Akademisi UI Minta Masyarakat Waspadai Ajakan Berjihad ke Suriah

Jum'at, 20 Desember 2024 - 14:35 WIB
loading...
Akademisi UI Minta Masyarakat...
Ketua Program Studi Kajian Terorisme SKSG Universitas Indonesia, Muhamad Syauqillah menyerukan agar publik tidak terpancing dengan ajakan untuk hijrah atau jihad ke Suriah. FOTO/IST
A A A
JAKARTA - Tumbangnya rezim Bashar Al-Assad di Suriah , negara yang jauh letaknya dari Indonesia, ternyata menimbulkan gema yang dampaknya sampai ke Tanah Air. Pasalnya, proses perebutan kekuasaan melibatkan kelompok-kelompok teror yang mengatasnamakan agama. Ajakan dan seruan untuk berjihad meninggalkan Ibu Pertiwi dan berangkat ke Negeri Syam, mulai bermunculan di media sosial yang dihembuskan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Membahas gejolak di Suriah dan implikasinya terhadap Indonesia, Ketua Program Studi Kajian Terorisme SKSG (Sekolah Kajian Stratejik dan Global) Universitas Indonesia, Muhamad Syauqillah menyerukan agar publik tidak terpancing dengan ajakan untuk 'hijrah' atau jihad ke Suriah.

"Konteks dari jihad itu sendiri kan bermacam-macam. Hal yang diserukan di media sosial itu jihad yang seperti apa? Siapa yang kita perangi di sana, lalu apakah dengan memerangi pihak tertentu di sana, kemudian bisa kita klaim sebagai kegiatan berjihad? Menurut saya jelas tidak," kata Syauqillah di Jakarta, Jumat (20/12/2024).



Menurut Syauqillah, yang saat ini terjadi di Suriah adalah benturan dari berbagai faksi dengan kepentingannya masing-masing. Karena itu, Syauqillah ingin agar masyarakat Indonesia lebih cerdas dalam menyikapi fenomena maraknya ajakan untuk berjihad di luar negeri. Ajakan-ajakan yang menggunakan banyak jargon agama dan mampu menarik semangat orang awam untuk ikut berangkat, sebenarnya hanya merugikan mereka yang terbujuk dan telah sampai di sana.

"Masyarakat Indonesia perlu kritis, karena hal yang sama juga telah terjadi dulu ketika ISIS menyerukan banyak negara untuk bergabung dengan mereka. Banyak dari warga negara Indonesia yang terlanjur pergi kesana, selang beberapa lama kemudian terpaksa kembali karena apa yang dijumpai tidak sesuai dengan janji manis ISIS ketika mereka masih di Tanah Air," kata Syauqillah.

Keberangkatan banyak warga negara Indonesia, menurut Syauqillah, hanya akan menimbulkan masalah baru. Ujung-ujungnya, mereka yang telanjur pergi akan meminta Pemerintah Indonesia untuk dipulangkan kembali ke Tanah Air. Kejadian seperti ini yang sudah pernah terjadi justru menunjukkan betapa besar perhatian Pemerintah Indonesia terhadap rakyatnya sendiri.

Konflik di Suriah sebenarnya adalah hasil dari perpecahan berbagai faksi yang sangat beragam, dan beberapa diantaranya sama-sama menggunakan narasi keagamaan untuk menggaet simpati, baik dari dalam maupun luar negeri.

"Hal semacam ini harus dilihat dalam kacamata yang hampir sama dengan apa yang terjadi di sekitar tahun 2012, ketika kelompok-kelompok seperti ISIS mengundang orang-orang dari negara lain, termasuk Indonesia. Pada saat itu, di Indonesia begitu banyak propaganda yang memanggil warga negara Indonesia agar terlibat secara langsung," kata jebolan S-3 Universitas Marmara Turki ini.



Syauqillah mengatakan, butuh kecerdasan dari publik di Indonesia, bahwa dinamika konflik internal yang melibatkan berbagai macam kepentingan yang ada di Suriah. Jangan sampai kemudian yang orang Indonesia lalu melihat itu sebagai sebuah tantangan atau bahkan peluang untuk pergi ke sana. Jika apa yang terjadi di masa lalu telah cukup sebagai pelajaran bersama, banyak anak-anak kecil yang akhirnya elantar di negara konflik karena orang tuanya memilih ikut berjuang bersama kelompok seperti ISIS, termasuk HTS.

Syauqillah berharap agar masyarakat Indonesia tidak mudah terpancing dengan narasi khilafah dan propagandanya di media sosial, khususnya yang menyerukan untuk berangkat ke tempat-tempat konflik. Pada akhirnya, ini bukan soal yang baik melawan yang jahat, namun beradunya kepentingan berbagai faksi yang ingin menguasai Suriah dengan mobilisasi simbol-simbol keagamaan.

"Hal yang perlu dicermati dari konflik di dalam negeri Suriah sendiri itu melibatkan berbagai macam kepentingan dengan narasinya masing-masing. Sebagai warga negara Indonesia, sebaiknya kita tidak terlibat dalam dinamika internal konflik di negara lain, walaupun pihak-pihak yang berkonflik di Suriah ingin melibatkan warga negara lain seperti ISIS di masa lalu," kata Syauqillah.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Ijtihad Tepuk Nyamuk:...
Ijtihad 'Tepuk Nyamuk': Logika Radikal-Terorisme
Yusril Sebut Pemulangan...
Yusril Sebut Pemulangan Reynhard Sinaga dan Hambali bukan Prioritas Pemerintah
ICITES 2025, Pertukaran...
ICITES 2025, Pertukaran Pengetahuan soal Terorisme di Eropa, Asia, dan Afrika
Luncurkan World Terrorism...
Luncurkan World Terrorism Index, ReCURE Berharap Perkuat Pemahaman Ancaman Terorisme
Waspadai Narasi Kemenangan...
Waspadai Narasi Kemenangan Mujahid atas Runtuhnya Bashar Al-Assad
Keberhasilan HTS Kemenangan...
Keberhasilan HTS Kemenangan Seluruh Warga Suriah Bukan Kelompok Ekstrem
16 FTF Jebolan Sasana...
16 FTF Jebolan Sasana JI Gabung Kelompok HTS, Ikut Gulingkan Presiden Bashar al-Assad
Konflik Suriah Dampak...
Konflik Suriah Dampak Politik Lama Bukan Masalah Agama
Dievakuasi dari Suriah,...
Dievakuasi dari Suriah, 30 WNI Selamat Tiba di Tanah Air
Rekomendasi
Konsolidasi Kader PDIP...
Konsolidasi Kader PDIP Tangsel, Komitmen Wujudkan Tiga Pilar Partai
Wamenkop Kunjungi Ponpes...
Wamenkop Kunjungi Ponpes Buya Yahya Cirebon, Dukung Transformasi BMT Al-Bahjah
Houthi Gelar Serangan...
Houthi Gelar Serangan Ketiga di Bandara Ben Gurion Israel dalam 48 Jam
Berita Terkini
Puasa Ramadan: Menyalakan...
Puasa Ramadan: Menyalakan Kembali Obor Peradaban yang Redup
2 jam yang lalu
KNPI: Selamatkan Pertamina...
KNPI: Selamatkan Pertamina dari Cengkeraman Mafia Migas!
2 jam yang lalu
5 Pati TNI AU Memasuki...
5 Pati TNI AU Memasuki Masa Pensiun usai Mutasi TNI Maret 2025, Ini Daftar Namanya
2 jam yang lalu
Profil Laksamana TNI...
Profil Laksamana TNI (Purn) Yudo Margono, Mantan Panglima TNI yang Istrinya Seorang Polwan
8 jam yang lalu
Seret Dalang Teror Kepala...
Seret Dalang Teror Kepala Babi dan Bangkai Tikus di Kantor Tempo ke Meja Hijau!
9 jam yang lalu
Diktis Kemenag Apresiasi...
Diktis Kemenag Apresiasi UIN Jakarta Masuk QS WUR
9 jam yang lalu
Infografis
Prancis Kerahkan Pesawat...
Prancis Kerahkan Pesawat Bersenjata Nuklir ke Perbatasan Jerman
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved