Billy Mambrasar Ungkap Aksi Spontan Jokowi di Papua yang Tak Terekam Kamera

Selasa, 12 Oktober 2021 - 15:12 WIB
loading...
A A A
"Saat itu ada seorang Ibu yang mendorong anaknya untuk maju, yang kemudian oleh presiden ditahan di bagian bahu anak tersebut, untuk membantu menjaga kestabilannya berdiri," papar Billy.

"Paspampres sempat menegur Ibu tersebut, bahwa hal yang dilakukan terhadap anaknya berbahaya. Presiden tetap berfoto bersama dengan anak itu dan ibunya, dan memberikan buku dan kaos kepada keduanya, dan melepas mereka dengan senyuman khasnya," sambungnya.

Billy lalu menjelaskan, terdapat makna khusus dari tiga aksi spontan Presiden di Papua yang tida terekam kamera itu. Untuk aksi pertama, saat presiden memperbaiki tata letak noken kata dia, presiden yang pernah menjadi pengusaha mebel kecil tampak memahami perjuangan pelaku usaha kecil.

"Pak Jokowi mengatur, agar noken yang desainnya lebih menarik dan warna lebih terang, diletakkan di bagian depan, agar menarik perhatian orang-orang yang lewat, untuk membeli barang jualan mama-mama tersebut," ucap Billy.

Dalam aksi kedua, Billy mengatakan Presiden dapat memahami aksi anak-anak yang belum mengerti tentang ukuran sopan dan tidak sopan, dan masih dalam proses belajar.

"Presiden memahami anak tersebut hanya mengekspresikan kekaguman kepada beliau, dan keinginannya untuk berekspresi," katanya.

Sedangkan pada aksi ketiga, spontanitas Presiden untuk menahan keseimbangan anak yang didorong oleh ibunya, menurut Billy merupakan naluri alami Presiden untuk melindungi.

"Tidak juga beliau merasa geram dengan perilaku ibunya, beliau berfoto dan memberikan souvenir kepada keduanya. Momen ini pun begitu cepat, sehingga luput dari rekaman foto dari wartawan yang ada," ucap Billy.

Dia menyampaikan, dari tiga aksi Presiden di Papua, tampak bahwa hal-hal yang dilakukan oleh Presiden Jokowi untuk Bangsa Indonesia, khususnya untuk Tanah Papua dan Orang Papua, didasari empati penuh kasih.

"Empati penuh kasih adalah sebuah dasar utama menjadi seorang pemimpin, untuk membuat perubahan besar, untuk membangun dan memajukan orang lain. Dalam kepemimpinan, pintar bukan yang utama, kekuasan bukan yang absolut, akan tetapi kerendahan hati, dan ketulusan, itulah yang menjadi dasar kepantasan dan kemampuan seseorang, untuk disebut pemimpin," kata Billy.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1979 seconds (0.1#10.140)