Presiden Tiga Periode Terealisasi, Anwar Abbas Urut Dada Sambil Berucap Kasihan Sekali...
loading...
A
A
A
JAKARTA - Keberadaan Komunitas Jokowi-Prabowo (Jokpro) 2024 menyita perhatian banyak pihak. Sebab, mereka menyuarakan wacana presiden tiga periode . Pengamat sosial ekonomi dan keagamaan Anwar Abbas berpendapat soal wacana itu.
"Bagi saya, kalau ada orang membuat organisasi ya boleh-boleh saja dan tidak ada larangan bahkan tindakan mereka tersebut dilindungi oleh undang-undang dan konstitusi," ujar Anwar Abbas kepada SINDOnews, Senin (21/6/2021).
Dia melanjutkan, kalau organisasi itu bertujuan menjadikan Jokowi sebagai presiden tiga periode, sah-sah saja. Namun, kata dia, hal itu pasti akan berbenturan dengan ketentuan yang ada.
"Tapi karena negeri ini negeri demokrasi jadi kalau mereka masih ngotot untuk ingin mewujudkan cita-citanya tersebut, maka tentu mereka harus berjuang untuk mengubah peraturan yang ada kalau hal itu tidak terjadi ya tentu hal itu tidak bisa," katanya.
Dia menambahkan, untuk mengubahnya tentu ada jalan, yaitu harus melalui DPR. Dia mengatakan, kalau DPR bersama pemerintah menyetujuinya, sehingga peraturan yang baru mengizinkannya, mereka tentu akan bisa mendorong Jokowi dan Prabowo untuk menjadi capres dan cawapres tahun 2024 yang akan datang.
"Cuma kalau hal itu terjadi ya saya sebagai salah seorang warga bangsa tentu hanya bisa senyum-senyum mesem saja sembil berucap dalam hati kok bangsa saya yang penduduknya 270 juta ini kok bisa seperti ini ya? Yang akan membuat saya heran dan terheran-heran tentu terutama kepada para pimpinan partai dan anggotanya kok mereka seperti tidak tahu sejarah dan tidak mau berkaca dengan sejarah yang ada?" ujarnya.
Sebab, kata dia, bukankah sudah ada adagium yang sangat terkenal yaitu 'power tends to corrupt; absolute power corrupts absolutely'. "Jadi, kalau hal ini mewujud dan terjadi saya sebagai salah seorang warga bangsa hanya bisa mengurut dada saja sambil berucap kasihan sekali saya dengan bangsa saya ini penduduknya banyak yang lulusan perguruan tinggi tapi kok pandangannya picik dan dangkal sekali," jelasnya.
Pertanyaan Anwar Abbas selanjutnya, ada apa dengan partai politik yang ada hari ini jika wacana itu terealisasi. "Kok sepertinya mereka tidak punya pandangan dan tidak punya visi untuk merubah negeri ini bagi menjadi lebih baik lagi," imbuhnya.
Padahal, menurut pandangannya, partai politik yang ada sekarang di negeri ini memiliki cukup banyak kader yang mumpuni yang bisa diusung untuk memimpin negeri ini. "Lalu mengapa kok mereka tidak percaya diri bagi mendorong dan mencalonkan kader-kader mereka sendiri? Mungkin mereka takut kalah untuk bersaing dengan partai-partai lain, tapi hal itu kan tidak masalah karena mereka bisa atasi dengan membentuk koalisi yang kuat bagi kebaikan dan kemajuan negeri," ujarnya.
Anwar yang bukan politikus itu hanya bisa berharap dan berdoa semoga para pimpinan partai dan kader-kadernya yang ada jangan mengubah lagi kesepakatan yang ada, yang membatasi periodisasi presiden itu hanya untuk dua periode. "Karena lebih dari itu menurut saya yang akan terjadi lebih besar mudaratnya daripada manfaatnya," pungkasnya.
Lihat Juga: Kabar Paskibraka Dilarang Pakai Jilbab, Anwar Abbas: Tidak Hormati HAM dan Melecehkan Konstitusi
"Bagi saya, kalau ada orang membuat organisasi ya boleh-boleh saja dan tidak ada larangan bahkan tindakan mereka tersebut dilindungi oleh undang-undang dan konstitusi," ujar Anwar Abbas kepada SINDOnews, Senin (21/6/2021).
Dia melanjutkan, kalau organisasi itu bertujuan menjadikan Jokowi sebagai presiden tiga periode, sah-sah saja. Namun, kata dia, hal itu pasti akan berbenturan dengan ketentuan yang ada.
"Tapi karena negeri ini negeri demokrasi jadi kalau mereka masih ngotot untuk ingin mewujudkan cita-citanya tersebut, maka tentu mereka harus berjuang untuk mengubah peraturan yang ada kalau hal itu tidak terjadi ya tentu hal itu tidak bisa," katanya.
Dia menambahkan, untuk mengubahnya tentu ada jalan, yaitu harus melalui DPR. Dia mengatakan, kalau DPR bersama pemerintah menyetujuinya, sehingga peraturan yang baru mengizinkannya, mereka tentu akan bisa mendorong Jokowi dan Prabowo untuk menjadi capres dan cawapres tahun 2024 yang akan datang.
"Cuma kalau hal itu terjadi ya saya sebagai salah seorang warga bangsa tentu hanya bisa senyum-senyum mesem saja sembil berucap dalam hati kok bangsa saya yang penduduknya 270 juta ini kok bisa seperti ini ya? Yang akan membuat saya heran dan terheran-heran tentu terutama kepada para pimpinan partai dan anggotanya kok mereka seperti tidak tahu sejarah dan tidak mau berkaca dengan sejarah yang ada?" ujarnya.
Sebab, kata dia, bukankah sudah ada adagium yang sangat terkenal yaitu 'power tends to corrupt; absolute power corrupts absolutely'. "Jadi, kalau hal ini mewujud dan terjadi saya sebagai salah seorang warga bangsa hanya bisa mengurut dada saja sambil berucap kasihan sekali saya dengan bangsa saya ini penduduknya banyak yang lulusan perguruan tinggi tapi kok pandangannya picik dan dangkal sekali," jelasnya.
Pertanyaan Anwar Abbas selanjutnya, ada apa dengan partai politik yang ada hari ini jika wacana itu terealisasi. "Kok sepertinya mereka tidak punya pandangan dan tidak punya visi untuk merubah negeri ini bagi menjadi lebih baik lagi," imbuhnya.
Padahal, menurut pandangannya, partai politik yang ada sekarang di negeri ini memiliki cukup banyak kader yang mumpuni yang bisa diusung untuk memimpin negeri ini. "Lalu mengapa kok mereka tidak percaya diri bagi mendorong dan mencalonkan kader-kader mereka sendiri? Mungkin mereka takut kalah untuk bersaing dengan partai-partai lain, tapi hal itu kan tidak masalah karena mereka bisa atasi dengan membentuk koalisi yang kuat bagi kebaikan dan kemajuan negeri," ujarnya.
Anwar yang bukan politikus itu hanya bisa berharap dan berdoa semoga para pimpinan partai dan kader-kadernya yang ada jangan mengubah lagi kesepakatan yang ada, yang membatasi periodisasi presiden itu hanya untuk dua periode. "Karena lebih dari itu menurut saya yang akan terjadi lebih besar mudaratnya daripada manfaatnya," pungkasnya.
Lihat Juga: Kabar Paskibraka Dilarang Pakai Jilbab, Anwar Abbas: Tidak Hormati HAM dan Melecehkan Konstitusi
(zik)