Habib Husein Jafar: Penyebab Islamophobia adalah Radikal dan Terorisme
loading...
A
A
A
Pria yang menjabat sebagai Direktur Akademi Kebudayaan Islam Jakarta ini mengungkapkan, untuk menjaga rahmat dan nikmat yang diberikan Allah SWT serta untuk menjaga diri agar tidak mudah terpapar ideologi lain adalah dengan menyadari bahwa Pancasila yang kita miliki saat ini adalah sesuatu yang sudah sesuai dengan berbagai nilai yang kita yakini, yakni nilai-nilai luhur.
"Pertama kalau kita bicara nilai luhur kemanusiaan, Pancasila itu telah melindungi seluruh nilai-nilai kemanusiaan kita. Keadilan dan lain sebagainya, dilindungi olehnya. Kemudian kalau kita bicara tentang keislaman, nilai kebangsaan dalam Pancasila itu sudah sesuai dengan nilai-nilai keislaman yang ada, Pancasila itu tegak lurus dengan piagam Madinah," kata pria yang juga kerap berdakwah melalui kanal Youtube 'Jeda Nulis' ini.
Menurutnya, cara menjaga yang paling efektif agar masyarakat kita tidak mudah terpapar ideologi lain adalah stimulasi dalam berbagai hal dan oleh berbagai kalangan sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Di setiap bidang melakukan berbagai upaya yang ujung dan akarnya sama, yaitu kewaspadaan bagi NKRI karena pada dasarnya manusia itu diciptakan dengan ruh Allah SWT yang penuh cinta yang tidak suka kepada makar, radikalisme atau pun terorisme.
"Oleh karena itu tugas para tokoh agama dan tokoh masyarakat adalah memaparkan balik atau membentengi mereka sebelum terpapar paham radikal dengan nilai-nilai Islam yang sebenarnya. Dan sebetulnya ini mudah karena manusia pada dasarnya moderat. Islam itu agama yang moderat, sehingga kita tinggal mengembalikan mereka ke fitrahnya," katanya.
Aktivis di Gerakan Islam Cinta ini memandang perlunya militansi para tokoh agama dan masyarakat untuk secara intensif menyebarkan dan mangajarkan nilai-nilai agama yang moderat dan nilai kebangsaan sesuai kemampuan dan kapasitasnya masing-masing, baik melalui media sosial, ceramah-ceramah, dan buku-buku yang mereka tulis. Tidak hanya itu, Habib Jafar juga menyinggung peran pemerintah dalam hal ini.
"Ada dua prinsip yang harus dilakukan pemerintah, yang pertama kerja sama antara masyarakat dalam fungsinya secara preventif dan pemerintah yang bertugas menindak tegas sesuai hukum yang ada. Kerja sama ini yang harus dilakukan bersama masyarakat di hulu sedangkan pemerintah di hilirnya," ujarnya.
Terakhir, pemerintah juga harus men-support civil society dalam hal apa saja yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk bekerja mengatasi radikal dan terorisme di hulu.
"Pemerintah dan civil society mencari format baru dan kekinian bagaimana menginternalisasi nilai-nilai Pancasila kepada para pemuda, sehingga ketika ada virus-virus radikal terorisme mereka sudah imun, karena mereka sudah ditatar terlebih dahulu dengan ideologi Pancasila," katanya.
"Pertama kalau kita bicara nilai luhur kemanusiaan, Pancasila itu telah melindungi seluruh nilai-nilai kemanusiaan kita. Keadilan dan lain sebagainya, dilindungi olehnya. Kemudian kalau kita bicara tentang keislaman, nilai kebangsaan dalam Pancasila itu sudah sesuai dengan nilai-nilai keislaman yang ada, Pancasila itu tegak lurus dengan piagam Madinah," kata pria yang juga kerap berdakwah melalui kanal Youtube 'Jeda Nulis' ini.
Menurutnya, cara menjaga yang paling efektif agar masyarakat kita tidak mudah terpapar ideologi lain adalah stimulasi dalam berbagai hal dan oleh berbagai kalangan sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Di setiap bidang melakukan berbagai upaya yang ujung dan akarnya sama, yaitu kewaspadaan bagi NKRI karena pada dasarnya manusia itu diciptakan dengan ruh Allah SWT yang penuh cinta yang tidak suka kepada makar, radikalisme atau pun terorisme.
"Oleh karena itu tugas para tokoh agama dan tokoh masyarakat adalah memaparkan balik atau membentengi mereka sebelum terpapar paham radikal dengan nilai-nilai Islam yang sebenarnya. Dan sebetulnya ini mudah karena manusia pada dasarnya moderat. Islam itu agama yang moderat, sehingga kita tinggal mengembalikan mereka ke fitrahnya," katanya.
Aktivis di Gerakan Islam Cinta ini memandang perlunya militansi para tokoh agama dan masyarakat untuk secara intensif menyebarkan dan mangajarkan nilai-nilai agama yang moderat dan nilai kebangsaan sesuai kemampuan dan kapasitasnya masing-masing, baik melalui media sosial, ceramah-ceramah, dan buku-buku yang mereka tulis. Tidak hanya itu, Habib Jafar juga menyinggung peran pemerintah dalam hal ini.
"Ada dua prinsip yang harus dilakukan pemerintah, yang pertama kerja sama antara masyarakat dalam fungsinya secara preventif dan pemerintah yang bertugas menindak tegas sesuai hukum yang ada. Kerja sama ini yang harus dilakukan bersama masyarakat di hulu sedangkan pemerintah di hilirnya," ujarnya.
Terakhir, pemerintah juga harus men-support civil society dalam hal apa saja yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk bekerja mengatasi radikal dan terorisme di hulu.
"Pemerintah dan civil society mencari format baru dan kekinian bagaimana menginternalisasi nilai-nilai Pancasila kepada para pemuda, sehingga ketika ada virus-virus radikal terorisme mereka sudah imun, karena mereka sudah ditatar terlebih dahulu dengan ideologi Pancasila," katanya.
(abd)