Semangat Bung Karno Harus Jadi Spirit Bangun Papua
loading...
A
A
A
Dana otsus dan dana tambahan infrastruktur (DTI) mencapai Rp126,48 triliun pada periode 2002-2020 dan dana Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) mencapai Rp 580,93 triliun pada tahun 2005-2019.
Namun, besarnya anggaran tersebut belum sepenuhnya mampu mengangkat kehidupan masyarakat Papua, budaya masyarakat dan kelestarian lingkungan hidup Papua. "Dengan melakukan modifikasi dan pendekatan yang lebih komunikatif, partisipatif dan terbuka, saya optimistis ke depannya mampu memperbaiki pendekatan pembangunan Papua selama ini," tuturnya.
Untuk itu, pembangunan Papua harus berbasis manusia (human development) yang ditopang oleh tiga aspek dasar yang akan membentuk kualitas manusia Papua yakini, pendidikan, Kesehatan, dan ekonomi masyarakat. Ketiga aspek tersebut harus ditunjang oleh sarana, prasarana serta SDM yang baik dan berkualitas.
Misalnya Masing-masing kampung di Papua harus memiliki sekolah dan puskesmas yang mampu melayani kebutuhan dasar masyarakat. "Saya kira, SDM adalah kunci pembangunan Papua di masa yang akan datang. SDM Papua adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya," tuturnya.
Oleh karena itu, sambung dia, pembangunan manusia menempatkan manusia sebagai tujuan akhir dari pembangunan, bukan alat dari pembangunan. "Perlu ada afirmasi agar anak-anak Papua yang berpendidikan tinggi di luar Papua untuk menanamkan wawasan kenusantaraan yang utuh," katanya.
Pembangunan berbasis etnis dan budaya (ethno-deveopment) Papua dikatakanya harus menjadi prioritas dalam pengalokasian dana otsus kedepan. "Terdapat 250 suku di Papua dengan beragama corak, pembangunan infrastruktur di Papua harus bertumpu pada penguatan kebudayaan orang Papua," tuturnya.
Namun, besarnya anggaran tersebut belum sepenuhnya mampu mengangkat kehidupan masyarakat Papua, budaya masyarakat dan kelestarian lingkungan hidup Papua. "Dengan melakukan modifikasi dan pendekatan yang lebih komunikatif, partisipatif dan terbuka, saya optimistis ke depannya mampu memperbaiki pendekatan pembangunan Papua selama ini," tuturnya.
Untuk itu, pembangunan Papua harus berbasis manusia (human development) yang ditopang oleh tiga aspek dasar yang akan membentuk kualitas manusia Papua yakini, pendidikan, Kesehatan, dan ekonomi masyarakat. Ketiga aspek tersebut harus ditunjang oleh sarana, prasarana serta SDM yang baik dan berkualitas.
Misalnya Masing-masing kampung di Papua harus memiliki sekolah dan puskesmas yang mampu melayani kebutuhan dasar masyarakat. "Saya kira, SDM adalah kunci pembangunan Papua di masa yang akan datang. SDM Papua adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya," tuturnya.
Oleh karena itu, sambung dia, pembangunan manusia menempatkan manusia sebagai tujuan akhir dari pembangunan, bukan alat dari pembangunan. "Perlu ada afirmasi agar anak-anak Papua yang berpendidikan tinggi di luar Papua untuk menanamkan wawasan kenusantaraan yang utuh," katanya.
Pembangunan berbasis etnis dan budaya (ethno-deveopment) Papua dikatakanya harus menjadi prioritas dalam pengalokasian dana otsus kedepan. "Terdapat 250 suku di Papua dengan beragama corak, pembangunan infrastruktur di Papua harus bertumpu pada penguatan kebudayaan orang Papua," tuturnya.
(dam)