Spirit Filantropi Bulan Ramadan

Selasa, 13 April 2021 - 06:00 WIB
loading...
A A A
Platform crowdfunding juga terbukti efektif dan cepat. Selebgram Rachel Vennya misalnya, ketika melakukan galang dana via KitaBisa untuk korban banjir dan longsor di NTT dan NTB baru-baru ini, dalam rentang dua hari mampu menjaring lebih dari 50.000 donatur dengan total dana terkumpul lebih dari Rp3 miliar. Hal yang sama juga pernah terjadi pada Maret tahun lalu, ketika ia menggalang dana untuk pembelian alat pelindung diri (APD) bagi penanganan virus Covid-19, di mana ia mampu mengumpulkan Rp2 miliar dalam sehari.

Spirit filantropi semacam itu tak hanya berguna dalam meringankan beban ekonomi warga terdampak dan kebutuhan logistik tenaga medis, tapi juga meningkatkan modal sosial bangsa di tengah krisis. Robert Putnam (1995) menyebut, modal sosial sebagai norma dan kepercayaan, termasuk rasa saling percaya dan saling peduli satu sama lainnya. Modal sosial dinilai sebagai investasi terpenting bagi masa depan, bahkan dipandang lebih krusial ketimbang modal finansial.

Rasa peduli sebagai modal sosial mesti tumbuh seirama dengan ciri Ramadhan sebagai syahrul judd (bulan kemurahan), syahrul rahmah (bulan penuh kasih), dan syahrul mubarak (bulan penuh keberkahan) yang ditandai dengan dilipatgandakannya amal saleh. Dengan ciri tersebut, tentunya Ramadan dapat menjadi momen spiritual untuk meningkatkan filantropi bagi pengentasan krisis.

Krisis tentu tak selalu berkaitan dengan kekurangan finansial, namun dapat pula berbentuk rasa tidak percaya terhadap orang lain dan lingkungan sekitar (social distrust). Karena itu, Lawrence Wheeless (1978) menilai bahwa filantropi dan rasa saling percaya saling mengisi. Baginya, tak mungkin seseorang rela memberikan bantuan pada orang lain jika tak dilandasi rasa percaya. Sebab itulah, kata Wheeless, aktivitas berbagi memiliki dampak jangka panjang bagi harmoni sosial di lingkungan pemberi maupun penerima karena dilandasi rasa saling percaya. Itulah modal sosial.

Ala kulli hal, dengan spirit filantropi, selayaknya kita optimistis bahwa Ramadan kali ini akan dipenuhi kabar gembira, kendati harus diawali dengan serangkaian krisis yang menyertainya. Ramadan adalah oase yang menyalakan pelita bangsa, meski dalam gelap. Bangsa Indonesia punya segala modal sosial untuk melewati fase krisis ini. Kita harus percaya.
(bmm)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1998 seconds (0.1#10.140)