Tingkat Keberhasilan Tinggi, Terapi Plasma Konvalesen Diharapkan Mampu Atasi Pandemi
loading...
A
A
A
Pembicara lain, Profesor Michael J Joyner dari Mayo Clinic mengungkapkan bahwa metode terapi plasma konvalesen ini bukan hal baru. Bahkan metode serupa pernah diterapkan pada masa pandemi flu Spanyol (H1N1) pada 1917-1918, dan cukup berhasil sebagai metode penyembuhan.
"Di masa sekarang dengan ilmu kedokteran yang sudah maju, terapi plasma ini terbukti dapat menurunkan mortalitas pada pasien Covid-19," ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan Profesor Arturo Casadevall dari Johns Hopkins. Menurutnya, TPK termasuk terapi yang populer di Amerika Serikat. Hanya, ia mengingatkan bahwa terapi ini sebaiknya diterapkan secara tepat. "Efektivitas dari plasma ini bergantung dari jumlah yang diberikan, misalnya, dosisnya harus tepat. Juga, lebih cepat tindakan, tentu lebih baik," katanya.
Profesor Liise-anne Pirofski dari Albert Einstein College of Medicine, juga memberikan catatan terhadap terapi plasma konvalesen. Namun ia tidak menampik bahwa terapi ini sangat disarankan sebagai salah satu ikhtiar menekan tingkat kematikan akibat Covid-19.
Ia mengatakan bahwa penelitian terhadap terapi plasma konvalesen ini memang telah dilaksanakan di beberapa negara. Dalam pengamatannya, pasien yang diuji dengan terapi plasma nyaris semuanya sembuh.
Dengan melihat jumlah pasien sembuh Covid-19 yang terus meningkat, tidak belebihan jika terapi plasma konvalesen sangat dianjurkan diterapkan di rumah sakit pemerintah maupun swasta, sehingga bangsa Indonesia bisa secepatnya keluar dari pandemi Covid-19.
"Kami berharap penggunaan TPK (terapi plasma konvalesen) sebagai alternatif penyembuhan Covid-19 dapat terus dilakukan. Dan kami terus berupaya untuk mendukung penelitian terhadap produk-produk dari plasma darah secara optimal," kata Direktur Utama, PT Itama Ranoraya Tbk, Heru Firdausi Syarif.
Sementara itu, Dekan Fakultas Kedokteran UKM, Diana Krisanti Jasaputra menuturkan bahwa yang melatarbelakangi FK UKM mengadakan acara webinar ini adalah untuk memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Dalam hal ini dengan menyelenggarakan seminar internasional secara daring yang melibatkan banyak ahli.
Ia berharap webinar bertaraf internasional ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan, mendorong penelitian dengan desain yang baik tentang terapi plasma konvalesen, dan menghantarkan bangsa Indonesia menjadi pionir dan trendsetter dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Di masa sekarang dengan ilmu kedokteran yang sudah maju, terapi plasma ini terbukti dapat menurunkan mortalitas pada pasien Covid-19," ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan Profesor Arturo Casadevall dari Johns Hopkins. Menurutnya, TPK termasuk terapi yang populer di Amerika Serikat. Hanya, ia mengingatkan bahwa terapi ini sebaiknya diterapkan secara tepat. "Efektivitas dari plasma ini bergantung dari jumlah yang diberikan, misalnya, dosisnya harus tepat. Juga, lebih cepat tindakan, tentu lebih baik," katanya.
Profesor Liise-anne Pirofski dari Albert Einstein College of Medicine, juga memberikan catatan terhadap terapi plasma konvalesen. Namun ia tidak menampik bahwa terapi ini sangat disarankan sebagai salah satu ikhtiar menekan tingkat kematikan akibat Covid-19.
Ia mengatakan bahwa penelitian terhadap terapi plasma konvalesen ini memang telah dilaksanakan di beberapa negara. Dalam pengamatannya, pasien yang diuji dengan terapi plasma nyaris semuanya sembuh.
Dengan melihat jumlah pasien sembuh Covid-19 yang terus meningkat, tidak belebihan jika terapi plasma konvalesen sangat dianjurkan diterapkan di rumah sakit pemerintah maupun swasta, sehingga bangsa Indonesia bisa secepatnya keluar dari pandemi Covid-19.
"Kami berharap penggunaan TPK (terapi plasma konvalesen) sebagai alternatif penyembuhan Covid-19 dapat terus dilakukan. Dan kami terus berupaya untuk mendukung penelitian terhadap produk-produk dari plasma darah secara optimal," kata Direktur Utama, PT Itama Ranoraya Tbk, Heru Firdausi Syarif.
Sementara itu, Dekan Fakultas Kedokteran UKM, Diana Krisanti Jasaputra menuturkan bahwa yang melatarbelakangi FK UKM mengadakan acara webinar ini adalah untuk memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Dalam hal ini dengan menyelenggarakan seminar internasional secara daring yang melibatkan banyak ahli.
Ia berharap webinar bertaraf internasional ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan, mendorong penelitian dengan desain yang baik tentang terapi plasma konvalesen, dan menghantarkan bangsa Indonesia menjadi pionir dan trendsetter dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
(abd)