Dampak Wabah Covid-19 Berpotensi Turunkan Kompetensi Siswa

Kamis, 14 Mei 2020 - 07:12 WIB
loading...
A A A
Pernyataan posisi berjudul Covid-19 dan Anak-anak di Indonesia: Agenda Tindakan untuk Mengatasi Tantangan Sosial Ekonomi, menyajikan bukti bahwa virus corona telah secara luas mengganggu kestabilan pendapatan keluarga-keluarga Indonesia—sebagian besar dari mereka tidak tercakup dalam sistem jaminan sosial yang menargetkan masyarakat dalam kemiskinan ekstrem.
“Setelah pandemi pun anak-anak di seluruh Indonesia akan terus merasakan dampaknya selama bertahun-tahun ke depan,” ujar Deborah.

Dia mengatakan perlu tindakan cepat agar dampak sosial dan ekonomi wabah korona tidak memicu kemunduran dari kondisi anak Indonesia. Tindakan cepat tersebut untuk meminimalkan potensi kerusakan bagi para tunas bangsa. (Baca juga: Mendikbud: Pandemi Ubah Cara Pandang Insan Pendidikan)

“Jika kita tidak bertindak dari sekarang untuk menanggulangi dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkan oleh pandemi, krisis kesehatan bisa menjadi krisis yang lebih luas sehingga menghambat, bahkan menimbulkan kemunduran, dari kemajuan kondisi anak yang sudah dicapai Indonesia melalui kerja keras selama bertahun-tahun,” tandasnya.

Laporan posisi Unicef, kata Deborah, juga menyoroti program belajar jarak jauh secara online. Menurutnya, tidak semua anak-anak peserta didik di Indonesia yang mampu mengakses sistem pembelajaran jarak jauh secara online.

“Pembelajaran jarak jauh secara daring masih terasa menantang bagi banyak pihak. Hilangnya waktu belajar dalam periode yang cukup lama bisa membuat banyak murid gagal memenuhi standar pengetahuan dan kompetensi yang perlu diraih untuk tingkat kelasnya. Dalam jangka panjang, hal ini berisiko berdampak terhadap pembangunan sosial dan ekonomi di Indonesia,” ujarnya.

Unicef, kata Deborah, merekomendasikan kepada pemerintah pusat dan daerah agar melakukan langkah terpadu untuk mengurangi dampak Covid-19 bagi anak Indonesia. Pertama memperluas cakupan dan manfaat jaminan sosial agar bisa melayani semua keluarga yang terdampak secara ekonomi oleh pandemi. Kedua menyosialisasikan panduan dan sediakan sarana pelayanan gizi esensial berkelanjutan untuk remaja, perempuan usia subur, ibu hamil dan menyusui, serta balita. (Baca juga: Tanpa PSBB, Bali Dinilai Berhasil Tangani Corona)

Ketiga, memperluas opsi metode belajar dari rumah agar tersedia pula metode yang minim atau tanpa teknologi. Keempat, melindungi anak dari kekerasan, eksploitasi, dan pelecehan. “Selain itu perlu ada pendanaan publik untuk anak agar kebutuhan mereka dari sisi fisik maupun mental tetap tercukupi,” ucapnya. (Abdul Rochim)
(ysw)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3289 seconds (0.1#10.140)