BNPB Sebut 174 Meninggal, 48 Orang Hilang Akibat Bencana di NTT dan NTB
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengeluarkan data terbaru perkembangan terakhir terkait jumlah korban jiwa akibat banjir bandang dan longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT) serta Nusa Tenggara Barat (NTB).
Dari data yang diterima, hingga malam hari ini, Sabtu (10/4/2021), jumlah korban meninggal dunia akibat banjir bandang dan longsor di NTT dan NTB sebanyak 174 jiwa. Sedangkan korban yang belum ditemukan atau masih hilang, berjumlah 48 orang. "Total seluruhnya 174 meninggal dan 48 hilang," kata Doni Monardo saat menggelar konpers melalui saluran resmi YouTube milik BNPB, Sabtu (10/4/2021), malam.
Ada penambahan jumlah korban meninggal dunia yang berhasil dievakuasi oleh tim gabungan pada hari ini. Sebab, pada malam sebelumnya, jumlah korban yang meninggal dunia tercatat sebanyak 159 jiwa dan yang hilang 57 orang. Berdasarkan data yang dibeberkan Doni, jumlah korban meninggal dunia akibat banjir bandang dan longsor, terbanyak terdapat di Flores Timur dengan total 71 orang. Sedangkan yang hilang, berjumlah lima orang. Sedangkan, Kabupaten Lembata menjadi daerah kedua yang ditemukan banyak korban jiwa.
Di Kabupaten Lembata, ditemukan 46 korban meninggal dunia dan 22 orang dinyatakan masih hilang. Kemudian, Kabupaten Alor menjadi daerah ketiga yang banyak juga ditemukan korban jiwa dengan jumlah 28 meninggal dunia dan 13 masih hilang. Sedangkan di Kabupaten Kupang, ditemukan 12 korban jiwa dan tiga masih hilang.
Sementara itu, di Kota Kupang dan Kabupaten Malaka, jumlah yang meninggal dunia sebanyak enam orang; di Sabu Raijua sebanyak tiga orang; di Ende dan Sikka, masing-masing sebanyak satu orang. Sekadar informasi, beberapa wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) dilanda bencana mulai dari banjir, longsor, hingga angin kencang, akibat siklon tropis seroja, pada Minggu, 4 April 2021.
Akibatnya, ratusan jiwa meninggal dunia, rumah hingga lahan pertanian rusak parah. Bahkan, puluhan orang masih belum ditemukan akibat bencana banjir bandang di sejumlah wilayah NTT dan NTB.
Dari data yang diterima, hingga malam hari ini, Sabtu (10/4/2021), jumlah korban meninggal dunia akibat banjir bandang dan longsor di NTT dan NTB sebanyak 174 jiwa. Sedangkan korban yang belum ditemukan atau masih hilang, berjumlah 48 orang. "Total seluruhnya 174 meninggal dan 48 hilang," kata Doni Monardo saat menggelar konpers melalui saluran resmi YouTube milik BNPB, Sabtu (10/4/2021), malam.
Ada penambahan jumlah korban meninggal dunia yang berhasil dievakuasi oleh tim gabungan pada hari ini. Sebab, pada malam sebelumnya, jumlah korban yang meninggal dunia tercatat sebanyak 159 jiwa dan yang hilang 57 orang. Berdasarkan data yang dibeberkan Doni, jumlah korban meninggal dunia akibat banjir bandang dan longsor, terbanyak terdapat di Flores Timur dengan total 71 orang. Sedangkan yang hilang, berjumlah lima orang. Sedangkan, Kabupaten Lembata menjadi daerah kedua yang ditemukan banyak korban jiwa.
Di Kabupaten Lembata, ditemukan 46 korban meninggal dunia dan 22 orang dinyatakan masih hilang. Kemudian, Kabupaten Alor menjadi daerah ketiga yang banyak juga ditemukan korban jiwa dengan jumlah 28 meninggal dunia dan 13 masih hilang. Sedangkan di Kabupaten Kupang, ditemukan 12 korban jiwa dan tiga masih hilang.
Sementara itu, di Kota Kupang dan Kabupaten Malaka, jumlah yang meninggal dunia sebanyak enam orang; di Sabu Raijua sebanyak tiga orang; di Ende dan Sikka, masing-masing sebanyak satu orang. Sekadar informasi, beberapa wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) dilanda bencana mulai dari banjir, longsor, hingga angin kencang, akibat siklon tropis seroja, pada Minggu, 4 April 2021.
Akibatnya, ratusan jiwa meninggal dunia, rumah hingga lahan pertanian rusak parah. Bahkan, puluhan orang masih belum ditemukan akibat bencana banjir bandang di sejumlah wilayah NTT dan NTB.
(cip)