Dubes RI untuk RRT Ungkap Hubungan Terkini Indonesia-Tiongkok
loading...
A
A
A
JAKARTA - KBRI Beijing menggelar media gathering bertema 'Updates from Indonesia' bersama media lokal Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Kegiatan ini menginformasikan berbagai perkembangan di Tanah Air, termasuk isu-isu strategis yang telah berkembang antara Indonesia dan RRT. Salah satunya terkait Presidensi G20 Indonesia 2022 yang dimulai tepat pada hari ini.
Dubes RI untuk RRT, Djauhari Oratmangun mengapresiasi seluruh media lokal RRT yang telah memfasilitasi promosi Indonesia di Tiongkok. Dalam acara itu, Djauhari memaparkan performa nilai perdagangan Indonesia-RRT yang fantastis mencapai USD85,3 milir per periode Januari-September 2021. Nilai ekspor Indonesia ke RRT tahun ini terbilang tinggi di angka USD42,8 miliar dengan pertumbuhan 59,7% dibandingkan 2020. Sementara total nilai impor Indonesia dari RRT di angka USD42,5 miliar juga naik 46,5% dibanding tahun lalu.
"Indonesia dan RRT perlu meningkatkan potensi kerja sama ekonomi digital karena Indonesia menargetkan 12% keseluruhan PDB dari sektor tersebut," kata Djauhari dalam keterangan tertulisnya dikutip, Kamis (2/12/2021).
Baca juga: UMKM RI Makin Mudah Masuk Pasar Tiongkok
Isu lain yang disampaikan Djauhari juga terkait sinergi Belt and Road Initiative dan Global Maritime Fulcrum pada 4 koridor ekonomi. Salah satunya pada finalisasi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung di akhir 2022.
Djauhari turut sampaikan perkembangan program vaksinasi yang telah mencapai tingkat 70% dari jumlah penduduk. Selain itu, guna mengakselerasi program vaksinasi, BPOM telah menerbitkan Emergency Use Authorization untuk 11 tipe vaksin yaitu CoronaVac (Sinovac), Bio Farma COVID-19, AstraZeneca, Sinopharm, Bio Farma-Moderna, Comirnaty (Pfizer-BioNTech), Sputnik-V, Janssen COVID-19, Convidecia, Zifivax, dan COVOVAX COVID-19 dari Serum Institute of India Pvt Ltd, India.
"Indonesia sendiri telah mengembangkan vaksin Merah Putih menggunakan teknologi vaksin inaktivasi untuk memenuhi kebutuhan domestik," katanya.
Sektor pendidikan juga berperan penting dalam penguatan people-to-people antara Indonesia dan RRT. Per 2020 terdaftar 15.670 mahasiswa melaksanakan studi di RRT. Namun banyak dari mereka terpaksa kembali ke Indonesia karena pandemi dan terpaksa melaksanakan studi secara online.
Baca juga: 7.909 WNA Dari 123 Negara Ada di Jatim, Tiongkok Mendominasi
"Kami berharap insan media bahwasanya hal ini dapat diangkat sebagai isu penting agar mahasiswa Indonesia dapat segera melanjutkan kembali studinya di RRT secara offline," katanya.
Djauhari juga mempromosikan pembukaan Bali untuk wisatawan mancanegara dengan aturan kesehatan yang telah berlaku sejak 14 Oktober 2021 sesuai prinsip Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE). Harapannya, dengan membuka Bali bagi 19 negara, termasuk RRT melalui penerbangan internasional ke Bali dan Riau, dapat menggairahkan kembali sektor ekonomi pariwisata.
Dalam konteks hubungan ASEAN-China, Djauhari menyampaikan ASEAN telah mencapai konsensus untuk meningkatkan hubungan dengan RRT ke tingkat Comprehensive Strategic Partnership dalam dokumen ASEAN-China Strategic Partnership Vision 2030 guna mendukung implementasi Rencana Aksi ASEAN-China Strategic Partnership for Peace and Prosperity (2021-2025). Harapannya, peningkatan hubungan ini dapat meningkatkan kepercayaan strategis dalam upaya kerja sama yang saling menguntungkan demi stabilitas di kawasan.
Dubes RI untuk RRT, Djauhari Oratmangun mengapresiasi seluruh media lokal RRT yang telah memfasilitasi promosi Indonesia di Tiongkok. Dalam acara itu, Djauhari memaparkan performa nilai perdagangan Indonesia-RRT yang fantastis mencapai USD85,3 milir per periode Januari-September 2021. Nilai ekspor Indonesia ke RRT tahun ini terbilang tinggi di angka USD42,8 miliar dengan pertumbuhan 59,7% dibandingkan 2020. Sementara total nilai impor Indonesia dari RRT di angka USD42,5 miliar juga naik 46,5% dibanding tahun lalu.
"Indonesia dan RRT perlu meningkatkan potensi kerja sama ekonomi digital karena Indonesia menargetkan 12% keseluruhan PDB dari sektor tersebut," kata Djauhari dalam keterangan tertulisnya dikutip, Kamis (2/12/2021).
Baca juga: UMKM RI Makin Mudah Masuk Pasar Tiongkok
Isu lain yang disampaikan Djauhari juga terkait sinergi Belt and Road Initiative dan Global Maritime Fulcrum pada 4 koridor ekonomi. Salah satunya pada finalisasi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung di akhir 2022.
Djauhari turut sampaikan perkembangan program vaksinasi yang telah mencapai tingkat 70% dari jumlah penduduk. Selain itu, guna mengakselerasi program vaksinasi, BPOM telah menerbitkan Emergency Use Authorization untuk 11 tipe vaksin yaitu CoronaVac (Sinovac), Bio Farma COVID-19, AstraZeneca, Sinopharm, Bio Farma-Moderna, Comirnaty (Pfizer-BioNTech), Sputnik-V, Janssen COVID-19, Convidecia, Zifivax, dan COVOVAX COVID-19 dari Serum Institute of India Pvt Ltd, India.
"Indonesia sendiri telah mengembangkan vaksin Merah Putih menggunakan teknologi vaksin inaktivasi untuk memenuhi kebutuhan domestik," katanya.
Sektor pendidikan juga berperan penting dalam penguatan people-to-people antara Indonesia dan RRT. Per 2020 terdaftar 15.670 mahasiswa melaksanakan studi di RRT. Namun banyak dari mereka terpaksa kembali ke Indonesia karena pandemi dan terpaksa melaksanakan studi secara online.
Baca juga: 7.909 WNA Dari 123 Negara Ada di Jatim, Tiongkok Mendominasi
"Kami berharap insan media bahwasanya hal ini dapat diangkat sebagai isu penting agar mahasiswa Indonesia dapat segera melanjutkan kembali studinya di RRT secara offline," katanya.
Djauhari juga mempromosikan pembukaan Bali untuk wisatawan mancanegara dengan aturan kesehatan yang telah berlaku sejak 14 Oktober 2021 sesuai prinsip Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE). Harapannya, dengan membuka Bali bagi 19 negara, termasuk RRT melalui penerbangan internasional ke Bali dan Riau, dapat menggairahkan kembali sektor ekonomi pariwisata.
Dalam konteks hubungan ASEAN-China, Djauhari menyampaikan ASEAN telah mencapai konsensus untuk meningkatkan hubungan dengan RRT ke tingkat Comprehensive Strategic Partnership dalam dokumen ASEAN-China Strategic Partnership Vision 2030 guna mendukung implementasi Rencana Aksi ASEAN-China Strategic Partnership for Peace and Prosperity (2021-2025). Harapannya, peningkatan hubungan ini dapat meningkatkan kepercayaan strategis dalam upaya kerja sama yang saling menguntungkan demi stabilitas di kawasan.