Penyintas Berusia Muda dan Tanpa Komorbit Bisa Kena Long Covid
loading...
A
A
A
JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan saat ini tengah ramai dibicarakan terkait dengan long covid . Dia menjelaskan bahwa long covid merupakan gejala sakit berkepanjangan yang diderita setelah tes COVID-19 menunjukkan hasil negatif.
"Menurut penelitian yg dilakukan oleh WHO sebagian besar orang yang menderita COVID-19, ini mengalami gejala ringan sampai sedang. Sedangkan sekitar 10-15% kasus ini berujung pada gejala berat. Dan sekitar 5% menderita penyakit yang kritis," katanya dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (10/3/2021).
Wiku menjelaskan bahwa secara umum penderita COVID-19 akan sembuh dalam waktu dua sampai dengan enam minggu. Namun untuk sebagian orang akan mengalami beberapa gejala setelah beberapa minggu dinyatakan pulih.
Baca juga: Bagaimana Bedakan Gejala Long Covid, Reinfeksi atau Penyakit Berbeda?
"Inilah yang disebut sebagai long covid . Hal ini dapat terjadi juga kepada mereka yang menderita gejala ringan, mereka yang berusia muda atau anak-anak dan juga tidak memiliki komorbit," ungkapnya.
Lebih lanjut dia menguraikan bahwa dari sampel yang berumur 18 hingga 34 tahun yang sebelumnya sehat, 20% atau 1 di antara 5 kasus melaporkan menderita beberapa gejala yg berkepanjangan setelah menderita COVID-19. Namun Wiku mengatakan bahwa orang menderita long covid tidak akan menularkan gejala yang sama atau pun virus COVID-19 kepada sekitarnya.
Dia pun menguraikan beberapa gejala long covid. Di antaranya kelelahan, kesulitan bernapas, batuk, sakit persendian dan sakit dada. Sedangkan gejala lain yang juga mungkin ditemui adalah kesulitan berpikir dan berkonsentrasi atau sering disebut sebagai brain fog. Kemudian depresi, sakit pada otot, sakit kepala, demam dan jantung berdebar.
Baca juga: Parosmia, Efek Long Covid Ini Membuat Pasien Mencium Bau Tak Sedap
"Meski kasusnya jarang ada juga ditemui, komplikasi medis yang mungkin menyebabkan masalah kesehatan berkepanjangan di beberapa penyintas COVID-19. Masalah ini tampak mempengaruhi sistem organ tubuh yang berbeda. Antara lain jantung terjadi pembengkakkan otot jantung. Kemudian pernapasan ini masalah pada fungsi paru-paru. Yang ketiga kerusakan ginjal akut. Kemudian yg keempat adalah gatal-gatal dan rambut rontok. Yang kelima adalah masalah pada Indra penciuman dan perasa," paparnya.
Wiku meminta agar masyarakat lebih waspada. Dampak panjang dari long covid disebut sangat berpotensi juga mengganggu produktivitas ke depannya.
"Walaupun fakta-fakta yang saya paparkan mungkin terlihat menakutkan namun saya meminta masyarakat untuk tetap tenang. Jika mulai merasakan gejala seperti yang saya sebutkan sebelumnya maka segera kunjungi fasilitas kesehatan terdekat," katanya.
Lihat Juga: Deretan Brevet dan Tanda Jasa Komjen Dharma Pongrekun, Sosok yang Sebut Covid-19 Konspirasi
"Menurut penelitian yg dilakukan oleh WHO sebagian besar orang yang menderita COVID-19, ini mengalami gejala ringan sampai sedang. Sedangkan sekitar 10-15% kasus ini berujung pada gejala berat. Dan sekitar 5% menderita penyakit yang kritis," katanya dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (10/3/2021).
Wiku menjelaskan bahwa secara umum penderita COVID-19 akan sembuh dalam waktu dua sampai dengan enam minggu. Namun untuk sebagian orang akan mengalami beberapa gejala setelah beberapa minggu dinyatakan pulih.
Baca juga: Bagaimana Bedakan Gejala Long Covid, Reinfeksi atau Penyakit Berbeda?
"Inilah yang disebut sebagai long covid . Hal ini dapat terjadi juga kepada mereka yang menderita gejala ringan, mereka yang berusia muda atau anak-anak dan juga tidak memiliki komorbit," ungkapnya.
Lebih lanjut dia menguraikan bahwa dari sampel yang berumur 18 hingga 34 tahun yang sebelumnya sehat, 20% atau 1 di antara 5 kasus melaporkan menderita beberapa gejala yg berkepanjangan setelah menderita COVID-19. Namun Wiku mengatakan bahwa orang menderita long covid tidak akan menularkan gejala yang sama atau pun virus COVID-19 kepada sekitarnya.
Dia pun menguraikan beberapa gejala long covid. Di antaranya kelelahan, kesulitan bernapas, batuk, sakit persendian dan sakit dada. Sedangkan gejala lain yang juga mungkin ditemui adalah kesulitan berpikir dan berkonsentrasi atau sering disebut sebagai brain fog. Kemudian depresi, sakit pada otot, sakit kepala, demam dan jantung berdebar.
Baca juga: Parosmia, Efek Long Covid Ini Membuat Pasien Mencium Bau Tak Sedap
"Meski kasusnya jarang ada juga ditemui, komplikasi medis yang mungkin menyebabkan masalah kesehatan berkepanjangan di beberapa penyintas COVID-19. Masalah ini tampak mempengaruhi sistem organ tubuh yang berbeda. Antara lain jantung terjadi pembengkakkan otot jantung. Kemudian pernapasan ini masalah pada fungsi paru-paru. Yang ketiga kerusakan ginjal akut. Kemudian yg keempat adalah gatal-gatal dan rambut rontok. Yang kelima adalah masalah pada Indra penciuman dan perasa," paparnya.
Wiku meminta agar masyarakat lebih waspada. Dampak panjang dari long covid disebut sangat berpotensi juga mengganggu produktivitas ke depannya.
"Walaupun fakta-fakta yang saya paparkan mungkin terlihat menakutkan namun saya meminta masyarakat untuk tetap tenang. Jika mulai merasakan gejala seperti yang saya sebutkan sebelumnya maka segera kunjungi fasilitas kesehatan terdekat," katanya.
Lihat Juga: Deretan Brevet dan Tanda Jasa Komjen Dharma Pongrekun, Sosok yang Sebut Covid-19 Konspirasi
(abd)