Diberi Keris Buto Ijo, Ganjar Bicara tentang Gratifikasi

Selasa, 14 Desember 2021 - 15:22 WIB
loading...
Diberi Keris Buto Ijo,...
Politikus PDIP, Ganjar Pranowo mendapat hadiah sebilah keris dengan luk sembilan. Mendapat keris ini, membuat Ganjar mempertimbangkan aspek gratifikasi. Foto/Pemprov Jateng
A A A
JAKARTA - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Ganjar Pranowo mendapatkan hadiah sebilah keris dengan luk sembilan. Mendapat keris ini, membuat Ganjar harus mempertimbangkan aspek gratifikasi.

Baca Juga: keris ini diberikan dari tokoh budaya dan sekaligus seorang dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Sabar Narimo.

Baca juga: Wamenkumham Minta Instansi Pemerintah Bentuk Unit Pengendalian Gratifikasi

Dikatakan Ganjar, pemberian keris tersebut bisa diartikan sebagai gratifikasi.

"Nuwunsewu nanti saya harus konsultasi dulu, lah misalnya ini tidak boleh maka saya akan serahkan ke panjenengan untuk dijaga," kata Gubernur Jawa Tengah (Jateng) ini, seperti dikutip dari video yang diunggah di akun Twitternya, Selasa (14/12/2021).

Dalam keterangan di video tersebut, keris yang memiliki luk sembilan itu diberi nama Buto Ijo dan sudah berusia hampir tujuh abad.

"Ini sudah langka bapak (luk 9)," terang Sabar.

Keris tersebut diberikan kepada Ganjar sebagai bentuk penghargaan atas kepemimpinannya selama ini.

Menurut Sabar, ada beberapa makna filosofis yang terkandung dalam keris tersebut. Pertama sarungnya disematkan warna putih untuk melambangkan kesucian.

Selain itu juga dibingkai dalam bentuk kesederhanaan yang melambangkan kepemimpinan Ganjar yang dinilai dekat dengan rakyat.

Sementara itu, Gubernur Ganjar Pranowo saat menerima keris tersebut menyampaikan rasa terima kasih kepada Sabar Narimo.

Tak hanya itu, Ganjar juga mengapresiasi semangat Sabar dalam melestarikan budaya Jawa di sanggarnya.

Hal itu sesuai dengan langkah Ganjar yang pernah mengupayakan agar penggunaan bahasa Jawa diterapkan setiap hari Kamis di lingkungan Pemprov Jateng.

"Jadi kita bisa menunjukkan kepada publik, lho ngene iki lho awake dewe ki sugih buanget (Ini lho kita punya budaya yang sangat kaya) dan masih ada. Jadi tidak hanya diomongkan tapi juga dikembangkan," tutup Ganjar.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0845 seconds (0.1#10.140)