Israel Bombardir Palestina, Cendekiawan Muslim Minta Jokowi Telepon Joe Biden

Jum'at, 21 Mei 2021 - 09:29 WIB
loading...
Israel Bombardir Palestina, Cendekiawan Muslim Minta Jokowi Telepon Joe Biden
Presiden Joko Widodo saat bersama Joe Biden beberapa tahun silam. Foto/tangkapan layar Twitter Jokowi
A A A
JAKARTA - Intelektual muslim yang juga pemerhati sejarah, Azyumardi Azra berpendapat bahwa serangan Israel terhadap Palestina mengulangi apa yang mereka rasakan pada perang dunia kedua dan sebelumnya.

Saat itu, 11 juta orang meninggal, 6 juta di antaranya Yahudi. Yahudi menggunakan istilah pogrom untuk menyebut apa yang mereka rasakan saat itu. Saat ini, Palestina merasakan hal sama.

Sebab, kata Azyumardi, Israel juga menghancurkan berbagai fasilitas publik, termasuk rumah ibadah dan sarana kesehatan. “Apa yang terjadi hari ini di Gaza adalah pogrom yang dilakukan orang yang awalnya jadi korban pogrom,” ujar Azyumardi dalam webinar bertajuk Konflik Timur Tengah: Israel dan Holokos Palestina yang digelar Moya Institute, Kamis 20 Mei 2021.

Menurut Azyumardi, serangan Israel ke Palestina tidak bisa dibiarkan. Narasi serangan Israel ke Palestina tidak bisa dibenarkan harus terus disuarakan. “Kita ikut bersalah kalau kita membiarkan itu. Kalau kita bilang itu hanya urusan orang Arab kita salah,” ungkap cendikiawan muslim ini.

Serangan belum berhenti walaupun Presiden Amerika Serikat Joe Biden sudah berkomunikasi dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Azyumardi menilai Indonesia harus terus mendorong Amerika Serikat agar menekan Israel sampai menghentikan penyerangan ke Palestina.

Azyumardi menambahkan, pernyataan sikap bersama Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam yang mengutuk agresi militer di Palestina tidaklah cukup. “Saya meminta Presiden Jokowi menelepon Joe Biden. Indonesia ini diperhitungkan Amerika Serikat, jadi segera telepon Joe Biden,” ungkapnya.Baca juga: Gadis-gadis Cantik Aceh Rela Turun ke Jalan Galang Dana untuk Palestina

Dia mengatakan, negara-negara lainnya juga bisa serius mengancam membekukan hubungan diplomatik dengan Israel. Langkah selanjutnya adalah rekonsiliasi Fatah-Hamas, perang saudara di Palestina yang sudah berlangsung sejak 2006 silam.

“Selama Fatah dan Hamas berkelahi, selama itu Israel melakukan pogrom,” ujar Azyumardi.

Sementara itu, Wakil Rektor IAIN Salatiga, Sidqon Maesur mengaku sempat berbincang dengan juru runding Israel. Perdamaian Arab dan Israel selalu menemui jalan buntu karena masing-masing menuntut keadilan dan haknya. Masing-masing merasa terzalimi.

“Israel dan Arab saling punya sarat yang sulit diterima. Israel mengatakan kalau mau berdiri negara Palestina monggo, tapi jangan ada tentara, karena mereka khawatir. Melihat kenyataan ini, konflik Arab-Israel tidak akan selesai. Israel tidak akan mengalah,” kata Sidqon yang sempat lama bekerja di Mesir ini.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1168 seconds (0.1#10.140)