Melahirkan Guru Pakar

Selasa, 07 September 2021 - 07:15 WIB
loading...
Melahirkan Guru Pakar
Jejen Musfah (Foto: Ist)
A A A
Jejen Musfah
Dosen UIN Syarif Hidayatullah, Wakil Sekjen Pengurus Besar PGRI

SEBAGIAN sekolah di berbagai daerah di Tanah Air memulai pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas pada Senin, 30 Agustus 2021. Banyak harapan dari pemerintah dan masyarakat bahwa pembukaan sekolah tersebut bisa meningkatkan hasil belajar siswa. Terbukti pembelajaran jarak jauh (PJJ) kurang efektif karena kendala literasi digital, internet, dan laptop.

Solusi atas masalah efektivitas PJJ adalah PTM terbatas atau pembelajaran bauran. Siswa bertemu langsung dengan guru meski hanya dua hari dalam seminggu. Pembelajaran bauran diharapkan meningkatkan hasil belajar siswa secara bertahap.

Apa pun model pembelajaran di era pandemi ini, guru kompeten menjadi kunci efektivitas pembelajaran. Sebaik dan selengkap apa pun fasilitas internet dan laptop, tanpa guru kompeten, hasil belajar akan rendah. Kesiapan guru penting, di samping fasilitas protokol kesehatan di sekolah.

Maka yang diperlukan saat ini adalah lahirnya guru-guru pembelajar sehingga pengetahuan mereka senantiasa terbarukan. Mereka menguasai literasi digital dan memiliki kedalaman ilmu pengetahuan. Pandemi bukan halangan, tapi kesempatan untuk meningkatkan kapasitas. Carol S Dweck (2019: 9) menulis, semangat untuk mengembangkan diri sekalipun keadaan tidak berjalan dengan baik, merupakan tanda mindset tumbuh.

Guru Pembelajar
Selama pelaksanaan kebijakan belajar dari rumah (BDR), guru punya waktu luang untuk membaca buku, bahkan berkarya. BDR merupakan momen refleksi guru tentang tugasnya. Apakah sudah memberikan yang terbaik bagi siswa? Apakah menjadi guru biasa, guru baik, atau guru hebat? Apakah memahami dengan baik apa yang diajarkan kepada siswa?

Guru bisa memilih belajar mandiri atau belajar terbimbing. Guru belajar mandiri melalui Google, YouTube, atau buku. Bahkan guru bisa belajar dari media sosial. Caranya mengikuti akun-akun pendidikan seperti GTK Kemendukbud-Ristek, GTK Kementerian Agama, atau Perpustakaan Nasional. Adapun belajar terbimbing bisa melalui seminar atau pelatihan, berbayar atau gratis.

Guru harus terbiasa dan menikmati membaca buku. Ciri rumah guru hebat adalah ada koleksi buku-buku baru dan lama. Kecintaannya terhadap buku melebihi kecintaannya pada pakaian. Tung Desem Waringin menulis, membaca adalah sebuah aktivitas yang memulai semua kesuksesan (Raharjo, 2019: 145). Guru yang tidak membaca akan jauh dari kesuksesan.

Saat ini sebagian guru di Indonesia tengah melakukan serangkaian pelatihan melalui program Guru Penggerak dan Sekolah Penggerak. Ini merupakan upaya pemerintah untuk terpenuhinya pengembangan kompetensi berkelanjutan (PKB) pendidik Indonesia. Program merdeka belajar ini semoga mengubah cara berpikir guru-guru Indonesia.

Di sekolah-sekolah bagus-hebat, pelatihan guru merupakan hal wajib, khususnya di era pandemi yang menuntut keterampilan-keterampilan baru dalam pembelajaran. Mereka tidak mengandalkan program pemerintah untuk meningkatkan kapasitas guru-guru mereka. Ada dana khusus yang mereka siapkan setiap tahun untuk memanggil pakar-pakar pembelajaran dan pendidikan.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1848 seconds (0.1#10.140)