IDAI: Case Fatality Rate Anak Indonesia Paling Tinggi di Dunia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum PP Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) , Aman Bhakti Pulungan mengatakan bahwa Case Fatality Rate anak-anak di Indonesia terbilang tinggi. Data IDAI menunjukkan Case Fatality Rate anak adalah 3 sampai 5%.
"Kita ini pasien paling banyak di dunia. Jadi bisa dibayangkan kan 1 dari 8 itu anak dan meninggal 3 sampai 5% dan ini jangan digoreng ini yang saya katakan betul-betul jumlah kematiannya itu. 3 sampai 5% dan ini bervariasi," ujar Aman dalam Webinar PAPDI, Minggu (20/6/2021).
Aman memaparkan bahwa 50% kematian anak di Indonesia adalah balita. "Jadi DKI ini data 17 Juni, dalam satu hari saja bertambah 661 anak terkonfirmasi dan 144-nya balita dan saya sering mengatakan 50% kematian anak itu balita. Bukan balita itu meninggal 50%. Jadi seluruh yang meninggal anak itu 50%-nya balita dan sementara kita lihat di DKI saja 144 yang balita," jelas Aman.
Dilanjutkannya bahwa proporsi kasus positif COVID-19 pada anak mencapai 12,5%. "Proporsi kasus COVID-19 Pada anak usia 0 sampai 18 ini ya 12,5 persen artinya 1 dari 8 kasus adalah anak," kata dia.
Pihaknya memberi peringatan untuk semua kegiatan yang melibatkan anak-anak dan balita untuk digelar secara daring. "IDAI mengimbau semua kegiatan yang melibatkan anak usia 0 sampai 18 tahun diselenggarakan secara daring untuk saat ini ya," papar Aman.
Aman menegaskan bahwa di masa pandemi yang memprihatinkan ini orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam menjaga dan mengawasi anak untuk menaati protokol kesehatan.
"Orang tua atau pengasuh dampingi anaknya saat beraktivitas daring maupun luring, menghindari membawa anak keluar rumah kecuali dalam keadaan mendesak, hindari area dengan ventilasi tertutup dan kepadatan mengikuti protokol kesehatan secara disiplin selama di dalam rumah maupun di luar rumah termasuk orang tua orang tuanya," tutur Aman.
Ditambahkan Aman, orang tua harus senantiasa menjaga anak-anaknya agar tidak terpapar berbagai pernyakit berbahaya. "Ketika orang tuanya tidak taat protokol kasihan anaknya dan yang berikutnya untuk mencegah berbagai penyakit berbahaya," tutup Aman.
"Kita ini pasien paling banyak di dunia. Jadi bisa dibayangkan kan 1 dari 8 itu anak dan meninggal 3 sampai 5% dan ini jangan digoreng ini yang saya katakan betul-betul jumlah kematiannya itu. 3 sampai 5% dan ini bervariasi," ujar Aman dalam Webinar PAPDI, Minggu (20/6/2021).
Aman memaparkan bahwa 50% kematian anak di Indonesia adalah balita. "Jadi DKI ini data 17 Juni, dalam satu hari saja bertambah 661 anak terkonfirmasi dan 144-nya balita dan saya sering mengatakan 50% kematian anak itu balita. Bukan balita itu meninggal 50%. Jadi seluruh yang meninggal anak itu 50%-nya balita dan sementara kita lihat di DKI saja 144 yang balita," jelas Aman.
Dilanjutkannya bahwa proporsi kasus positif COVID-19 pada anak mencapai 12,5%. "Proporsi kasus COVID-19 Pada anak usia 0 sampai 18 ini ya 12,5 persen artinya 1 dari 8 kasus adalah anak," kata dia.
Pihaknya memberi peringatan untuk semua kegiatan yang melibatkan anak-anak dan balita untuk digelar secara daring. "IDAI mengimbau semua kegiatan yang melibatkan anak usia 0 sampai 18 tahun diselenggarakan secara daring untuk saat ini ya," papar Aman.
Aman menegaskan bahwa di masa pandemi yang memprihatinkan ini orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam menjaga dan mengawasi anak untuk menaati protokol kesehatan.
"Orang tua atau pengasuh dampingi anaknya saat beraktivitas daring maupun luring, menghindari membawa anak keluar rumah kecuali dalam keadaan mendesak, hindari area dengan ventilasi tertutup dan kepadatan mengikuti protokol kesehatan secara disiplin selama di dalam rumah maupun di luar rumah termasuk orang tua orang tuanya," tutur Aman.
Ditambahkan Aman, orang tua harus senantiasa menjaga anak-anaknya agar tidak terpapar berbagai pernyakit berbahaya. "Ketika orang tuanya tidak taat protokol kasihan anaknya dan yang berikutnya untuk mencegah berbagai penyakit berbahaya," tutup Aman.
(kri)