Sebanyak 6 Jembatan Rampung Dibangun Pasca Banjir Bandang di NTT dan NTB
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pasca banjir bandang yang melanda wilayah Nusa Tenggara Barat ( NTB ) dan Nusa Tenggara Timur ( NTT ) sejumlah jembatan dilaporkan putus. Tingkat kerusakan juga cukup beragam, mulai dari jembatan putus sebagian hingga putus total.
Merespons hal ini, segera dilakukan pendataan dan survei terhadap kerusakan jembatan di beberapa titik yang dilaporkan rusak berat. “Opsi perbaikan tepi jembatan, pembangunan Jembatan Bailey, hingga Jembatan Acrow Panel diambil dengan melihat tingkat kerusakan,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Raditya Jati dalam keterangannya, Senin (19/4/2021).
Jembatan Bailey merupakan jembatan rangka baja pra-fabrikasi yang bersifat portabel. Sedangkan Jembatan Acrow Panel merupakan pengembangan dari Jembatan Bailey dengan daya dukung besar dan pemasangan yang praktis. Dalam kondisi keadaan darurat, jembatan ini dinilai sesuai dari segi efektivitas.
Pembangunan jembatan ini “digawangi” oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) dengan bekerja sama dengan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Menurut laporan yang diterima BNPB total ada enam Jembatan yang sudah dibangun di wilayah NTB dan NTT. Jembatan tersebut terdapat tiga di NTB dan tiga di NTT dengan rincian sebagai berikut :
Wilayah NTB
1. Jembatan Woro sepanjang 7m.
- Progress Total : 100%
2. Jembatan Rade sepanjang 20m.
- Progress Total 80%
3. Jembatan Campa sepanjang 10m
- Progress total 20%
Wilayah NTT
1. Jembatan Waiburak sepanjang 14,5m.
- Progress Total : 100%
2. Jembatan Riangmuko sepanjang 8,5m.
- Progress Total 100%
3. Jembatan Saisona sepanjang 8,5m
- Progress Total 100%
Jembatan ini mampu menampung berat beban sebesar 10 ton. Dengan selesainya pemasangan enam jembatan sambil menunggu pembangunan jembatan permanen, hal ini bertujuan dapat membantu masyarakat dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari serta mendukung konektivitas masyarakat.
“Diharapkan juga apabila ada informasi mengenai titik lokasi jembatan yang belum terdata, untuk segera melaporkan kepada kepala daerah setempat,” papar Raditya.
Merespons hal ini, segera dilakukan pendataan dan survei terhadap kerusakan jembatan di beberapa titik yang dilaporkan rusak berat. “Opsi perbaikan tepi jembatan, pembangunan Jembatan Bailey, hingga Jembatan Acrow Panel diambil dengan melihat tingkat kerusakan,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Raditya Jati dalam keterangannya, Senin (19/4/2021).
Jembatan Bailey merupakan jembatan rangka baja pra-fabrikasi yang bersifat portabel. Sedangkan Jembatan Acrow Panel merupakan pengembangan dari Jembatan Bailey dengan daya dukung besar dan pemasangan yang praktis. Dalam kondisi keadaan darurat, jembatan ini dinilai sesuai dari segi efektivitas.
Pembangunan jembatan ini “digawangi” oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) dengan bekerja sama dengan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Menurut laporan yang diterima BNPB total ada enam Jembatan yang sudah dibangun di wilayah NTB dan NTT. Jembatan tersebut terdapat tiga di NTB dan tiga di NTT dengan rincian sebagai berikut :
Wilayah NTB
1. Jembatan Woro sepanjang 7m.
- Progress Total : 100%
2. Jembatan Rade sepanjang 20m.
- Progress Total 80%
3. Jembatan Campa sepanjang 10m
- Progress total 20%
Wilayah NTT
1. Jembatan Waiburak sepanjang 14,5m.
- Progress Total : 100%
2. Jembatan Riangmuko sepanjang 8,5m.
- Progress Total 100%
3. Jembatan Saisona sepanjang 8,5m
- Progress Total 100%
Jembatan ini mampu menampung berat beban sebesar 10 ton. Dengan selesainya pemasangan enam jembatan sambil menunggu pembangunan jembatan permanen, hal ini bertujuan dapat membantu masyarakat dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari serta mendukung konektivitas masyarakat.
“Diharapkan juga apabila ada informasi mengenai titik lokasi jembatan yang belum terdata, untuk segera melaporkan kepada kepala daerah setempat,” papar Raditya.
(kri)