Percepat Produksi Vaksin Corona

Jum'at, 17 April 2020 - 06:00 WIB
loading...
Percepat Produksi Vaksin...
ejumlah perusahaan dalam negeri menyatakan kesiapannya memproduksi vaksin dan obat untuk mengatasi virus corona (Covid-19). Foto/Koran SINDO
A A A
JAKARTA - Sejumlah perusahaan dalam negeri menyatakan kesiapannya memproduksi vaksin dan obat untuk mengatasi virus corona (Covid-19). Pemerintah bersama semua pihak harus aktif mendorong agar upaya ini cepat tercapai dan menjadi solusi wabah corona di Tanah Air.

Kesiapan ini di antaranya disampaikan PT Bio Farma (persero) yang bekerja sama dengan sejumlah BUMN farmasi lain. Perusahaan swasta Dexa Medica juga sudah menyatakan kesiapan hal sama. Sejumlah perguruan tinggi seperti Universitas Airlangga, juga sudah menemukan formula anti corona.

Produksi vaksin harus didorong secepat mungkin. Pasalnya, secara internasional vaksin baru bisa siap September mendatang. Sejauh ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) saat ini tengah bekerjasama dengan para ilmuwan diseluruh dunia untuk menguji coba setidaknya 20 vaksin jenis berbeda untuk mencegah penyebaran virus corona.

Kesiapan PT Bio Farma mem produksi vaksin dan obat corona disampaikan direktur utamanya, Honesti Basyir. Dia mengaku pihaknya telah melakukan pengajuan untuk melanjutkan riset dan pengembangan (research and development/R&D).

Dia menyebut, perseoran tengah bekerja sama dengan koalisi Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (The Coalition for Epidemic Preparedness Innovations/ CEPI). Sebagai informasi, CEPI merupakan lembaga kesehatan yang di dirikan Bill Gates.

“Biofarma komunikasi dengan CEPI untuk bisa kerja sama scalling up vaksin Covid-19 yang sekarang ini lagi dilakukan proses laboratorium scale-nya oleh CEPI dan beberapa lembaga riset lainnya,” ujar Honesti di Jakarta kemarin.

Untuk obat-obatan, dia mengungkapkan bahwa perseroan tengah memproduksi obat-obatan yang dibutuhkan untuk pengobatan pasien corona. Untuk itu, Bio Farma bekerja sama dengan holding BUMN farmasi. “Kita sudah produksi obat seperti di Kimia Farma, produksi hydroxy chloroquine, chloroquine, azithromycin, multivitamin, serta pengadaan Avigan, lalu Indofarma memproduksi oseltamivir,” jelasnya.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan bahan baku obat sudah didatangkan dari Hyderabad, India, sejak pekan lalu. Nantinya, PT Bio Farma akan memproduksi obat jenis Oseltamivir sebanyak 500.000 tablet. Obat ini dipercaya bisa digunakan untuk pasien virus corona (Covid-19). “Obat ini untuk corona juga seperti chloroquine. Tanggal 9 April kemarin kami ambil, ini memang diam-diam agar tidak bocor dan bisa proses cepat,” tukasnya.

Sebelumnya, PT Dexa Medica melaporkan sudah memproduksi obat-obatan untuk pasien corona. Direktur PT Dexa Medica Hery Sutanto dalam keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta (9/4/2020), menyebut langkah yang diambil perusahaannya merupakan upaya pemerintah mengatasi corona. Obat dimaksud adalah hydroxy chloroquine. Obat tersebut sangat ditunggu-tunggu dan bahan bakunya sangat sulit diperoleh.

Perusahaan pelat merah PT Kimia Farma Tbk (KAEF) juga sudah menyatakan kesediaan mampu memproduksi klorokuin yang diyakini mampu mengobati corona. Selain itu, ada obat lain yang juga diklaim bisa menyembuhkan pasien Covid-19, yaitu Avigan. Kedua jenis obat itu telah dipesan Presiden Joko Widodo.

Dari institusi perguruan tinggi negeri, para peneliti Universitas Airlangga (Unair) Surabaya mengaku telah menemukan lima jenis senyawa yang diklaim bisa menjadi obat corona. Rektor Unair Mohammad Nasih bahkan mengklaim lima senyawa itu memiliki daya ikat kepada virus lebih kuat di bandingkan Avigan dan obat malaria chloroquine yang sebelumnya diborong oleh Presiden Joko Widodo demi mengobati pasien corona.

Sayangnya, obat tersebut tidak bisa langsung diproduksi secara massal lantaran masih harus melewati tahapan-tahapan pengujian. Untuk menguji temuan itu, Unair akan membuat laporan di sebuah jurnal ilmiah internasional dan dipublikasikan secara internasional. Dengan demikian, para ahli dunia bisa bersama-sama melakukan pengujian.

Seperti diketahui, Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto mengakui tidak mudah mengatasi corona. Salah satu kendalanya terkait belum tersedianya obat ataupun vaksin untuk saat ini. Sebagai solusi sementara, berdasarkan rekomendasi yang dikeluarkan oleh Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), tim medis menggunakan tamiflu.

Merespons kondisi tersebut, Komisi IX DPR (4/4/2020) mendesak Menkes untuk berinovasi dengan obat moderen asli Indonesia (OMAI) untuk menciptakan obat dan vaksin guna menanggulangi wabah corona. Komisi IX mendukung penuh upaya penanggulangan Covid-19, tetapi memberikan tujuh catatan.

Salah satu catatannya adalah agar Menkes secara progresif melakukan koordinasi bersama seluruh pihak terkait, termasuk asosiasi alat kesehatan dan industri farmasi untuk pemenuhan obat dan alat-alat kesehatan yang dibutuhkan bagi upaya deteksi, pencegahan, dan respons penanganan corona.

Wakil Ketua Komisi IX DPR Melkiades Laka Lena menegaskan, sejak awal Komisi IX DPR telah mendorong agar obat dan vaksin untuk Covid-19 ini bisa segera diproduksi dalam negeri. Secara khusus, dia berharap Bio Farma sebagai salah satu produsen vaksin terbaik di dunia segera memproduksi vaksin Covid-19 ini.

Dengan demikian, kebutuhan vaksin dalam negeri bisa segera dipenuhi dan menjadi solusi wabah corona. Bahkan jika sudah terpenuhi, bisa digunakan untuk negara-negara lain. Di sisi lain, politikus Partai Golkar ini melihat ditemukannya vaksin anti corona ini bisa memberikan semangat baru bagi Indonesia dalam menghadapi pandemi ini.

“Ini juga bentuk nasionalisme di bidang kesehatan bagaimana Indonesia juga bisa menghasilkan segala yang dibutuhkan terkait Covid-19. “Dan ini produksi dalam negeri lewat para peneliti kita, melalui kampus dan juga melalui cendekiawan kita yang dihasilkan lewat Bio Farma, dan ini betul menjadi suatu kekuatan dan kebanggaan kita bahwa Bio Farma bisa menghasilkan vaksin anti Covid-19 ini,” ujarnya.

Dengan adanya perkembangan tersebut, dia meyakini Indonesia bisa segera keluar dari krisis pandemi corona. Ini dengan adanya vaksin sebab vaksin merupakan senjata yang ampuh dalam melawan virus corona ini. “Sudah punya vaksin berarti kita sudah punya senjata untuk melawan Covid-19. Vaksin anticacar kita nggak kena cacar, vaksin anti Covid-19 kita nggak kena Covid-19,” tandasnya.

Anggota DPR Komisi VI bidang Badan Usaha Milik Negara Nasril Bahar mengaku sepakat langkah Bio Farma menyiapkan riset dan pengembangan virus anti corona harus didukung. Dia meyakini Bio Farma akan mampu memproduksi vaksin sesuai harapan.

“Dan, Bio Farma ini adalah salah satu BUMN farmasi yang bergerak dalam pembuatan vaksin. Paling tidak gagasan ini positif di situasi sulit sekarang ini meski hasilnya belum bisa kita rasakan langsung sebab dibutuhkan penelitian panjang,” ungkap Nasril kepada SINDO Media di Jakarta kemarin.

Dia menuturkan, saat ini Amerika Serikat, China, dan negara-negara maju yang lain sedang berlomba menemukan vaksin yang tepat mengatasi penyebaran virus corona. Mereka berani mengeluarkan banyak anggaran demi menemukan solusi corona tersebut. “Bio Farma adalah BUMN khusus yang bergerak di sektor vaksinasi. BUMN lain tentu harus mensupport seperti Kimia Farma dan BUMN farmasi lainnya,” pungkas dia.

Hingga kemarin wabah corona di Tanah Air terus bertambah. Berdasarkan kemutakhiran data yang disampaikan Juru Bicara Pemerintah Penanganan Virus Corona (Covid-19), Achmad Yurianto, ada penambahan kasus positif sebanyak 380 kasus. Dengan demikian, total kasus corona menjadi 5.516. Yang menarik, berdasar update tersebut, jumlah penambahan pasien sembuh sebanyak 102 orang sehingga keseluruhan pasien sembuh menjadi 548 orang. Jumlah penambahan itu kali pertama melampaui penambahan warga meninggal, 27 orang, dengan jumlah total korban meninggal sebanyak 496 orang. (Binti Mufarida/Kiswondari/Ichsan Amin)
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2017 seconds (0.1#10.140)