Habib Husein Jafar: Penyebab Islamophobia adalah Radikal dan Terorisme

Jum'at, 15 Oktober 2021 - 22:17 WIB
loading...
Habib Husein Jafar:...
Dai milenial, Habib Husein Jafar Al Hadar. FOTO/IST
A A A
JAKARTA - Selama 2 dekade terakhir, Indonesia mendapat banyak sorotan dunia akibat isu terorisme . Ideologi makar dan anti Pancasila hingga saat ini masih berkembang bebas dan berpotensi menyerang siapa pun dan kapan pun tanpa pandang bulu.

Namun tidak mudah bagi pemerintah dan stakeholder terkait untuk mencegah dan mengatasi sebaran ideologi radikal dan terorisme tersebut. Terlebih di tengah beragamnya masyarakat kerap muncul narasi-narasi yang justru menyudutkan langkah pemerintah sebagai Islamophobia.

Dai milenial, Habib Husein Ja'far Al Hadar menanggapi narasi dari kelompok-kelompok atau oknum yang menyebut penanggulangan paham radikal terorisme yang mengatasnamakan agama oleh pemerintah dan stakeholder terkait sebagai Islamophobia. Menurutnya, stigma Islamophobia muncul akibat hal-hal sifatnya radikalisme dan terorisme itu sendiri.

Baca juga: Islamophobia Dapat Dicegah, Begini Caranya

"Jadi justru penyebab Islamophobia itu adalah radikal terorisme, kalau upaya pengentasan radikal terorisme dianggap sebagai sebab munculnya islamophobia, hal ini adalah logika yang amburadul," katanya di Jakarta, Jumat (15/10/21).

Ia memandang upaya penanggulangan terorisme yang dilakukan oleh pemerintah merupakan langkah penyelamatan untuk melindungi nilai-nilai Islam dari hal-hal yang bisa menyebabkan terkotorinya ajaran agama Islam yang mulia dan rahmatan lil alamin.

"Saat ini misalnya, Indonesia adalah kiblat bagi Islam dunia, karena Islam yang moderat. Jadi ketika Islamophobia menjadi tuduhan, justru dari sana kita semakin yakin bahwa langkah kita (dalam penanggulangan terorisme) benar. Karena kita menyelamatkan umat Islam dari orang-orang yang ingin membuat Islam sebagai sesuatu yang tunduk kepada kepentingan mereka," katanya.

Baca juga: Turki Ajak RI Kerjasama Perangi Islamophobia

Pria yang meraih gelar Magister bidang Tafsir Qur'an dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini juga menjelaskan dua alasan dasar penyebab masyarakat kerap tidak menyadari dan mudah terpancing kepada gerakan makar yang bisa memecah persatuan bangsa.

"Yang pertama, adalah kurang pahamnya orang-orang atau kelompok itu terhadap Islam yang bersumber dari kebodohan. Karena kebodohan, keawaman, ketidakpahaman itu bisa menjadi bencana besar bagi umat Islam. Mereka (kelompok atau oknum) itu memahami seolah olah agama Islam itu harus keras, jihadnya itu harus berperang dan lain sebagainya," kata pria kelahiran Bondowoso, 21 Juni 1988 silam ini.

Lalu yang kedua, menurutnya, adalah ketidakjernihan dalam hati. Akibatnya hati mereka dikotori oleh nafsu, kepentingan pragmatisme dan lain sebagainya. Bukan mereka yang menjadi hamba bagi agama Islam, tetapi agama Islam dijadikan alat untuk propaganda kepentingan mereka. Masih banyak masyarakat yang belum sadar bahwasannya lahirnya bangsa Indonesia ini merupakan nikmat dan rahmat Allah SWT yang tidak dimiliki bangsa lain.

"Kita perlu menyadari itu bahwa kita memiliki sesuatu yang sangat besar. Kita di Indonesia punya Pancasila dari awal sampai sekarang itu abadi. Di mana Pancasila itu adalah sesuatu yang merukunkan dan mempersatukan kita. Oleh karena itu Pancasila ini perlu dijaga," ujarnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1096 seconds (0.1#10.140)