Sebanyak 6 Juta Diaspora Siapkan Bantuan untuk Korban PHK Akibat Corona
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 berdampak pada semua sektor, akibatnya banyak masyarakat yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK). Dalam rangka membantu masyarakat korban PHK, sebanyak 6 juta Diaspora Indonesia berikan donasi USD50 setiap bulan. (Baca juga: Update Corona 18 Mei: 18.010 Positif, 4.324 Sembuh, dan 1.191 Meninggal Dunia)
“Para diaspora akan membantu pekerja korban PHK atau di rumahkan karena Covid-19 ini melalui program one family to one family. ” ungkap Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, Senin (18/5/2020). (Baca juga: BPIP dan MPR Sebut Donasi Rp4 M Wujud Gotong Royong di Tengah Corona)
Ida menyebut, sebanyak 6 juta diaspora Indonesia yang tersebar di seluruh dunia berpartisipasi dalam program kemanusiaan ini. “Donasinya sebesar USD50 per bulan. Mekanisme bantuan akan disalurkan secara online. Calon donatur akan memilih penerima donasi dengan melihat profil calon penerima melalui www.diasporapedulisehat.id,” jelas Ida. (Baca juga:Lacak Penyebaran Corona, Aplikasi Mandiri Lawan Covid FC19S Diluncurkan)
Ida mengaku bangga dengan apa yang dilakukan oleh diaspora Indonesia. “Saya bangga dengan kegiatan yang mengumpulkan donasi dari para diaspora untuk membantu saudara-saudara kita di tanah air yang terdampak pandemi Covid-19 khususnya para tenaga kerja yang ter PHK atau di rumah kan,” ucapnya.
Ida menambahkan, para diaspora Indonesia yang menyebar di berbagai penjuru dunia menunjukkan kepedulian untuk meringankan beban dari dampak pandemi yang dialami oleh saudara-saudaranya di Tanah Air. “Saya sangat bangga dan terharu karena sesungguhnya para diaspora juga itu terpapar dampak pandemi ini. Namun mereka menunjukkan rasa kepeduliannya kecintaannya yang luar biasa kepada negeri ini,” tegas Ida.
Apalagi, tambah Ida, sebagaimana diketahui bersama Covid-19 dinyatakan oleh WHO sebagai pandemi global. Sebanyak 216 negara terpapar pandemi termasuk negara maju yang mempunyai sistem kesehatan dan ekonomi yang baik.“Semua kelihatan tergopoh-gopoh baik dalam upaya menghalau wabah maupun dalam mengatasi dampak yang ditimbulkan. Sebelumnya tak pernah dibayangkan secara global tiba-tiba masyarakat dipaksa harus berdian diri di rumah dan dalam jangka waktu yang belum terprediksi,” ungkapnya.
Salah satu dampak yang paling terasa dalam dari stay at home adalah terjadinya pelemahan ekonomi dunia. “PHK tidak terelakkan terjadi di mana-mana, angka pengangguran melonjak, kemiskinan meningkat,” jelas Ida.
Ida mengaku bersyukur hidup di negara yang masih sangat menjunjung tinggi rasa kebersamaan. “Gotong-royong adalah semangat yang diwaris kan nenek moyang kita dalam menghadapi kesulitan dan ujian. Dengan gotong-royong dan solusi itu bisa diupayakan bersama-sama untuk diatasi,” kata Ida.
Dengan donasi dari para diaspora ini, kata Ida menunjukkan Indonesia adalah bangsa yang tidak lupa dengan nilai-nilai ajaran leluhur yang memiliki nilai gotong- royong, peduli dan berbagi.
“Para diaspora akan membantu pekerja korban PHK atau di rumahkan karena Covid-19 ini melalui program one family to one family. ” ungkap Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, Senin (18/5/2020). (Baca juga: BPIP dan MPR Sebut Donasi Rp4 M Wujud Gotong Royong di Tengah Corona)
Ida menyebut, sebanyak 6 juta diaspora Indonesia yang tersebar di seluruh dunia berpartisipasi dalam program kemanusiaan ini. “Donasinya sebesar USD50 per bulan. Mekanisme bantuan akan disalurkan secara online. Calon donatur akan memilih penerima donasi dengan melihat profil calon penerima melalui www.diasporapedulisehat.id,” jelas Ida. (Baca juga:Lacak Penyebaran Corona, Aplikasi Mandiri Lawan Covid FC19S Diluncurkan)
Ida mengaku bangga dengan apa yang dilakukan oleh diaspora Indonesia. “Saya bangga dengan kegiatan yang mengumpulkan donasi dari para diaspora untuk membantu saudara-saudara kita di tanah air yang terdampak pandemi Covid-19 khususnya para tenaga kerja yang ter PHK atau di rumah kan,” ucapnya.
Ida menambahkan, para diaspora Indonesia yang menyebar di berbagai penjuru dunia menunjukkan kepedulian untuk meringankan beban dari dampak pandemi yang dialami oleh saudara-saudaranya di Tanah Air. “Saya sangat bangga dan terharu karena sesungguhnya para diaspora juga itu terpapar dampak pandemi ini. Namun mereka menunjukkan rasa kepeduliannya kecintaannya yang luar biasa kepada negeri ini,” tegas Ida.
Apalagi, tambah Ida, sebagaimana diketahui bersama Covid-19 dinyatakan oleh WHO sebagai pandemi global. Sebanyak 216 negara terpapar pandemi termasuk negara maju yang mempunyai sistem kesehatan dan ekonomi yang baik.“Semua kelihatan tergopoh-gopoh baik dalam upaya menghalau wabah maupun dalam mengatasi dampak yang ditimbulkan. Sebelumnya tak pernah dibayangkan secara global tiba-tiba masyarakat dipaksa harus berdian diri di rumah dan dalam jangka waktu yang belum terprediksi,” ungkapnya.
Salah satu dampak yang paling terasa dalam dari stay at home adalah terjadinya pelemahan ekonomi dunia. “PHK tidak terelakkan terjadi di mana-mana, angka pengangguran melonjak, kemiskinan meningkat,” jelas Ida.
Ida mengaku bersyukur hidup di negara yang masih sangat menjunjung tinggi rasa kebersamaan. “Gotong-royong adalah semangat yang diwaris kan nenek moyang kita dalam menghadapi kesulitan dan ujian. Dengan gotong-royong dan solusi itu bisa diupayakan bersama-sama untuk diatasi,” kata Ida.
Dengan donasi dari para diaspora ini, kata Ida menunjukkan Indonesia adalah bangsa yang tidak lupa dengan nilai-nilai ajaran leluhur yang memiliki nilai gotong- royong, peduli dan berbagi.
(cip)