Kinerjanya Disorot Miring, Nadiem Makarim Dibela Politikus PDIP
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nadiem Makarim disebut-sebut menjadi salah satu sasaran reshuffle kabinet . Alasannya performa bos Gojek itu sebagai mendikbud kurang moncer. Dia dinilai lebih banyak menimbulkan kontroversi ketimbang inovasi.
Bahkan belakangan Nadiem “babak belur” lantaran diserang isu soal PP 57/2021 tentang Standar Nasional Pendidikan dan kamus sejarah. PP 57 disoal lantaran tidak mencantumkan Pancasila dan Bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran atau mata kuliah wajib.
Pun kamus sejarah tidak mencantumkan sejumlah nama tokoh besar yang berjasa dan perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan, salah satunya yaitu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asyari.
Tetapi anggapan itu dimentahkan politikus PDIP Andreas Hugo Pareira. Anggota Komisi X DPR itu sebaliknya berharap Nadiem bukan menjadi salah satu menteri yang masuk daftar perombakan alias reshuffle oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Saya tidak melihat ada relevansi dan urgensinya untuk mengganti Nadiem," kata Andreas saat dihubungi wartawan, Rabu (21/4/2021).
Selama dua tahun bermitra, Andreas menilai Nadiem sebagai menteri mampu menterjemahkan pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang merupakan program pemerintahan Jokowi.
"Dengan Merdeka Belajar yang sedang on going, peningkatan status guru-guru honor menjadi PPK dan sekarang sedang dipersiapkan Revisi UU Sisdiknas," ujarnya.
Bahkan, kata dia, selama pandemi Covid-19 ini, Kemendikbud di bawah kepemimpinan Nadiem juga dinilai responsif dan fleksibel dalam menjalankan program-program pendidikan.
Bahkan belakangan Nadiem “babak belur” lantaran diserang isu soal PP 57/2021 tentang Standar Nasional Pendidikan dan kamus sejarah. PP 57 disoal lantaran tidak mencantumkan Pancasila dan Bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran atau mata kuliah wajib.
Pun kamus sejarah tidak mencantumkan sejumlah nama tokoh besar yang berjasa dan perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan, salah satunya yaitu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asyari.
Tetapi anggapan itu dimentahkan politikus PDIP Andreas Hugo Pareira. Anggota Komisi X DPR itu sebaliknya berharap Nadiem bukan menjadi salah satu menteri yang masuk daftar perombakan alias reshuffle oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Saya tidak melihat ada relevansi dan urgensinya untuk mengganti Nadiem," kata Andreas saat dihubungi wartawan, Rabu (21/4/2021).
Selama dua tahun bermitra, Andreas menilai Nadiem sebagai menteri mampu menterjemahkan pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang merupakan program pemerintahan Jokowi.
"Dengan Merdeka Belajar yang sedang on going, peningkatan status guru-guru honor menjadi PPK dan sekarang sedang dipersiapkan Revisi UU Sisdiknas," ujarnya.
Bahkan, kata dia, selama pandemi Covid-19 ini, Kemendikbud di bawah kepemimpinan Nadiem juga dinilai responsif dan fleksibel dalam menjalankan program-program pendidikan.
(muh)