PSBB Tak Dicabut, Indonesia Mulai Hidup New Normal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa pemerintah tidak mencabut kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kata Airlangga, kebijakan itu bakal terus berlaku jika status pandemi Covid-19 tidak dicabut oleh WHO.
Maka itu, kata Airlangga, Indonesia bakal melakukan adaptasi yang disebut dengan protokol kenormalan baru atau new normal . Hal tersebut dikatakan Airlangga saat menggelar halal bihalal virtual bersama pemimpin redaksi media massa dalam rangka hari raya Idul Fitri 1441 Hijriah, Rabu (3/6/2020).
"Ini merupakan langkah strategis yang merupakan rekomendasi WHO, dan sudah diberlakukan di beberapa negara. Tujuannya adalah untuk meneruskan keberlanjutan pembangunan, terutama di bidang sosial ekonomi, yang berjalan dengan protokol yang sudah disiapkan," ujar Airlangga yang mengawali silturahmi dengan mengucapkan 'Selamat Lebaran'.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini membeberkan, di beberapa kawasan industri sendiri misalnya di Jababeka dan Cikarang, tergolong aman dari pandemi Covid-19. Kegiatan industri di daerah itu dengan protokol kesehatan ketat memungkinkan untuk dilakukan. ( ).
"Sektor-sektor industri tersebut perlu dipertimbangkan untuk beroperasi kembali, tentunya harus dilakukan dengan protokol kesehatan."
Kebijakan new normal untuk me-restart kegiatan sosial ekonomi di tengah semakin maraknya pemutusan hubungan kerja. Apalagi, juga disusul dengan demand shock yang berakibat pada supply shock .
Airlangga berpendapat, Indonesia tidak ingin seperti di Amerika Serikat. Sebab, di Amerika Serikat banyak paket bantuan dan kebijakan diberikan oleh negara kepada sektor bisnis dan masyarakat, tetapi kebijakan itu justru sulit diterima oleh sektor ekonominya. Dia melanjutkan, sektor bisnis di Amerika Serikat lebih memilih untuk melakukan PHK dibandingkan mengambil paket bantuan yang disiapkan oleh pemerintahnya.
Lihat Juga: Keturunan Ki Ageng Gribig, Airlangga Ajak Masyarakat Doakan Indonesia Dijauhkan dari Ancaman dan Mara Bahaya
Maka itu, kata Airlangga, Indonesia bakal melakukan adaptasi yang disebut dengan protokol kenormalan baru atau new normal . Hal tersebut dikatakan Airlangga saat menggelar halal bihalal virtual bersama pemimpin redaksi media massa dalam rangka hari raya Idul Fitri 1441 Hijriah, Rabu (3/6/2020).
"Ini merupakan langkah strategis yang merupakan rekomendasi WHO, dan sudah diberlakukan di beberapa negara. Tujuannya adalah untuk meneruskan keberlanjutan pembangunan, terutama di bidang sosial ekonomi, yang berjalan dengan protokol yang sudah disiapkan," ujar Airlangga yang mengawali silturahmi dengan mengucapkan 'Selamat Lebaran'.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini membeberkan, di beberapa kawasan industri sendiri misalnya di Jababeka dan Cikarang, tergolong aman dari pandemi Covid-19. Kegiatan industri di daerah itu dengan protokol kesehatan ketat memungkinkan untuk dilakukan. ( ).
"Sektor-sektor industri tersebut perlu dipertimbangkan untuk beroperasi kembali, tentunya harus dilakukan dengan protokol kesehatan."
Kebijakan new normal untuk me-restart kegiatan sosial ekonomi di tengah semakin maraknya pemutusan hubungan kerja. Apalagi, juga disusul dengan demand shock yang berakibat pada supply shock .
Airlangga berpendapat, Indonesia tidak ingin seperti di Amerika Serikat. Sebab, di Amerika Serikat banyak paket bantuan dan kebijakan diberikan oleh negara kepada sektor bisnis dan masyarakat, tetapi kebijakan itu justru sulit diterima oleh sektor ekonominya. Dia melanjutkan, sektor bisnis di Amerika Serikat lebih memilih untuk melakukan PHK dibandingkan mengambil paket bantuan yang disiapkan oleh pemerintahnya.
Lihat Juga: Keturunan Ki Ageng Gribig, Airlangga Ajak Masyarakat Doakan Indonesia Dijauhkan dari Ancaman dan Mara Bahaya
(zik)