Mengoptimalkan Peran Santri dalam Pengembangan Sektor Perumahan

Jum'at, 05 Juni 2020 - 07:05 WIB
loading...
Mengoptimalkan Peran Santri dalam Pengembangan Sektor Perumahan
Chief Economist Bank BTN, Winang Budoyo. Foto/KORAN SINDO
A A A
Winang Budoyo
Chief Economist Bank BTN

PANDEMI Covid-19 telah menjadi ancaman serius bagi perekonomian global karena wabah yang awalnya merupakan masalah kesehatan, karena persebarannya yang cepat ke seluruh dunia hingga berakibat pada dikeluarkannya kebijakan lockdown di beberapa negara, berubah menjadi masalah ekonomi akibat terganggunya permintaan dan rantai pasok berbagai produk.Bagi Indonesia, sejak diumumkan kasus Covid-19 pertama pada 2 Maret 2020 hingga hari ini telah banyak dampak ekonomi yang dirasakan, khususnya di sektor UMKM. Sektor UMKM yang menjadi salah satu tulang punggung perekonomian nasional dan berbasis ekonomi riil yang pada krisis keuangan 1998 serta 2008 tidak terlalu terkena dampak signifikan, menjadi salah satu sektor yang paling terpukul karena adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan pemerintah pada 16 Maret 2020 hingga hari ini.Berbagai negara mengeluarkan kebijakan stimulus untuk menjaga ekonomi negaranya agar tidak jatuh terlalu dalam dengan besaran yang bervariasi. Indonesia pun telah mengeluarkan berbagai kebijakan stimulus yang disesuaikan dengan perkembangan dampak persebaran wabah hingga yang terakhir mengeluarkan Peraturan Pemerintah No 23/2020 tentang Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Stimulus tersebut akan digunakan untuk bantuan bagi rumah tangga ekonomi rentan, subsidi bunga, insentif pajak, dukungan kredit bagi UMKM, suntikan modal bagi BUMN, dan lainnya.Ada banyak pihak yang diharapkan dapat berperan dalam turut menggerakkan ekonomi nasional dengan kebijakan stimulus tersebut. Para santri adalah salah satu harapan bagaimana dapat turut berperan serta dalam menggerakkan ekonomi nasional.Potensi Santri sebagai Penggerak Ekonomi
Berbagai upaya dan pendekatan perlu dilakukan dalam program pemulihan ekonomi nasional dengan berkolaborasi melibatkan multi-stakeholder agar pemulihan ekonomi bisa semakin cepat dan dirasakan manfaatnya secara luas. Jika selama ini program-program pemerintah di bidang ekonomi telah melibatkan aparatur pemerintah, BUMN, UMKM, ataupun swasta, maka untuk memperluas cakupan manfaat program perlu dipertimbangkan untuk melibatkan santri secara lebih intensif melalui program yang lebih riil dan dirasakan manfaatnya bagi santri dan masyarakat luas.Santri merupakan salah satu komunitas di Indonesia yang berjumlah besar, tersebar di berbagai wilayah khususnya daerah-daerah perdesaan, dan memiliki kultur yang unik karena memiliki semangat untuk berkontribusi kepada masyarakat di bawah bimbingan guru atau kiai. Keterikatan santri dengan guru atau kiainya merupakan hubungan yang sangat erat disertai kepatuhan yang tinggi dan berlangsung seumur hidup. Selama masa pendidikan formal maupun nonformal, santri dibekali berbagai macam pengetahuan, baik di bidang agama maupun pengetahuan secara umum yang diharapkan termasuk di dalamnya bekal pengetahuan tentang ekonomi dan kewirausahaan.Berdasarkan catatan Kementerian Agama pada Februari 2020 terdapat 5 juta santri yang belajar dan bermukim di 28.194 pesantren. Jika ditotalkan dengan santri yang bolak-balik rumah ke pondok pesantren dan sebaliknya serta taman-taman pendidikan Alquran dan madrasah, maka jumlah santri kurang lebih 18 juta yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Jumlah ini belum lagi ditambah dengan santri-santri yang sudah lulus dan telah berkontribusi di tengah-tengah masyarakat dengan berbagai profesi.Sektor perumahan merupakan sektor yang pengembangannya masih terbatas di Indonesia sehingga memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Kontribusi sektor perumahan terhadap PDB nasional baru sebesar 2,78%, yang memberikan gambaran bahwa masih banyak ruang bisnis di sektor perumahan yang bisa dikembangkan. Selain itu, kontribusi yang kecil tersebut juga sejalan dengan masih sangat tingginya angka backlog perumahan di Indonesia, yaitu backlog kepemilikan rumah sebesar 11,4 juta orang dan backlog keterhuniaan sebesar 7,6 juta orang sehingga peluang pasar sektor perumahan masih sangat besar.Sebagaimana diketahui bahwa sektor perumahan memiliki dampak pada 174 subsektor lain (Tabel I/O BPS, 2010) sehingga setiap upaya pengembangan kawasan untuk perumahan akan berdampak pada banyak sektor ekonomi lainnya. Dampak ekonomi tersebut bahkan sudah bisa terlihat ketika masih proses pembangunan di mana akan menghidupkan perdagangan khususnya bahan bangunan mengingat mayoritas bahan bangunan merupakan produksi dalam negeri.Oleh karena itu, jika Covid-19 disebutkan memiliki dampak terhadap penurunan ekonomi suatu negara karena menyebabkan gangguan rantai pasok sehingga menghambat produksi, maka pengembangan sektor perumahan adalah alternatif yang sangat baik untuk menumbuhkan ekonomi.Belum lagi dengan pengembangan sektor perumahan, penggunaan pekerja akan mengurangi pengangguran sebagai bentuk program padat karya sekaligus sebagai sumber pemasukan masyarakat. Pekerja yang bekerja membangun rumah pun butuh akan konsumsi sehingga juga akan menghidupkan pedagang makanan dan kebutuhan pokok lainnya di sekitar wilayah yang dikembangkan. Dampak ekonomi tersebut akan semakin besar dan berkelanjutan ketika kawasan perumahan tersebut telah dihuni karena masyarakat yang tinggal di perumahan tersebut pasti membutuhkan dukungan sektor ekonomi lain untuk memenuhi kebutuhan.Berpijak pada dua potensi yang telah dipaparkan di atas, santri dan perumahan jika dikolaborasikan secara terarah dengan konsep yang jelas dan terukur serta dikelola oleh lembaga yang memiliki kompetensi, maka bisa menjadi potensi ekonomi yang besar sekaligus alat distribusi ekonomi ke banyak wilayah Indonesia. Apalagi jika santri-santri yang telah memiliki sikap mental yang baik untuk berkontribusi juga dibekali materi-materi secara komprehensif yang membuka wawasan sekaligus memberi semangat berbisnis.Materi tentang bagaimana kewirausahaan, baik secara umum maupun dalam perspektif Islam dan materi-materi tentang dinamika industri perumahan di Indonesia jika diberikan kepada para santri, maka akan menggugah jiwa kewirausahaan sekaligus memperluas cakrawala berpikir para santri bahwa berwirausaha yang bisa dilakukan oleh para santri tidak harus selalu dengan memproduksi makanan, berdagang atau menjual jasa, bisa juga dengan menjadi pengembang perumahan dengan berbagai keuntungan yang ditawarkan melalui alternatif ini.Upaya untuk membuka perspektif dan wawasan untuk berbisnis di bidang perumahan telah dilaksanakan melalui program nyata inisiasi antara Bank BTN sebagai bank fokus perumahan bekerja sama dengan NU Circle sebagai wadah perkumpulan profesional Nahdliyin di mana banyak santri dan mantan santri yang terlibat serta Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) sebagai perkumpulan profesional ekonom Islam dalam bentuk pelatihan secara online kepada 1.637 santri alumni pondok pesantren pada 11-16 Mei 2020 yang bertajuk BTN Santri Developer.Santri-santri yang telah memperoleh materi tentang bagaimana menjadi developer diharapkan nantinya bisa berkontribusi bagi masyarakat dalam penyediaan kawasan permukiman terutama di desa-desa yang dibangun atas azas saling memberi manfaat hingga akhirnya kawasan tersebut bisa hidup dan menjadi sumber penghidupan bagi daerah sekitarnya.Dengan adanya dukungan pemerintah, program dengan pola seperti ini akan semakin besar dampaknya bagi perekonomian karena semakin banyaknya duplikasi pola ini, diharapkan ekonomi di suatu kawasan juga akan tumbuh hingga akhirnya menciptakan kesejahteraan bagi banyak orang. Sehingga akan sejalan dengan hadis Nabi Muhammad SAW "Sebaik-baik kamu, adalah orang yang paling bermanfaat bagi sesamanya."
(kri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1479 seconds (0.1#10.140)