Ketua Satgas Covid-19 IDI Sebut Transmisi Cepat Varian Delta Bukan Candaan

Sabtu, 26 Juni 2021 - 08:39 WIB
loading...
Ketua Satgas Covid-19 IDI Sebut Transmisi Cepat Varian Delta Bukan Candaan
Ilustrasi/Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Virus Covid-19 varian Delta atau B1617 yang berasal dari India kabarnya bisa menular kepada manusia ke manusia lainnya hanya hitungan detik. Bahkan, bisa menginfeksi hanya dengan berpapasan saja.

"Banyak pertanyaan kepada saya soal varian Delta yang bisa menginfeksi hanya dengan berpapasan dalam hitungan detik. Apakah itu lelucon? Masak iya hanya beberapa detik berpapasan dengan orang lain bisa terinfeksi?" kata Ketua Satuan Tugas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban lewat akun media sosial pribadinya, dikutip Sabtu (26/6/2021).

Zubairi mengatakan, kabar bahwa varian Delta bisa menularkan hanya hitungan detik bukan candaan. Bahkan, dia mengatakan penularan dalam hitungan detik dari varian Delta ini telah diselidiki oleh Pemerintah Australia terjadi di Bondi Junction Westfield.



"Yang jelas, transmisi cepat dari varian Delta bukan candaan. Itu adalah hasil tracing di Australia untuk kasus-kasus baru. Mereka menyelidiki penularan yang terjadi di Bondi Junction Westfield, sebuah pusat perbelanjaan, yang menunjukkan bagaimana cepatnya penularan Delta. Hal itu yang menjadi konsern para ahli, apalagi kejadiannya tidak terjadi sekali saja di sana," jelas Zubari.

Karena itu, Zubairi mengatakan bahwa Pemerintah Australia telah mengingatkan bahwa penularan virus Covid-19 varian Delta tidak butuh waktu 15 menit, bisa hitungan detik. Lalu, bagaimana transmisi kontak sekilas itu bisa terjadi? "Ahli virologi Universitas Griffith Lara Herrero mengatakan, dalam momen transmisi yang terekam di CCTV itu, virus didapati bertahan di udara cukup lama sehingga seseorang bisa menghirupnya dan terinfeksi," ungkap Zubairi.

"Transmisi kontak sekilas ini telah didukung oleh pernyataan-pernyataan beberapa tokoh. Termasuk Menteri Kesehatan New South Wales Brad Hazzard dan juga ahli epidemiologi dunia Eric Feigl-Ding," jelas Zubairi.



Zubairi pun mengingatkan bahwa varian Delta bisa menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 yang tinggi di beberapa negara termasuk Indonesia. "Itu dulu yang bisa saya sampaikan. Dus, secara global, varian Delta memang menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 yang tinggi di beberapa negara, termasuk Indonesia. Kabar baiknya, sebagian besar vaksin yang beredar, masih bisa bekerja melawan varian Delta ini," katanya.

(zik)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2413 seconds (0.1#10.140)