Ganjar versus Puan, Loyalitas Relawan Tantang Kekuatan Mesin Partai
loading...
A
A
A
JAKARTA - Putri Ketua Umum PDIP Puan Maharani dan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo sama-sama berambisi menjadi calon presiden (capres) 2024. Keduanya sudah menyiapkan strategi untuk memenangkan pertarungan tersebut. Masing-masing menggunakan dua mesin yang berbeda untuk mencapai tujuannya.
Analis Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggu, Jamiluddin Ritonga melihat Ganjar sampai saat ini memang masih di atas angin. Setidaknya bila hal itu dilihat dari elektabilitasnya yang jauh moncer dibandingkan Puan. Namun elektabilitas itu kerap naik turun. Karena itu, tidak ada jaminan elektabilitas Ganjar akan terus bertengger di atas, sementara Puan akan tetap di bawah.
"Untuk meningkatkan bargaining menuju Pilpres 2024, dua sosok kader PDIP ini tampaknya menggunakan strategi yang berbeda," kata Jamil kepada wartawan, Rabu (23/6/2021).
Menurut Jamil, Ganjar tampaknya menggunakan pendekatan non struktural partai. Jalur ini terpaksa digunakannya karena Ganjar tidak mendapat dukungan dari organ partainya. Karena itu, Ganjar tampaknya memaksimalkan jalur relawan dan sampai saat ini sudah sekitar 6 kelompom relawan yang mengklaim mendukung Ganjar, yaitu Ganjarist, Dulur Ganjar, Teman Ganjar, Sahabat Ganjar, Relawan Ganjar, dan Sobat Jarwo.
"Tentu itu belum dihitung kemungkinan relawan Jokowi bergabung ke Ganjar. Ada informasi, 75 persen relawan Jokowi akan merapat ke Ganjar," imbuhnya.
Mantan Dekan FIKOM IISIP ini mengakui, belum diketahui apakah kehadiran relawan itu secara alamiah atau hasil mobilisasi. Kalau relawan itu lahir secara alamiah, berarti dukungan terhadap Ganjar akan sangat solid, militan, dan dalam jumlah besar.
"Namun bila itu hasil mobilisasi, maka relawan tersebut tidak akan solid dan militan. Mereka ini dideklarasikan hanya untuk dijadikan bargaining ke partai politik bahwa Ganjar didukung akar rumput dan karenanya layak menjadi capres," terang Jamil.
Sementara itu, kata Jamil, Puan tampaknya mengandalkan organisasi PDIP. Hal itu sangat terlihat mulai bermunculannya dukungan dari DPD dan DPC kepada Puan untuk diusulkan menjadi capres pada Pilpres 2024.
Analis Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggu, Jamiluddin Ritonga melihat Ganjar sampai saat ini memang masih di atas angin. Setidaknya bila hal itu dilihat dari elektabilitasnya yang jauh moncer dibandingkan Puan. Namun elektabilitas itu kerap naik turun. Karena itu, tidak ada jaminan elektabilitas Ganjar akan terus bertengger di atas, sementara Puan akan tetap di bawah.
"Untuk meningkatkan bargaining menuju Pilpres 2024, dua sosok kader PDIP ini tampaknya menggunakan strategi yang berbeda," kata Jamil kepada wartawan, Rabu (23/6/2021).
Menurut Jamil, Ganjar tampaknya menggunakan pendekatan non struktural partai. Jalur ini terpaksa digunakannya karena Ganjar tidak mendapat dukungan dari organ partainya. Karena itu, Ganjar tampaknya memaksimalkan jalur relawan dan sampai saat ini sudah sekitar 6 kelompom relawan yang mengklaim mendukung Ganjar, yaitu Ganjarist, Dulur Ganjar, Teman Ganjar, Sahabat Ganjar, Relawan Ganjar, dan Sobat Jarwo.
"Tentu itu belum dihitung kemungkinan relawan Jokowi bergabung ke Ganjar. Ada informasi, 75 persen relawan Jokowi akan merapat ke Ganjar," imbuhnya.
Mantan Dekan FIKOM IISIP ini mengakui, belum diketahui apakah kehadiran relawan itu secara alamiah atau hasil mobilisasi. Kalau relawan itu lahir secara alamiah, berarti dukungan terhadap Ganjar akan sangat solid, militan, dan dalam jumlah besar.
"Namun bila itu hasil mobilisasi, maka relawan tersebut tidak akan solid dan militan. Mereka ini dideklarasikan hanya untuk dijadikan bargaining ke partai politik bahwa Ganjar didukung akar rumput dan karenanya layak menjadi capres," terang Jamil.
Sementara itu, kata Jamil, Puan tampaknya mengandalkan organisasi PDIP. Hal itu sangat terlihat mulai bermunculannya dukungan dari DPD dan DPC kepada Puan untuk diusulkan menjadi capres pada Pilpres 2024.