PSBB Kurangi 40% Pergerakan Warga, Seberapa Efektif Dibanding Negara Lain?

Selasa, 26 Mei 2020 - 16:22 WIB
loading...
A A A
Fakta yang tak kalah menarik ditunjukkan oleh beberapa negara lain di kawasan Asia Selatan, Amerika Selatan, dan Amerika Utara. Di Bangladesh misalnya. Mobilitas di negara Asia Selatan itu menurun hingga 55%, atau lebih baik dari Indonesia yang hanya 40%. Namun, kurva penambahan kasus hariannya justru menunjukkan tren kenaikan tajam.

Oleh karena itu, Bangladesh masih memberlakukan lockdown hingga 30 Mei mendatang. Aktivitas transportasi benar-benar dibatasi, hanya untuk keperluan darurat. Sementara itu, pemerintah juga mewajibkan masyarakat merayakan Idul Fitri di daerahnya masing-masing.

Tren serupa juga terlihat negara di kawasan Amerika Selatan seperti Brasil dan Chile serta Amerika Utara, yakni Meksiko. Penurunan mobilitas yang rata-rata lebih besar dari Indonesia, tidak serta merta menekan penambahan jumlah kasus terkonfirmasi positif harian.

Situasi yang serupa juga terlihat di Brasil. Belum ada tren penurunan jumlah kasus positif harian. Namun, berbeda dengan Bangladesh, Presiden Brasil justru mewacanakan penghentian lockdown lantaran dinilai menghancurkan perekonomian.
Kebijakannya berlawanan dengan sejumlah gubernur daerah di Brasil yang meminta warga untuk tetap di rumah demi menekan penyebaran Covid-19.

Berdasarkan data-data tersebut, Indonesia mestinya bisa belajar dari Spanyol, Italia, dan Prancis. Jika ingin menekan penyebaran Covid-19, yang kemudian menurunkan jumlah kasus positif harian, tampaknya Indonesia harus belajar dari ketiga negara tersebut yang mampu menekan pergerakan masyarakat hingga di atas 70%. Ketiga negara tersebut sudah mulai melonggarkan lockdown sejak awal Mei lalu.

Pelonggaran, seperti di Italia, dilakukan secara bertahap. Mulai 4 Mei lalu, pemerintah memperbolehkan masyarakat berkunjung ke rumah kerabat mereka di satu daerah, mengizinkan kafe dan restoran untuk memberikan layanan take away.
Namun, semua harus dilakukan dengan protokol kesehatan ketat, seperti memakai masker dan menerapkan social distancing.

Tahap dua, mulai 18 Mei, peribadatan mulai diperbolehkan dilakukan di rumah ibadah, tetap dengan protokol kesehatan ketat. Jika semua berjalan lancar, pembukaan pusat kebugaran dan kolam renang akan dilakukan pada 25 Mei.

Kondisi yang berbeda kita lihat saat ini di Tanah Air. Pada Kamis (21/5), Indonesia mencatat rekor penambahan kasus dalam satu hari, yakni 973 kasus positif. Meski belum ada tren penurunan jumlah kasus positif Covid-19 harian, wacana pelonggaran PSBB sudah mulai dilontarkan pemerintah.

Misalnya saja dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang menyebutkan bahwa DKI Jakarta adalah salah satu provinsi yang dinilai paling siap untuk memberlakukan pelonggaran PSBB. Dasar pernyataan tersebut adalah tingkat penyebaran virus diukur dari angka reproduksi efektif (Rt) virus yang harus di bawah 1,0.

Rt di bawah 1,0 menunjukkan adanya penurunan kasus, sedangkan jika di atas 1,0 mencerminkan adanya penambahan kasus. Apabila DKI Jakarta dapat mempertahankan angka Rt di bawah 1,0 selama 14 hari ke depan sejak 18 Mei lalu, maka pelonggaran PSBB di provinsi ini mungkin untuk diterapkan.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0988 seconds (0.1#10.140)