Sayuti Melik, Naskah Proklamasi, dan Mesin Tik Komandan Angkatan Laut Jerman

Senin, 16 Agustus 2021 - 06:10 WIB
loading...
Sayuti Melik, Naskah Proklamasi, dan Mesin Tik Komandan Angkatan Laut Jerman
Pengunjung melihat diorama Sayuti Melik yang sedang mengetik Naskah Proklamasi. Diorama tersebut ada di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta. Foto/Dok SINDOnews/Eko Purwanto
A A A
JAKARTA - Sejarah mencatat Sayuti Melik sebagai pengetik Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Naskah Proklamasi itu diketik menggunakan mesin tik pinjaman Komandan Angkatan Laut Jerman.

Sayuti Melik adalah nama yang lebih dikenal publik. Nama lengkapnya Mohamad Ibnu Sayuti. Dia lahir di Sleman, DIY, 22 November 1908.

Kemahiran menulisnya digunakan Sayuti Melik untuk menyebarkan pemikiran-pemikirannya maupun untuk terjun ke bidang jurnalistik. Dia pernah ditahan berkali-kali oleh Belanda, dibuang ke Boven Digul (1927-1933), kemudian tahun 1936 ditangkap Inggris, dipenjara di Singapura selama setahun. Setelah diusir dari wilayah Inggris ditangkap kembali oleh Belanda dan dibawa ke Jakarta, dimasukkan sel di Gang Tengah (1937-1938).

Singkat cerita, saat perumusan Naskah Proklamasi di rumah Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol No 1 Jakarta pada 17 Agustus 1945, Sayuti Melik dan Soekarni yang merupakan wakil para pemuda ikut hadir. Setelah konsep Naskah Proklamasi yang dirumuskan oleh Soekarno (Bung Karno), Mohammad Hatta (Bung Hatta), dan Achmad Soebardjo jadi, konsep tersebut dibacakan di hadapan para tokoh yang hadir.



Setelah disetujui, Bung Karno memerintahkan Sayuti Melik untuk mengetik Naskah Proklamasi tersebut. Menurut Kurator Museum Perumusan Naskah Proklamasi ( Munasprok ) Jaka Perbawa, mesin tik yang dipakai Sayuti Melik adalah mesin tik pinjaman dari Angkatan Laut Jerman.

Jaka mengisahkan, Tim Kajian Pendirian Munasprok pada 1985 kedatangan Satsuki Mishima, seorang perempuan yang saat peristiwa perumusan Naskah Proklamasi menjadi kepala rumah tangga di rumah Laksamana Maeda .

"Tim kala itu mencari tahu staf Maeda yang masih hidup siapa. Kemudian, dari pemerintah Jepang diutuslah Ibu Satsuki Mishima. Kemudian dilakukanlah wawancara untuk mengetahui apa saja yang ada di rumah Maeda kala itu," jelas Jaka kepada SINDOnews, Minggu (15/8/2021) malam.

Jaka menambahkan, Satsuki Mishima lalu menggambarkan suasana rumah Maeda kala itu, termasuk barang-barang yang tersedia apa saja. Misal di ruang tamu ada hiasan burung, tombak, kursi tamu, bentuk mejanya seperti apa, dan ruang makan seperti apa.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1582 seconds (0.1#10.140)