Singgung Perang Ukraina hingga Lebanon, Jokowi Heran Masih Ada Perang di Zaman Modern
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) mengaku heran di zaman modern seperti saat ini masih ada perang yang terjadi antarnegara. Jokowi mencontohkan perang yang terjadi seperti di Ukraina, Palestina, dan Lebanon.
Hal itu disampaikan Jokowi saat bertemu dengan Asosiasi Forum Kerukunan Umat Beragama Indonesia (AFKUBI) di Istana IKN Kalimantan Timur, Kamis (26/9/2024).
“Saat kita merasakan zaman semodern ini masih ada perang. Kadang-kadang, kalau kita berpikir secara normal gitu, kok masih ada dalam peradaban baru, dalam peradaban modern, masih ada perang? Baik itu di Ukraina, baik itu di Palestina, ini ditambah lagi sekarang dengan perang di Lebanon,” katanya.
Jokowi mengungkapkan kerukunan hingga toleransi saat ini menjadi hal yang sangat berharga. Jokowi mengaku bersyukur Indonesia masih menjaga nilai-nilai tersebut.
“Sehingga membuat yang namanya persatuan, yang namanya kerukunan, yang namanya toleransi, itu merupakan hal yang sangat berharga, sangat bernilai tinggi di negara mana pun. Kita patut bersyukur di Indonesia nilai-nilai tersebut kerukunan, toleransi, persatuan masih bisa terawat dengan sangat baik,” ujar dia.
Jokowi mengatakan, hal itu juga tak luput dari adanya peran para tokoh agama hingga forum keagamaan termasuk AFKUBI. Dia juga berpesan agar seluruh pihak bisa menanamkan dialog hingga rasa toleransi sejak dini.
“Ini adalah warisan berharga bangsa kita yang terus harus kita pupuk, kita upayakan bersama, baik dengan mengedepankan dialog, baik dengan menanamkan rasa toleransi sejak dini, serta memupuk nilai-nilai moderasi beragama,” ungkapnya.
“Saya sangat menghargai, mengapresiasi peran FKUBI selama ini dalam menjaga suasana yang damai, harmonis, rukun, sehingga persatuan dan kesatuan kita sebagai bangsa terawat baik dan terjaga. Ke depan, saya mengajak semuanya untuk terus menjaga situasi yang kondusif ini,” sambung dia.
Jokowi mengakui, saat ini masih ada perselisihan. Oleh karena itu, perlunya ruang dialog. “Karena kita tahu, negara di dunia ini yang paling majemuk Indonesia. Sukunya, agamanya, adat istiadatnya, budayanya. Jika ada isu yang berpotensi memecah belah, segera, sekecil apa pun, segera luruskan dalam suasana yang sejuk, agar stabilitas terus terjaga sehingga pembangunan bisa berjalan dan ekonomi kita sebagai sebuah bangsa besar bisa terus kita kembangkan dan kita tingkatkan,” jelas dia.
Hal itu disampaikan Jokowi saat bertemu dengan Asosiasi Forum Kerukunan Umat Beragama Indonesia (AFKUBI) di Istana IKN Kalimantan Timur, Kamis (26/9/2024).
“Saat kita merasakan zaman semodern ini masih ada perang. Kadang-kadang, kalau kita berpikir secara normal gitu, kok masih ada dalam peradaban baru, dalam peradaban modern, masih ada perang? Baik itu di Ukraina, baik itu di Palestina, ini ditambah lagi sekarang dengan perang di Lebanon,” katanya.
Jokowi mengungkapkan kerukunan hingga toleransi saat ini menjadi hal yang sangat berharga. Jokowi mengaku bersyukur Indonesia masih menjaga nilai-nilai tersebut.
“Sehingga membuat yang namanya persatuan, yang namanya kerukunan, yang namanya toleransi, itu merupakan hal yang sangat berharga, sangat bernilai tinggi di negara mana pun. Kita patut bersyukur di Indonesia nilai-nilai tersebut kerukunan, toleransi, persatuan masih bisa terawat dengan sangat baik,” ujar dia.
Jokowi mengatakan, hal itu juga tak luput dari adanya peran para tokoh agama hingga forum keagamaan termasuk AFKUBI. Dia juga berpesan agar seluruh pihak bisa menanamkan dialog hingga rasa toleransi sejak dini.
“Ini adalah warisan berharga bangsa kita yang terus harus kita pupuk, kita upayakan bersama, baik dengan mengedepankan dialog, baik dengan menanamkan rasa toleransi sejak dini, serta memupuk nilai-nilai moderasi beragama,” ungkapnya.
“Saya sangat menghargai, mengapresiasi peran FKUBI selama ini dalam menjaga suasana yang damai, harmonis, rukun, sehingga persatuan dan kesatuan kita sebagai bangsa terawat baik dan terjaga. Ke depan, saya mengajak semuanya untuk terus menjaga situasi yang kondusif ini,” sambung dia.
Jokowi mengakui, saat ini masih ada perselisihan. Oleh karena itu, perlunya ruang dialog. “Karena kita tahu, negara di dunia ini yang paling majemuk Indonesia. Sukunya, agamanya, adat istiadatnya, budayanya. Jika ada isu yang berpotensi memecah belah, segera, sekecil apa pun, segera luruskan dalam suasana yang sejuk, agar stabilitas terus terjaga sehingga pembangunan bisa berjalan dan ekonomi kita sebagai sebuah bangsa besar bisa terus kita kembangkan dan kita tingkatkan,” jelas dia.
(cip)