Ancaman Krisis Gizi di Tengah Pandemi
loading...
A
A
A
Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung sejak awal Maret 2020 mengancam gizi anak. Kondisi ini akan semakin parah karena lingkungan sanitasi yang buruk (terutama pada pemukiman padat penduduk) sehingga infeksi merajalela. Sebagaimana diketahui terdapat hubungan saling memperkuat antara gizi kurang dan infeksi. Anak penderita gizi kurang akan rentan untuk menderita infeksi dan sebaliknya.
Gizi kurang (akut) umumnya disebabkan oleh kurang makan akibat suatu krisis. Krisis ekonomi keluarga sebagai dampak Covid-19 kini menimpa banyak rumah tangga Indonesia. Pengangguran di mana-mana dan penghasilan masyarakat telah jatuh merosot di titik nadir. Timbullah kemudian krisis pangan di masyarakat yang mendorong pemerintah meluncurkan program bantuan sembako.
"Diperlukan langkah-langkah kebijakan yang mendesak dan berani, tidak hanya untuk menahan pandemi dan menyelamatkan nyawa, tetapi juga untuk melindungi yang paling rentan di masyarakat kita dari kehancuran ekonomi dan untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi serta stabilitas keuangan," kata Liu Zhenmin, Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Ekonomi dan Sosial.
Pemerintah di berbagai negara kini sibuk menangkal gonjang-ganjing ekonomi dunia akibat Covid-19. Turbulensi ekonomi dunia pasti akan berdampak buruk bagi orang miskin. Di bawah tekanan-tekanan ekonomi yang terjadi, orang miskin harus tetap mendapat garansi untuk mengakses berbagai pelayanan yang menjadi haknya. Hak atas pangan yang menurut Maslow menduduki peringkat atas sebagai kebutuhan manusia hendaklah bisa dipenuhi di saat pandemi menyeruak di tengah kehidupan kita.
Kemiskinan telah membatasi berbagai akses kebutuhan masyarakat. Hal ini menyangkut ketidakberdayaan dalam mengakses pangan, pendidikan, perumahan dll. Deprivasi yang dialami orang miskin dalam segala dimensi membuat mereka menderita.
Suara-suara orang miskin adalah keluhan tentang kondisi sulitnya mengonsumsi makanan yang layak gizi, rumahnya yang tidak layak huni, rendahnya daya beli, buruknya sanitasi lingkungan, dan ketakutan bila ada anggota keluarga yang sakit karena tak mampu berobat. Kini, dengan adanya wabah Covid-19, keluhan utama masyarakat adalah bagaimana menyambung hidup sehari-hari untuk keperluan pemenuhan pangan agar asupan gizi mereka tetap optimal.
Gizi kurang (akut) umumnya disebabkan oleh kurang makan akibat suatu krisis. Krisis ekonomi keluarga sebagai dampak Covid-19 kini menimpa banyak rumah tangga Indonesia. Pengangguran di mana-mana dan penghasilan masyarakat telah jatuh merosot di titik nadir. Timbullah kemudian krisis pangan di masyarakat yang mendorong pemerintah meluncurkan program bantuan sembako.
"Diperlukan langkah-langkah kebijakan yang mendesak dan berani, tidak hanya untuk menahan pandemi dan menyelamatkan nyawa, tetapi juga untuk melindungi yang paling rentan di masyarakat kita dari kehancuran ekonomi dan untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi serta stabilitas keuangan," kata Liu Zhenmin, Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Ekonomi dan Sosial.
Pemerintah di berbagai negara kini sibuk menangkal gonjang-ganjing ekonomi dunia akibat Covid-19. Turbulensi ekonomi dunia pasti akan berdampak buruk bagi orang miskin. Di bawah tekanan-tekanan ekonomi yang terjadi, orang miskin harus tetap mendapat garansi untuk mengakses berbagai pelayanan yang menjadi haknya. Hak atas pangan yang menurut Maslow menduduki peringkat atas sebagai kebutuhan manusia hendaklah bisa dipenuhi di saat pandemi menyeruak di tengah kehidupan kita.
Kemiskinan telah membatasi berbagai akses kebutuhan masyarakat. Hal ini menyangkut ketidakberdayaan dalam mengakses pangan, pendidikan, perumahan dll. Deprivasi yang dialami orang miskin dalam segala dimensi membuat mereka menderita.
Suara-suara orang miskin adalah keluhan tentang kondisi sulitnya mengonsumsi makanan yang layak gizi, rumahnya yang tidak layak huni, rendahnya daya beli, buruknya sanitasi lingkungan, dan ketakutan bila ada anggota keluarga yang sakit karena tak mampu berobat. Kini, dengan adanya wabah Covid-19, keluhan utama masyarakat adalah bagaimana menyambung hidup sehari-hari untuk keperluan pemenuhan pangan agar asupan gizi mereka tetap optimal.
(maf)