HUT RI, Lomba 17 Agustusan, dan Upaya Tingkatkan Pemahaman Sejarah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Peringatan HUT RI kerap diisi dengan aneka perayaan. Salah satu bentuk perayaan adalah melalui berbagai lomba perorangan atau kelompok.
Pendiri KHI (Komunitas Historia Indonesia) yang juga seorang sejarawan, Asep Kambali menekankan bahwa perayaan atau peringatan dari momen apa pun harus dilakukan untuk menjaga ingatan. Dalam konteks HUT RI , menurutnya, hal itu penting untuk menjaga memori kolektif bangsa.
"Peringatan kemerdekaan ditunjukkan untuk menjaga memori kolektif bangsa. Maka dari itu, perayaan kemerdekaan adalah hal yang wajib,” ujarnya.
Menyikapi deretan lomba khas 17-an seperti lomba makan kerupuk, balap karung, panjat pinang, dan sepeda hias. Asep punya pendapat sendiri. Menurutnya, perayaan kemerdekaan akan lebih baik jika diisi dengan kegiatan yang bisa meningkatkan pemahaman masyarakat tentang sejarah.
Asep memberikan pilihan seperti lomba berpenampilan mirip pahlawan,lomba membaca teks proklamasi, lomba menebak wajah pahlawan, serta menggelar festival kebudayaan. Menurutnya, cara-cara semacam itu lebih masuk akal dilakukan dan mempunyai dampak luar biasa bagi pemahaman sejarah masyarakat, terutama anak-anak muda yang sangat suka berpartisipasi dalam kegiatan lomba.
"Di tengah pandemi ini, pemerintah juga menggelar lomba vlog untuk merayakan HUT ke-76 RI. Nah, itu menurut saya sangat baik dan positif. Saya pun sangat setuju," ujar pria 41 tahun itu.
Perayaan HUT RI yang tetap berjalan meski secara virtual juga diapresiasi Asep. Namun, ia memberikan satu penekanan khusus, bahwa poin dari Upacara Kemerdekaan RI adalah adanya pesan penting yang disampaikan oleh si pemimpin negara kepada rakyatnya. Hal demikian berlaku untuk upacara apa pun bentuknya baik secara langsung maupun virtual.
"Upacara virtual jika hanya upacara saja tanpa ada pesan atau narasi motivasi tentang sejarah kita dahulu, ya saya rasa akan sama saja dan tidak mempunyai nilai," tutup dia.
Pendiri KHI (Komunitas Historia Indonesia) yang juga seorang sejarawan, Asep Kambali menekankan bahwa perayaan atau peringatan dari momen apa pun harus dilakukan untuk menjaga ingatan. Dalam konteks HUT RI , menurutnya, hal itu penting untuk menjaga memori kolektif bangsa.
"Peringatan kemerdekaan ditunjukkan untuk menjaga memori kolektif bangsa. Maka dari itu, perayaan kemerdekaan adalah hal yang wajib,” ujarnya.
Menyikapi deretan lomba khas 17-an seperti lomba makan kerupuk, balap karung, panjat pinang, dan sepeda hias. Asep punya pendapat sendiri. Menurutnya, perayaan kemerdekaan akan lebih baik jika diisi dengan kegiatan yang bisa meningkatkan pemahaman masyarakat tentang sejarah.
Baca Juga
Asep memberikan pilihan seperti lomba berpenampilan mirip pahlawan,lomba membaca teks proklamasi, lomba menebak wajah pahlawan, serta menggelar festival kebudayaan. Menurutnya, cara-cara semacam itu lebih masuk akal dilakukan dan mempunyai dampak luar biasa bagi pemahaman sejarah masyarakat, terutama anak-anak muda yang sangat suka berpartisipasi dalam kegiatan lomba.
"Di tengah pandemi ini, pemerintah juga menggelar lomba vlog untuk merayakan HUT ke-76 RI. Nah, itu menurut saya sangat baik dan positif. Saya pun sangat setuju," ujar pria 41 tahun itu.
Perayaan HUT RI yang tetap berjalan meski secara virtual juga diapresiasi Asep. Namun, ia memberikan satu penekanan khusus, bahwa poin dari Upacara Kemerdekaan RI adalah adanya pesan penting yang disampaikan oleh si pemimpin negara kepada rakyatnya. Hal demikian berlaku untuk upacara apa pun bentuknya baik secara langsung maupun virtual.
"Upacara virtual jika hanya upacara saja tanpa ada pesan atau narasi motivasi tentang sejarah kita dahulu, ya saya rasa akan sama saja dan tidak mempunyai nilai," tutup dia.
(zik)