Wakili Penasihat Spiritual Raja Mataram, Menko Airlangga: Leluhur Kita Ajarkan Hidup Rukun
loading...
A
A
A
KLATEN - Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki keragaman tradisi dan budaya yang masih terus dijaga turun-temurun, salah satunya yakni Festival Yaa Qawiyyu yang digelar setiap tahun pada bulan safar. Tradisi yang juga disebut Saparan tersebut menjadi momen yang selalu dinanti-nantikan oleh warga di Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.
Tradisi tersebut merupakan puncak acara pembagian lebih dari 6 ton apem yang berasal dari sedekah masyarakat dan disebarkan selepas salat Jumat kepada lebih dari sepuluh ribu khalayak yang berdatangan dari seantero Tanah Air termasuk dari mancanegara.
Dalam prosesi Saparan Apem Yaa Qawiyyu pada Jumat (23/8/2023), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, tradisi pembagian apem adalah simbol dari kekuatan spiritual dan kedermawanan.
”Tradisi pembagian apem sambil melafalkan wirid Yaa Qawiyyu merupakan simbol dari kekuatan spiritual dan kedermawanan yang harus terus kita lestarikan. Yaa Qawiyyu mengajarkan kita akan pentingnya kekuatan doa dan ikhtiar dalam menghadapi berbagai tantangan hidup,” tuturnya.
Tradisi penyebaran penganan yang terbuat dari tepung beras tersebut bermula dari Kyahi Ageng Gribig dan menjadi metode yang praktis dalam menyiarkan Islam di tanah Jawa.
Bernama asli Syekh Wasibagno Timur, Kyahi Ageng Gribig merupakan ulama besar yang gigih menyiarkan ajaran Islam di tanah Jawa dan dikenal masih keturunan dari Raja Majapahit, Brawijaya V. Semasa hidupnya, Kyahi Ageng Gribig merupakan seorang alim ulama yang terkenal dermawan dan tak pernah pelit untuk membagikan ilmu serta hartanya.
"Saat hidup, beliau menjadi amir tanah perdikan di Jatinom. Beliau merupakan penasihat spiritual Raja Mataram Sultan Agung Adi Prabu Anyakrakusuma," ujar Menko Airlangga yang juga merupakan keturunan dari Kyahi Ageng Gribig.
Event budaya tahunan ini tidak hanya memperkenalkan keunikan kue apem yang menjadi simbol utama dalam kegiatan ini, tapi juga sekaligus mampu mendatangkan manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat dan daerah setempat, serta memberikan dampak positif bagi pariwisata di daerah Klaten dan sekitarnya.
Melalui kesempatan tersebut, Menko Airlangga sangat mengapresiasi masyarakat Kabupaten Klaten yang hingga saat ini turut berkontribusi dalam melanjutkan tradisi dan mempromosikankekayaan budaya Indonesia. Tradisi ini juga menunjukkan sinergi yang kuat antara pelestarian budaya dan upaya untuk mengembangkan perekonomian masyarakat.
“Acara ini hendaknya dimaknai sebagai momen untuk muhasabah secara spiritual dan kultural. Menjadi pengingat akan warisan nilai-nilai yang diajarkan oleh Kyahi Ageng Gribig yang dalam dakwahnya selalu konsisten dengan kelembutan, kebijaksanaan, dan ketegasan yang menyentuh hati. Tradisi ini juga mengajarkan kita untuk senantiasa rukun, tidak saling berebut, dan bisa hidup berdampingan secara damai dengan sesama,” ujar Menko Airlangga.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut, yaitu Anggota DPR RI yakni Singgih Januratmoko dan Rafindra Airlangga, Wakil Menteri Desa PDTT Paiman Raharjo, Permaisuri Raja Keraton Surakarta Hadiningrat Gusti Kanjeng Ratu Pakoe Buwono, Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto, Bupati Klaten Sri Mulyani, Kapolres Klaten AKBP Warsono, Wakil Bupati Klaten Yoga Hardaya, Ketua DPRD Klaten Hamenang Wajar Ismoyo,serta sejumlah unsur Forkopimda Kabupaten Klaten.
Lihat Juga: Pemprov Jateng Berhasil Borong 3 Penghargaan Pengelolaan Keuangan Daerah dari Kemendagri
Tradisi tersebut merupakan puncak acara pembagian lebih dari 6 ton apem yang berasal dari sedekah masyarakat dan disebarkan selepas salat Jumat kepada lebih dari sepuluh ribu khalayak yang berdatangan dari seantero Tanah Air termasuk dari mancanegara.
Dalam prosesi Saparan Apem Yaa Qawiyyu pada Jumat (23/8/2023), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, tradisi pembagian apem adalah simbol dari kekuatan spiritual dan kedermawanan.
”Tradisi pembagian apem sambil melafalkan wirid Yaa Qawiyyu merupakan simbol dari kekuatan spiritual dan kedermawanan yang harus terus kita lestarikan. Yaa Qawiyyu mengajarkan kita akan pentingnya kekuatan doa dan ikhtiar dalam menghadapi berbagai tantangan hidup,” tuturnya.
Tradisi penyebaran penganan yang terbuat dari tepung beras tersebut bermula dari Kyahi Ageng Gribig dan menjadi metode yang praktis dalam menyiarkan Islam di tanah Jawa.
Bernama asli Syekh Wasibagno Timur, Kyahi Ageng Gribig merupakan ulama besar yang gigih menyiarkan ajaran Islam di tanah Jawa dan dikenal masih keturunan dari Raja Majapahit, Brawijaya V. Semasa hidupnya, Kyahi Ageng Gribig merupakan seorang alim ulama yang terkenal dermawan dan tak pernah pelit untuk membagikan ilmu serta hartanya.
"Saat hidup, beliau menjadi amir tanah perdikan di Jatinom. Beliau merupakan penasihat spiritual Raja Mataram Sultan Agung Adi Prabu Anyakrakusuma," ujar Menko Airlangga yang juga merupakan keturunan dari Kyahi Ageng Gribig.
Event budaya tahunan ini tidak hanya memperkenalkan keunikan kue apem yang menjadi simbol utama dalam kegiatan ini, tapi juga sekaligus mampu mendatangkan manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat dan daerah setempat, serta memberikan dampak positif bagi pariwisata di daerah Klaten dan sekitarnya.
Melalui kesempatan tersebut, Menko Airlangga sangat mengapresiasi masyarakat Kabupaten Klaten yang hingga saat ini turut berkontribusi dalam melanjutkan tradisi dan mempromosikankekayaan budaya Indonesia. Tradisi ini juga menunjukkan sinergi yang kuat antara pelestarian budaya dan upaya untuk mengembangkan perekonomian masyarakat.
“Acara ini hendaknya dimaknai sebagai momen untuk muhasabah secara spiritual dan kultural. Menjadi pengingat akan warisan nilai-nilai yang diajarkan oleh Kyahi Ageng Gribig yang dalam dakwahnya selalu konsisten dengan kelembutan, kebijaksanaan, dan ketegasan yang menyentuh hati. Tradisi ini juga mengajarkan kita untuk senantiasa rukun, tidak saling berebut, dan bisa hidup berdampingan secara damai dengan sesama,” ujar Menko Airlangga.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut, yaitu Anggota DPR RI yakni Singgih Januratmoko dan Rafindra Airlangga, Wakil Menteri Desa PDTT Paiman Raharjo, Permaisuri Raja Keraton Surakarta Hadiningrat Gusti Kanjeng Ratu Pakoe Buwono, Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto, Bupati Klaten Sri Mulyani, Kapolres Klaten AKBP Warsono, Wakil Bupati Klaten Yoga Hardaya, Ketua DPRD Klaten Hamenang Wajar Ismoyo,serta sejumlah unsur Forkopimda Kabupaten Klaten.
Lihat Juga: Pemprov Jateng Berhasil Borong 3 Penghargaan Pengelolaan Keuangan Daerah dari Kemendagri
(skr)