Vaksinasi di Tengah Ancaman dari Varian Baru Virus Corona

Sabtu, 09 Januari 2021 - 12:34 WIB
loading...
A A A
Walaupun target waktu ini tidak mudah, presiden tampaknya terus mendorong para pembantunya untuk tetap bekerja keras mereduksi dampak pandemi di dalam negeri. Apalagi, durasi ketidakpastian global akibat pandemi masih sulit diprediksi sebagai akibat dari munculnya varian baru virus corona itu.

Mereduksi dampak pandemi di dalam negeri terus diupayakan pemerintah dengan memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang lebih ketat di pulau Jawa dan Bali pada periode 11 - 25 Januari 2021. PSBB ketat di Jawa harus diterapkan untuk merespons lonjakan kasus Covid-19 akhir-akhir ini. Konsekuensi dari tambahan puluhan ribu kasus Covid-19 sepanjang Desember 2020 hingga pekan pertama Januari 2021 tidak hanya memprihatinkan, tetapi juga mulai mencemaskan.

Tingkat keterisian rumah sakit di Jawa untuk merawat pasien Covid-19 sudah di atas 70 persen. Sebagian orang mulai membayangkan jika rumah sakit dan tenaga kesehatan di Jawa tidak mampu menampung dan merawat jumlah pasien yang terus bertambah.

Semua pemerintah daerah di pulau Jawa patut memperhatikan data dan kecenderungan ini, karena Jawa masih menjadi episentrum penularan. Lebih dari 60 persen kasus Covid-19 tercatat di pulau Jawa. Bertambahnya jumlah zona risiko Covid-19 di berbagai daerah juga patut diwapaspadai semua elemen masyarakat. Tercatat 54 kabupaten/kota berisiko tinggi, 380 kabupaten/kota berisiko sedang, dan 57 kabupaten/kota berisiko rendah.

Fakta dan data-data tadi menjelaskan bahwa Indonesia pun mengawali tahun 2021 dengan ketidakpastian akibat kegagalan mengendalikan penularan Covid-19. Situasinya akan semakin buruk jika wabah varian baru virus corona itu juga mengglobal. Krisis kesehatan global menjadi berlarut-larut. Maka, dampak ketidakpastian akibat mengglobal-nya wabah varian baru virus corona itu tak bisa dihindari Indonesia. Semua upaya pemulihan kehidupan, termasuk pemulihan ekonomi, menjadi makin sulit dan terus ditunda.

Seperti banyak negara lainnya, tantangan terkini bagi Indonesia adalah juga mewujudkan kepastian di dalam negeri agar masyarakat tidak takut dan ragu untuk memulai ragam kegiatan produktif. Terwujudnya kepastian pun akan memudahkan upaya mendongkrak konsumsi. Kepastian itu bisa diwujudkan jika penularan Covid-19 di dalam negeri bisa dikendalikan hingga ke level terendah. Tidak kalah pentingnya adalah kebersamaan dan konsistensi menerapkan Prokes untuk mencegah masuknya varian baru virus corona -- VUI - 202012/01 – ke dalam negeri.

Maka, PSBB ketat di Jawa-Bali dan dimulainya vaksinasi akan menjadi sebuah pertaruhan. Oleh karena mewujudkan kekebalan komunitas butuh waktu lama, PSBB ketat Jawa-Bali harus berbuah progres agar vaksinasi tahap awal tidak sia-sia. Jangan sampai lonjakan kasus baru Covid-19 terus terjadi saat vaksinasi mulai dilaksanakan. Dampak pandemi di Jawa harus bisa direduksi, karena peran pulau Jawa sebagai pusat pertumbuhan ekonomi nasional, yang kontribusinya terhadap produk domestik bruto nasional mencapai 59 persen.

Selain upaya bersama mengendalikan penularan Covid-19, faktor lain yang tidak bisa diabaikan adalah menjaga stabilitas nasional dan ketertiban umum. Sepanjang ketidakpastian tahun 2020 yang lalu, Indonesia masih produktif.
Selain lahirnya Omnibus Law Cipta Kerja, TNI dan Polri telah menunjukan kinerja yang sangat meyakinkan dalam mewujudkan stabilitas nasional dan ketertiban umum. Tahun 2021 ini, kondusifitas harus terjaga agar Indonesia mampu dan efektif merespons ketidakpastian global.
(maf)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1690 seconds (0.1#10.140)