Kasus Harian Tembus 10 Ribu, Satgas: Jangan Remehkan Corona, Ini Soal Nyawa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 (virus Corona ) Wiku Adisasmito mengatakan, satu minggu terakhir merupakan pekan yang berat dalam penanganan Corona di Indonesia. Pasalnya kasus harian Corona mencapai lebih dari 10 ribu.
(Baca juga: 14.060 Dosis Vaksin Covid-19 Sinovac Tiba di Kota Bekasi)
"Mengapa saya katakan berat? Karena penambahan kasus harian Ini berimbas negatif pada efektivitas penanganan Covid-19 di negara kita," kata Wiku saat konferensi pers, Selasa (12/1/2021).
(Baca juga: Anwar Hafid: Vaksin Sinovac Jadi Harapan Baru Selamatkan Indonesia)
Dia mengatakan, penambahan kasus positif harian berimbas pada meningkatnya keterisian tempat tidur di rumah sakit. Termasuk juga berdampak pada bertambahnya beban para petugas kesehatan.
"Hal ini secara langsung dapat berdampak negatif pada keseluruhan usaha penanganan atau treatment di rumah sakit tersebut," ungkapnya.
(Baca juga: Memaknai Efikasi Vaksin Sinovac 65,3%)
Wiku mengingatkan, jika kasus Covid-19 terus meningkat maka akan menyebabkan rumah sakit penuh. Hal ini sangat berpotensi untuk menaikkan angka kematian akibat Corona. Bahkan dia menyebut bisa membuat sistem kesehatan di Indonesia lumpuh.
"Apabila sistem kesehatan kita lumpuh. Hal ini tidak hanya merugikan penderita Covid-19 semata, namun juga masyarakat umum yang membutuhkan perawatan akibat penyakit lain selain Covid-19. Utamanya mereka yang membutuhkan pelayanan kesehatan esensial seperti penderita penyakit paru dan jantung," ujarnya.
"Apabila rumah sakit di Indonesia semakin meningkat keterisiannya, maka penanganan penyakit-penyakit tersebut juga dapat menurun. Sehingga angka kematian di Indonesia bisa meningkat bukan semata-mata karena Covid-19 namun juga karena penyakit-penyakit lain yang tak dapat ditangani akibat penuhnya rumah sakit," lanjutnya.
Wiku menekankan kembali, agar tidak meremehkan Covid-19. Pasalnya kenaikan kasus harian bukan hanya sekedar angka tapi juga merepresentasikan nyawa.
"Jangan sampai kita menjadi abai dan menganggap angka yang ditampilkan pada hari ini sebagai sekadar angka. Ingatlah bahwa angka-angka ini merepresentasi nyawa," tuturnya.
Dia mengatakan bahwa melindungi keluarga dapat dilakukan dengan langkah sederhana yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
"Mengapa hal-hal sederhana ini tidak anda jalankan? Pertanyaan ini wajib kita tanyakan pada diri kita masing-masing apakah menjalankan protokol kesehatan memang lebih sulit dibandingkan dengan kehilangan orang yang kita kasihi untuk selama-lamanya? Saya rasa jawabannya pasti tidak. Maka dari itu marilah kita dengan kesadaran penuh dapat lebih disiplin menjalankan protokol kesehatan di manapun kita berada," pungkasnya.
(Baca juga: 14.060 Dosis Vaksin Covid-19 Sinovac Tiba di Kota Bekasi)
"Mengapa saya katakan berat? Karena penambahan kasus harian Ini berimbas negatif pada efektivitas penanganan Covid-19 di negara kita," kata Wiku saat konferensi pers, Selasa (12/1/2021).
(Baca juga: Anwar Hafid: Vaksin Sinovac Jadi Harapan Baru Selamatkan Indonesia)
Dia mengatakan, penambahan kasus positif harian berimbas pada meningkatnya keterisian tempat tidur di rumah sakit. Termasuk juga berdampak pada bertambahnya beban para petugas kesehatan.
"Hal ini secara langsung dapat berdampak negatif pada keseluruhan usaha penanganan atau treatment di rumah sakit tersebut," ungkapnya.
(Baca juga: Memaknai Efikasi Vaksin Sinovac 65,3%)
Wiku mengingatkan, jika kasus Covid-19 terus meningkat maka akan menyebabkan rumah sakit penuh. Hal ini sangat berpotensi untuk menaikkan angka kematian akibat Corona. Bahkan dia menyebut bisa membuat sistem kesehatan di Indonesia lumpuh.
"Apabila sistem kesehatan kita lumpuh. Hal ini tidak hanya merugikan penderita Covid-19 semata, namun juga masyarakat umum yang membutuhkan perawatan akibat penyakit lain selain Covid-19. Utamanya mereka yang membutuhkan pelayanan kesehatan esensial seperti penderita penyakit paru dan jantung," ujarnya.
"Apabila rumah sakit di Indonesia semakin meningkat keterisiannya, maka penanganan penyakit-penyakit tersebut juga dapat menurun. Sehingga angka kematian di Indonesia bisa meningkat bukan semata-mata karena Covid-19 namun juga karena penyakit-penyakit lain yang tak dapat ditangani akibat penuhnya rumah sakit," lanjutnya.
Wiku menekankan kembali, agar tidak meremehkan Covid-19. Pasalnya kenaikan kasus harian bukan hanya sekedar angka tapi juga merepresentasikan nyawa.
"Jangan sampai kita menjadi abai dan menganggap angka yang ditampilkan pada hari ini sebagai sekadar angka. Ingatlah bahwa angka-angka ini merepresentasi nyawa," tuturnya.
Dia mengatakan bahwa melindungi keluarga dapat dilakukan dengan langkah sederhana yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
"Mengapa hal-hal sederhana ini tidak anda jalankan? Pertanyaan ini wajib kita tanyakan pada diri kita masing-masing apakah menjalankan protokol kesehatan memang lebih sulit dibandingkan dengan kehilangan orang yang kita kasihi untuk selama-lamanya? Saya rasa jawabannya pasti tidak. Maka dari itu marilah kita dengan kesadaran penuh dapat lebih disiplin menjalankan protokol kesehatan di manapun kita berada," pungkasnya.
(maf)