Komcad Perkuat Pertahanan RI
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 3.103 orang resmi dikukuhkan menjadi anggota komponen cadangan (Komcad) . Keberadaan mereka tentu diharapkan akan mendukung kapabilitas TNI mendukung pertahanan negara.
Terlepas dari pro-kontra yang muncul, Komcad dalam berbagai bentuk niscaya dibutuhkan negara sebagai antisipasi berbagai kemungkinan, termasuk dalam masa damai. Terlebih kekuatan personel TNI sebagai komponen utama terbilang sangat kecil.
Penegasan pentingnya Komcad disampaikan Direktur Sumber Daya Pertahanan Kementerian Pertahanan (Dirsumdahan) Brigjen TNI Fahrid Amran dan pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi.
"Suatu negara itu walaupun dalam keadaan damai, mereka tetap mempersiapkan pertahanan negaranya. Malah ada yang mewajibkan warga negara ikut dalam pasukan cadangan. Karena istilahnya berbeda di tiap negara, ada yang namanya national guard, garda republik yang di Iran sama Irak itu. Ada pasukan cadangan dan sebagainya, kalau kita ya menyebutnya Komponen Cadangan," ujar Fahrid.
Dia menandaskan, Indonesia tidak boleh kalah dengan negara-negara lain yang telah lebih dulu mendirikan pasukan cadangan. Terlebih Indonesia memiliki luas wilayah teramat besar dan rakyat amat banyak jumlahnya yang harus dipertahankan.
"Sementara kekuatan TNI hanya sekitar 400.000-an orang, tentu tidak mampu menjaga kedaulatan negara yang begitu luas dari berbagai ancaman. Karena ancaman itu juga tak bisa kita katakan tidak datang. Ancaman itu sewaktu-waktu bisa muncul di depan kita,"katanya.
Fahrid mencontohkan, salah satu contohnya ketika menghadapi acaman nonmiliter, yakni pandemi Covid-19. Menurutnya, siapa yang sebelumnya memprediksi bahwa Covid-19 akan menjadi pandemi dan cukup berlangsung lama. "Kalau kita tidak siap dari sekarang, ya nanti akan tinggal nama kalau tak disiapkan," tuturnya.
Fahrid menuturkan, pembentukan Komcad adalah amanah yang termaktub dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dan ditegaskan dengan dengan munculnya UU Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Selanjutnya, dalam menjalankan persiapan pertahanan negara, diperlukan kerja keras. Jika pertahanan negara tak disiapkan secara matang, maka hal itu hanya kata-kata kosong belaka.
Terlepas dari pro-kontra yang muncul, Komcad dalam berbagai bentuk niscaya dibutuhkan negara sebagai antisipasi berbagai kemungkinan, termasuk dalam masa damai. Terlebih kekuatan personel TNI sebagai komponen utama terbilang sangat kecil.
Penegasan pentingnya Komcad disampaikan Direktur Sumber Daya Pertahanan Kementerian Pertahanan (Dirsumdahan) Brigjen TNI Fahrid Amran dan pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi.
"Suatu negara itu walaupun dalam keadaan damai, mereka tetap mempersiapkan pertahanan negaranya. Malah ada yang mewajibkan warga negara ikut dalam pasukan cadangan. Karena istilahnya berbeda di tiap negara, ada yang namanya national guard, garda republik yang di Iran sama Irak itu. Ada pasukan cadangan dan sebagainya, kalau kita ya menyebutnya Komponen Cadangan," ujar Fahrid.
Dia menandaskan, Indonesia tidak boleh kalah dengan negara-negara lain yang telah lebih dulu mendirikan pasukan cadangan. Terlebih Indonesia memiliki luas wilayah teramat besar dan rakyat amat banyak jumlahnya yang harus dipertahankan.
"Sementara kekuatan TNI hanya sekitar 400.000-an orang, tentu tidak mampu menjaga kedaulatan negara yang begitu luas dari berbagai ancaman. Karena ancaman itu juga tak bisa kita katakan tidak datang. Ancaman itu sewaktu-waktu bisa muncul di depan kita,"katanya.
Fahrid mencontohkan, salah satu contohnya ketika menghadapi acaman nonmiliter, yakni pandemi Covid-19. Menurutnya, siapa yang sebelumnya memprediksi bahwa Covid-19 akan menjadi pandemi dan cukup berlangsung lama. "Kalau kita tidak siap dari sekarang, ya nanti akan tinggal nama kalau tak disiapkan," tuturnya.
Fahrid menuturkan, pembentukan Komcad adalah amanah yang termaktub dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dan ditegaskan dengan dengan munculnya UU Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Selanjutnya, dalam menjalankan persiapan pertahanan negara, diperlukan kerja keras. Jika pertahanan negara tak disiapkan secara matang, maka hal itu hanya kata-kata kosong belaka.