BPIP Lebarkan Sayap Jejaring Panca Mandala di Bumi Rafflesia
loading...
A
A
A
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) melebarkan sayap Jejaring Panca Mandala (JPM) di Provinsi Bengkulu. Pembinaan Ideologi Pancasila (PIP) niscaya bakal optimal mengacu naiknya Indeks Pembangunan Kebudayaan di Bumi Rafflesia.
Kepala BPIP Yudian Wahyudi menjelaskan Panca Mandala Fatmawati adalah bagian dari ikhtiarnya untuk melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam pengendalian PIP secara sinergis, efektif, efisien dan berdampak luas.
"Panca melambangkan kelima sila. Mandala menyiratkan makna keutuhan yang menyambungkan the finite (jasadiah) dengan the infinite (ruhaniah). Gambaran ini sesuai dengan kompleksitas persoalan kebangsaan kekinian," kata Yudian, dalam deklarasi JPM di Ruang Pola Gedung Pemerintah Provinsi Bengkulu, Selasa (16/11).
Mantan Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini mengapresiasi Bengkulu yang meraih ranking ke-4 Nasional dalam Indeks Pembangunan Kebudayaan. Catatan apik itu menunjukkan keberpihakan pemerintah terhadap pembangunan Sumber Daya Manusia dengan menjaga budaya dan nilai-nilai luhur yang telah disepakati para nenek moyang bangsa Indonesia.
"BPIP melalui Deputi Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan mengajak Pemprov Bengkulu berperan aktif dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila dengan membangun pola kerja kolaboratif antara pemerintah dan masyarakat melalui JPM," ucap Yudian.
Ia juga menyinggung keberhasilan Pemprov Bengkulu yang mampu menjadi runner up Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) pada evaluasi yang dilaksanakan oleh Kementerian PPN/Bappenas.
Di tempat yang sama, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menilai JPM Fatmawati menjadi media penghubung lima komponen masyarakat, untuk membumikan dan mengaktualisasikan Pancasila.
"Tentu diharapkan generasi milenial mampu memahami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila pada kehidupannya sehari-hari," ucap Rohidin.
Dia mengingatkan, Bengkulu telah melahirkan karya monumental di Tanah Air. "Karya dari Ibu Fatmawati adalah merah putih, yang memiliki spirit luar biasa antara kesucian hati dan keberanian tanpa batas," kata Rohidin.
Sebelum deklarasi dan penandatanganan nota kesepahaman JPM, digelar Forum Diskusi Terpumpun antara jajaran BPIP dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) dan tokoh masyarakat Bengkulu. Hadir pula Anggota DPR Dapil Bengkulu Hamka Sabri, Direktur Bina Ideologi, Karakter dan Wawasan Kebangsaan Kemendagri Khairil Anwar, unsur pemerintah daerah dan institusi hukum.
Kepala BPIP Yudian Wahyudi menjelaskan Panca Mandala Fatmawati adalah bagian dari ikhtiarnya untuk melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam pengendalian PIP secara sinergis, efektif, efisien dan berdampak luas.
"Panca melambangkan kelima sila. Mandala menyiratkan makna keutuhan yang menyambungkan the finite (jasadiah) dengan the infinite (ruhaniah). Gambaran ini sesuai dengan kompleksitas persoalan kebangsaan kekinian," kata Yudian, dalam deklarasi JPM di Ruang Pola Gedung Pemerintah Provinsi Bengkulu, Selasa (16/11).
Mantan Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini mengapresiasi Bengkulu yang meraih ranking ke-4 Nasional dalam Indeks Pembangunan Kebudayaan. Catatan apik itu menunjukkan keberpihakan pemerintah terhadap pembangunan Sumber Daya Manusia dengan menjaga budaya dan nilai-nilai luhur yang telah disepakati para nenek moyang bangsa Indonesia.
"BPIP melalui Deputi Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan mengajak Pemprov Bengkulu berperan aktif dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila dengan membangun pola kerja kolaboratif antara pemerintah dan masyarakat melalui JPM," ucap Yudian.
Ia juga menyinggung keberhasilan Pemprov Bengkulu yang mampu menjadi runner up Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) pada evaluasi yang dilaksanakan oleh Kementerian PPN/Bappenas.
Di tempat yang sama, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menilai JPM Fatmawati menjadi media penghubung lima komponen masyarakat, untuk membumikan dan mengaktualisasikan Pancasila.
"Tentu diharapkan generasi milenial mampu memahami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila pada kehidupannya sehari-hari," ucap Rohidin.
Dia mengingatkan, Bengkulu telah melahirkan karya monumental di Tanah Air. "Karya dari Ibu Fatmawati adalah merah putih, yang memiliki spirit luar biasa antara kesucian hati dan keberanian tanpa batas," kata Rohidin.
Sebelum deklarasi dan penandatanganan nota kesepahaman JPM, digelar Forum Diskusi Terpumpun antara jajaran BPIP dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) dan tokoh masyarakat Bengkulu. Hadir pula Anggota DPR Dapil Bengkulu Hamka Sabri, Direktur Bina Ideologi, Karakter dan Wawasan Kebangsaan Kemendagri Khairil Anwar, unsur pemerintah daerah dan institusi hukum.
(atk)