Pentingnya Motivasi dalam Pandemi Berkepanjangan
loading...
A
A
A
Dalam kondisi seperti itu, apa yang ada dalam bayangan paling dekat adalah bagaimana supaya tidak kehilangan pekerjaan, bagaimana membayar tagihan dan pengeluaran ini itu, atau bagaimana melindungi diri mereka dan keluarga dengan proteksi kesehatan yang memadai.
Namun yang tidak mudah itu bukan berarti tidak mungkin. Bagaimana itu mungkin? Interaksi fisik yang minim, koordinasi yang serba terbatas dan komunikasi yang terhambat harus tetap menciptakan “Ruang Bermain” yang cukup bagi setiap pekerja atau pegawai.
Bagaimanapun ruang bermain adalah ruang ideal bagi setiap manusia, karena hanya pada ruang bermain inilah secara psikologis mereka terbebaskan dari tekanan-tekanan yang berat. Ruang bermain bukan berarti bekerja sambil main-main atau bekerja secara tidak serius.
Ruang bermain adalah ruang yang tercipta dalam suasana kerja yang bernuansa rekreatif. Dengan demikian, para pekerja tetap termotivasi sehingga menjadi stabil tingkat produktivitasnya.
Berikutnya adalah menciptakan “Ruang Kolaborasi” yang seluas-luasnya. Ruang itu dapat dibangun atau diciptakan secara horizontal di antara sesama pegawai dalam unit atau departemen yang sama, atau secara vertikal antara pegawai dengan atasan langsungnya maupun atasan-atasan tidak langsungnya.
Ruang kolaborasi akan memberikan kemungkinan setiap pegawai atau pekerja melakukan koordinasi dan komunikasi secara lebih intensif, dan dengan demikian menciptakan suasana untuk mengenal lebih jauh mereka yang selama ini tidak ada dalam jangkauan struktur organisasi mereka.
Para manajer dan pemimpin dalam unit organisasi dituntut untuk dapat menciptakan kreativitas-kreativitas bekerja yang lebih mendorong terciptanya ruang bermain dan ruang kolaborasi ini, sehingga para pekerja tidak mengalami overthinking atas situasi yang menekan mereka selama pandemi.
Oleh karena pendekatan ini pada umumnya merupakan hal baru di dalam organisasi, maka keberanian dan kebebasan untuk melakukan eksperimen atau percobaan dengan risiko gagal haruslah bersifat non-punishment. Pola trial-error and trial again menjadi relevan untuk diadopsi sebagai metode untuk menciptakan dua ruang tersebut.
Namun yang tidak mudah itu bukan berarti tidak mungkin. Bagaimana itu mungkin? Interaksi fisik yang minim, koordinasi yang serba terbatas dan komunikasi yang terhambat harus tetap menciptakan “Ruang Bermain” yang cukup bagi setiap pekerja atau pegawai.
Bagaimanapun ruang bermain adalah ruang ideal bagi setiap manusia, karena hanya pada ruang bermain inilah secara psikologis mereka terbebaskan dari tekanan-tekanan yang berat. Ruang bermain bukan berarti bekerja sambil main-main atau bekerja secara tidak serius.
Ruang bermain adalah ruang yang tercipta dalam suasana kerja yang bernuansa rekreatif. Dengan demikian, para pekerja tetap termotivasi sehingga menjadi stabil tingkat produktivitasnya.
Berikutnya adalah menciptakan “Ruang Kolaborasi” yang seluas-luasnya. Ruang itu dapat dibangun atau diciptakan secara horizontal di antara sesama pegawai dalam unit atau departemen yang sama, atau secara vertikal antara pegawai dengan atasan langsungnya maupun atasan-atasan tidak langsungnya.
Ruang kolaborasi akan memberikan kemungkinan setiap pegawai atau pekerja melakukan koordinasi dan komunikasi secara lebih intensif, dan dengan demikian menciptakan suasana untuk mengenal lebih jauh mereka yang selama ini tidak ada dalam jangkauan struktur organisasi mereka.
Para manajer dan pemimpin dalam unit organisasi dituntut untuk dapat menciptakan kreativitas-kreativitas bekerja yang lebih mendorong terciptanya ruang bermain dan ruang kolaborasi ini, sehingga para pekerja tidak mengalami overthinking atas situasi yang menekan mereka selama pandemi.
Oleh karena pendekatan ini pada umumnya merupakan hal baru di dalam organisasi, maka keberanian dan kebebasan untuk melakukan eksperimen atau percobaan dengan risiko gagal haruslah bersifat non-punishment. Pola trial-error and trial again menjadi relevan untuk diadopsi sebagai metode untuk menciptakan dua ruang tersebut.
(poe)