Percepat Produksi Vaksin Corona
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah perusahaan dalam negeri menyatakan kesiapannya memproduksi vaksin dan obat untuk mengatasi virus corona (Covid-19). Pemerintah bersama semua pihak harus aktif mendorong agar upaya ini cepat tercapai dan menjadi solusi wabah corona di Tanah Air.
Kesiapan ini di antaranya disampaikan PT Bio Farma (persero) yang bekerja sama dengan sejumlah BUMN farmasi lain. Perusahaan swasta Dexa Medica juga sudah menyatakan kesiapan hal sama. Sejumlah perguruan tinggi seperti Universitas Airlangga, juga sudah menemukan formula anti corona.
Produksi vaksin harus didorong secepat mungkin. Pasalnya, secara internasional vaksin baru bisa siap September mendatang. Sejauh ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) saat ini tengah bekerjasama dengan para ilmuwan diseluruh dunia untuk menguji coba setidaknya 20 vaksin jenis berbeda untuk mencegah penyebaran virus corona.
Kesiapan PT Bio Farma mem produksi vaksin dan obat corona disampaikan direktur utamanya, Honesti Basyir. Dia mengaku pihaknya telah melakukan pengajuan untuk melanjutkan riset dan pengembangan (research and development/R&D).
Dia menyebut, perseoran tengah bekerja sama dengan koalisi Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (The Coalition for Epidemic Preparedness Innovations/ CEPI). Sebagai informasi, CEPI merupakan lembaga kesehatan yang di dirikan Bill Gates.
“Biofarma komunikasi dengan CEPI untuk bisa kerja sama scalling up vaksin Covid-19 yang sekarang ini lagi dilakukan proses laboratorium scale-nya oleh CEPI dan beberapa lembaga riset lainnya,” ujar Honesti di Jakarta kemarin.
Untuk obat-obatan, dia mengungkapkan bahwa perseroan tengah memproduksi obat-obatan yang dibutuhkan untuk pengobatan pasien corona. Untuk itu, Bio Farma bekerja sama dengan holding BUMN farmasi. “Kita sudah produksi obat seperti di Kimia Farma, produksi hydroxy chloroquine, chloroquine, azithromycin, multivitamin, serta pengadaan Avigan, lalu Indofarma memproduksi oseltamivir,” jelasnya.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan bahan baku obat sudah didatangkan dari Hyderabad, India, sejak pekan lalu. Nantinya, PT Bio Farma akan memproduksi obat jenis Oseltamivir sebanyak 500.000 tablet. Obat ini dipercaya bisa digunakan untuk pasien virus corona (Covid-19). “Obat ini untuk corona juga seperti chloroquine. Tanggal 9 April kemarin kami ambil, ini memang diam-diam agar tidak bocor dan bisa proses cepat,” tukasnya.
Sebelumnya, PT Dexa Medica melaporkan sudah memproduksi obat-obatan untuk pasien corona. Direktur PT Dexa Medica Hery Sutanto dalam keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta (9/4/2020), menyebut langkah yang diambil perusahaannya merupakan upaya pemerintah mengatasi corona. Obat dimaksud adalah hydroxy chloroquine. Obat tersebut sangat ditunggu-tunggu dan bahan bakunya sangat sulit diperoleh.
Perusahaan pelat merah PT Kimia Farma Tbk (KAEF) juga sudah menyatakan kesediaan mampu memproduksi klorokuin yang diyakini mampu mengobati corona. Selain itu, ada obat lain yang juga diklaim bisa menyembuhkan pasien Covid-19, yaitu Avigan. Kedua jenis obat itu telah dipesan Presiden Joko Widodo.
Kesiapan ini di antaranya disampaikan PT Bio Farma (persero) yang bekerja sama dengan sejumlah BUMN farmasi lain. Perusahaan swasta Dexa Medica juga sudah menyatakan kesiapan hal sama. Sejumlah perguruan tinggi seperti Universitas Airlangga, juga sudah menemukan formula anti corona.
Produksi vaksin harus didorong secepat mungkin. Pasalnya, secara internasional vaksin baru bisa siap September mendatang. Sejauh ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) saat ini tengah bekerjasama dengan para ilmuwan diseluruh dunia untuk menguji coba setidaknya 20 vaksin jenis berbeda untuk mencegah penyebaran virus corona.
Kesiapan PT Bio Farma mem produksi vaksin dan obat corona disampaikan direktur utamanya, Honesti Basyir. Dia mengaku pihaknya telah melakukan pengajuan untuk melanjutkan riset dan pengembangan (research and development/R&D).
Dia menyebut, perseoran tengah bekerja sama dengan koalisi Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (The Coalition for Epidemic Preparedness Innovations/ CEPI). Sebagai informasi, CEPI merupakan lembaga kesehatan yang di dirikan Bill Gates.
“Biofarma komunikasi dengan CEPI untuk bisa kerja sama scalling up vaksin Covid-19 yang sekarang ini lagi dilakukan proses laboratorium scale-nya oleh CEPI dan beberapa lembaga riset lainnya,” ujar Honesti di Jakarta kemarin.
Untuk obat-obatan, dia mengungkapkan bahwa perseroan tengah memproduksi obat-obatan yang dibutuhkan untuk pengobatan pasien corona. Untuk itu, Bio Farma bekerja sama dengan holding BUMN farmasi. “Kita sudah produksi obat seperti di Kimia Farma, produksi hydroxy chloroquine, chloroquine, azithromycin, multivitamin, serta pengadaan Avigan, lalu Indofarma memproduksi oseltamivir,” jelasnya.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan bahan baku obat sudah didatangkan dari Hyderabad, India, sejak pekan lalu. Nantinya, PT Bio Farma akan memproduksi obat jenis Oseltamivir sebanyak 500.000 tablet. Obat ini dipercaya bisa digunakan untuk pasien virus corona (Covid-19). “Obat ini untuk corona juga seperti chloroquine. Tanggal 9 April kemarin kami ambil, ini memang diam-diam agar tidak bocor dan bisa proses cepat,” tukasnya.
Sebelumnya, PT Dexa Medica melaporkan sudah memproduksi obat-obatan untuk pasien corona. Direktur PT Dexa Medica Hery Sutanto dalam keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta (9/4/2020), menyebut langkah yang diambil perusahaannya merupakan upaya pemerintah mengatasi corona. Obat dimaksud adalah hydroxy chloroquine. Obat tersebut sangat ditunggu-tunggu dan bahan bakunya sangat sulit diperoleh.
Perusahaan pelat merah PT Kimia Farma Tbk (KAEF) juga sudah menyatakan kesediaan mampu memproduksi klorokuin yang diyakini mampu mengobati corona. Selain itu, ada obat lain yang juga diklaim bisa menyembuhkan pasien Covid-19, yaitu Avigan. Kedua jenis obat itu telah dipesan Presiden Joko Widodo.