmopolitan World"; salah satu kurator untuk proyek Shanghai Biennale ke-9 "Zhongshan Park Project" 2012; "Topography of Mirror Cities" 2015-2021; "2019 Green Island Human Rights Art Festival Visiting No.15 Liumagou: Memory, Place and Narrative"; dan "2020 Green Island Human Rights Art Festival If on the Margin, Draw a Coordinate".
baca juga: Pameran Seni Jakarta Biennale Kembali Pakai Teknologi 3LCD Epson
Selain dari Taiwan dan Indonesia, seniman yang ikut ambil bagian dalam pameran ini juga ada yang berasal dari Kamboja, Bangladesh, Vietnam, Malaysia, Thailand, Nepal dan India. Para seniman Asia ini menampilkan instalasi seni mereka dalam pameran tersebut, yang sebagian.
Wakil Kepala Taipei Economic and Trade Office (TETO) Chen Sheng Peng, mewakili Kepala TETO John Chen mengunjungi pameran pada pekan tadi. Didampingi kurator Taiwan Sandy Lo, Chen melihat instalasi seni Taiwan yang ditampilkan, di antaranya adalah karya seni berjudul di antaranya My Heart is an Island karya Rahic Talif dan VOLUME ESCAPE; Linking oleh Yuma Taru dan KOMUNITAS KAHE; serta Keyeup Bodas Kingdom oleh PRFRMNC.RAR.
Lalu, karya kreatif Zhang Xu-Zhan dan pink.ink berjudul Hoodwink, karya kolaborasi antara HOU I-Ting dan It's In Your Hands Collective berjudul Future Alchemy; karya kolaborasi antara Lin Yi-Chi, Blanco Benz Altrelier dan Studio Malya berjudul Island Echoes; dan karya Force Majeure! oleh Lightbox Library beserta SOKONG! dan RAWS SYNDICATE (RAWS SNDCT).
baca juga: Bangkitkan Ekraf, Pameran Seni AMJO2 Peroleh Dukungan Menparekraf Sandiaga Uno
Menurut Sandy Lo, fokus utama pameran Metaphor About Islands ini adalah dampak pandemi Covid-19, yang telah memperparah kesenjangan antara orang kaya dan kaum miskin di dunia yang semakin melebar. Selain itu, persaingan internasional dan geopolitik telah meluas ke dunia maya dan industri luar angkasa. Bencana yang disebabkan oleh iklim telah menyebar ke seluruh dunia, sehingga dunia lebih terdesak untuk memperhatikan masalah lingkungan dan ekologi. Isu-isu tersebutlah yang kemudian dijadikan landasan dari lahirnya karya-karya seni tersebut.
Ring Project sendiri merupakan proyek kuratorial yang didukung oleh National Culture and Arts Foundation, dan juga merupakan salah satu program pertukaran internasional dari ARTWAVE--Taiwan International Art Network. Sandy Lo adalah kurator, kritikus seni independen, di mana area riset utamanya termasuk studi perkotaan, politik gender, kurasi di pinggiran, pengetahuan terletak, dan sejumlah epistemologi.
baca juga: Komunitas Peruja Helat Pameran Seni Lukis dan Patung Bertema Spirit Kemanusiaan
Beberapa proyek kuratorial besar Sandy Lo antara lain "Di Hwa Sewage Treatment Plant Art Installation: A New Cosmopolitan World"; salah satu kurator untuk proyek Shanghai Biennale ke-9 "Zhongshan Park Project" 2012; "Topography of Mirror Cities" 2015-2021; "2019 Green Island Human Rights Art Festival Visiting No.15 Liumagou: Memory, Place and Narrative"; dan "2020 Green Island Human Rights Art Festival If on the Margin, Draw a Coordinate".