Ayo, Jadikan Keranjang Sampah Dapur Menjadi Komposter Sederhana

Senin, 13 Desember 2021 - 15:58 WIB
loading...
A A A
Secara garis besar, terdapat 4 tahapan utama dalam menerapkan metode komposting Takakura, yaitu; 1. Membuat keranjang Takakura, 2. Membuat media fermentasi, 3. Membuat bibit kompos Takakura / cairan fermentasi, dan 4. Pengomposan. Dengan demikian pembuatan kompos dengan menggunakan keranjang Takakura diawali dengan tahap persiapan keranjang yang akan digunakan sebagai komposter, keranjang ini dapat memanfaatkan tempat sampah yang sudah ada, atau menyiapkan keranjang berlubang yang dilapisi sekelilingnya dengan karton bekas. Keranjang sampah yang akan digunakan harus berlubang selilingnya, untuk aerasi yang memungkinkan udara masuk selama proses. Pada dasar keranjang dilapisi oleh tanah atau kompos yang sudah jadi, atau dapat juga dilapisi oleh bantalan sekam untuk menyerap air sampah/ air lindi yang akan terbentuk selama proses komposting.

Setelah keranjang tersedia tahap selanjutnya adalah menyiapkan bibit kompos dengan membuat cairan fermentasi yang terdiri dari dua jenis larutan yaitu larutan manis (campuran gula dan ragi) dan larutan asin (campuran garam dan sayuran), larutan ini juga dapat dibuat sendiri dari sampah dapur yang ada sehingga lebih ekonomis karena memanfaatkan sampah yang ada, dan cairan ini tidak kalah fungsinya dengan cairan fermentasi yang ada di pasaran.

Setelah keranjang dan cairan fermentasi tersedia komposting pun siap dimulai dengan memasukkan sampah sayuran dan kulit buah yang sudah dicacah terlebih dahulu, pencacahan perlu dilakukan untuk memperbesar kontak bakteri pengurai dengan sampah yang akan diuraikan, kemudian sampah tersebut disirami dengan cairan fermentasi yang kelembabannya disesuaikan diperkirakan kelembabnya sekitar 15-25% (b/b) atau tidak membuat media terlalu lembab atau terlalu basah, setelah selesai memasukkan sampah, keranjang sampah tersebut dapat ditutup. Proses komposting tersebut dapat dilakukan setiap hari dengan memasukkan sampah dapur ke dalam keranjang takakura hingga terisi penuh. Untuk membantu aerasinya, dapat dilakukan dengan membolak-balikkan kompos.

Penambahan tanah atau cairan fermentasi jika diperlukan dapat dilakukan pada saat proses fermentasi. Selama proses komposting akan terjadi peningkatan temperatur pada media, panas yang terbentuk ini sangat diuntungkan bagi media karena dapat membunuh bakteri-bakteri pathogen penyebab penyakit yang ada pada media. Tahap terakhir dari proses pembuatan kompos yaitu dilakukan penyaringan kompos yang sudah matang dengan tujuan agar kompos lebih homogen dan terpisah dari material yang tidak terurai. Proses komposting akan berlangsung selama kurang lebih dua minggu sampai satu bulan. Kompos yang sudah matang dan siap digunakan akan berbentuk seperti tanah dan tidak berbau.

Manfaat kompos yang dihasilkan dari komposter rumah tanggga dapat ini dapat digunakan sebagai media tanam bagi penghijauan di pekarangan rumah, meningkatkan aerasi tanah, dan menyuburkan tanah sebagai pupuk organik yang ramah lingkungan, selain itu kompos yang dihasilkan juga dapat bernilai ekonomis menambah pendapatan keluarga bila dikelola dengan baik untuk tujuan komersil. Dengan semakin banyaknya masyarakat yang terlibat dalam upaya pelestarian lingkungan khususnya dalam upaya pengelolaan sampah rumah tangga, sehingga semakin banyak pula masyarakat yang merasakan manfaat dari pengolahan sampah rumah tangga dengan teknologi sederhana ini.

Ayo, tunggu apa lagi. Mulailah dari sekarang untuk mengolah sampah kita dengan menjadikan keranjang Takakura solusi tepat untuk mengolah sampah dapur, sehingga sampah dapur yang kita hasilkan tidak lagi menjadi pencemar sumber penyakit, tapi berubah menjadi sumber manfaat bagi pelestarian lingkungan dan sumber daya alam kita.
(zik)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Pendidikan Indonesia,...
Pendidikan Indonesia, ke Mana?
Paradoks Pendidikan:...
Paradoks Pendidikan: Melahirkan Cendekia, Menumbuhkan Koruptor
Pope Francis dan Dialog...
Pope Francis dan Dialog Antaragama untuk Perdamaian
Mitigasi Daerah dalam...
Mitigasi Daerah dalam Efisiensi APBN
Memotret Kebijakan Palestina...
Memotret Kebijakan Palestina dan Urgensi Harmoni Sosial dalam Perspektif Global
Idulfitri dan Nyepi...
Idulfitri dan Nyepi sebagai Momentum Energi Cinta dan Perdamaian Umat
Berhasil Kurangi Sampah...
Berhasil Kurangi Sampah 100 Kg per Hari, DLH Kota Tangsel Bakal Optimalkan TPS 3R
Wagub Jakarta Rano Karno...
Wagub Jakarta Rano Karno Resmikan TPS 3R di 4 Lokasi
Ditemani Tiga Menteri,...
Ditemani Tiga Menteri, Gubernur Pramono Tinjau Pengolahan Sampah Bantargebang
Rekomendasi
Kisah Sukses Warren...
Kisah Sukses Warren Buffett Investasi Saham Coca-Cola, dari Uang Saku ke Miliaran Dolar
Tarif Trump Mulai Menggigit...
Tarif Trump Mulai Menggigit Konsumen AS, Mobil Ford dan Boneka Barbie Bakal Naik Harga
Detik-detik Truk Senggol...
Detik-detik Truk Senggol Kopada hingga Terguling di Jalur Purworejo-Magelang, 11 Orang Tewas
Berita Terkini
Amien Rais Sebut Letjen...
Amien Rais Sebut Letjen Kunto Sangat Layak Dijadikan Capres 2029
Kubu Jokowi Ingin Mediasi...
Kubu Jokowi Ingin Mediasi Diputuskan Deadlock, Desak Penggugat Buktikan Tuduhan Ijazah Palsu
Gus Imin Ajak Kepala...
Gus Imin Ajak Kepala Daerah PKB Berinovasi dan Ciptakan Terobosan
TNI Sebar Intel Gali...
TNI Sebar Intel Gali Informasi Preman Berkedok Ormas
Sederet Dugaan Pelanggaran...
Sederet Dugaan Pelanggaran Hukum dan HAM Kasus Mantan Pemain Sirkus OCI Temuan Kementerian HAM
Prabowo Puji Bill Gates:...
Prabowo Puji Bill Gates: Lebih Pancasila dari Kita
Infografis
4 Kerugian yang Terjadi...
4 Kerugian yang Terjadi Jika BTN Berganti Nama Menjadi BPR
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved