Data Pribadi Bocor, Masyarakat Jadi Sasaran Kejahatan

Kamis, 27 Mei 2021 - 05:59 WIB
loading...
A A A

Ketua Dewan Pengawas BPJS Kesehatan Achmad Yurianto melihat gangguan terhadap pengelolaan data BPJS Kesehatan merupakan bagian dari ancaman keamanan nasional.

“Dewan Pengawas meminta direksi segera menyiapkan rencana kontingensi dengan pendekatanbusiness continuity managementguna meminimalisir dampak yang terjadi dan memulihkan keamanan data peserta,” tegasnya.

Pendiri Drone Emprit dan Media Kernels Indonesia, Ismail Fahmi, dan pengamat keamanan siber Pratama Dahlian Persadha mengatakan dalam dunia teknologi informasi (TI) mengingatkan data digital selalu menjadi incaran pihak yang tidak bertanggung jawab. Apalagi, peluang kebocoran selalu ada.

Ismail Fahmi menyebut, ada tiga aspek yang harus diperhatikan dalam pengelolaan data digital, yakni teknologi, sumber daya manusia (SDM), dan prosesnya.

“Jadi tiga hal ini harus berjalan dengan benar,” ucapnya saat dihubungi Koran SINDO, Rabu (26/5/2021).

Dari sisi teknologi, Ismail menerangkan harus dilihat apakah alat-alat dan software yang digunakan selalu di-update atau tidak. Kemudian, SDM yang mengelola ini harus mumpuni dalam pengelolaan keamanan data. Ketiga, proses dalam pengelolaan ini harus rigid dan selalu ada pengecekan berkala, entah setiap hari atau mingguan.

“Atau setiap adasoftware upgradeitu enggak lama biasanya ada kebocoran. Hacker menemukan lobang. Setiapsoftwaresuatu saat akan ditemukan lobang keamanannya. Makanya, harus selalu di-upgrade terus. Ini ada enggak proses yang memastikan bahwa ada kebocoran atau tidak,” paparnya.

Lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) itu menyatakan kebocoran data itu bisa dimanapun, entah lewat teknologi web karena software-nya masih versi lama. Dia menyebut software besutan perusahaan Ti terkemuka, seperti Microsoft, Apple, Google, dan open source dunia suatu saat akan ditemukan titik lemah.

“Harus segera ditutup (celah kebocoran). Bisa juga, kita enggak tahu proses di dalam (lembaga). (mungkin) ada orang yang membocorkan, kita enggak tahu. Dugaan saya (kasus BPJS Kesehatan) kebocoran dari software yang pintu masuk ada lobangnya. Tapi enggak tahu, makanya harus diinvestigasi,” tuturnya.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3311 seconds (0.1#10.140)