Utamakan Pendidikan Anak Usia Dini
loading...
A
A
A
Kajian Susan Edwards dan rekan-rekannya (2020) memang menunjukkan pentingnya berbagai permainan terpadu untuk anak usia dini untuk mengembangkan kapasitas yang multimodal, interaksi global dan lokal dan juga antara yang tradisional dan digital. Pembelajaran bagi anak usia dini kemudian difokuskan untuk melakukan eksplorasi, pemecahan masalah, dan diskusi. Tentu saja disesuaikan dengan perkembangan anak dan memang sangat ditunjang oleh infrastruktur yang memadai.
Membangun Karakter
Salah satu aspek yang menurut saya sangat penting bagi tumbuh kembang dan karakter anak adalah momen di mana anak-anak diajak untuk memiliki rasa peduli terhadap keluarga, teman, hewan peliharaan, dan tumbuhan. Saya menyimak, dalam beberapa momen, guru memandu anak dengan pertanyaan reflektif seperti “perbuatan baik apa yang sudah dilakukan di rumah?” Dan, kemudian meminta mereka menggambarkannya, tentu sesuai imajinasi anak-anak, mungkin dengan tujuan anak, mengingat bahwa sharing dan caring adalah hal yang penting dalam hidup ini.
Salah satu internalisasi ampuh terkait dengan kepedulian terhadap alam dilakukan beberapa waktu terakhir. Guru memberikan bibit tanaman dan sebuah pot. Orang tua diminta menyiapkan tanah di pot dan anak-anak menabur bibit tersebut. Anak-anak diminta untuk merawat tanaman masing-masing, mulai menyiram hingga memastikan tanaman tersebut mendapat cahaya matahari yang cukup. Beberapa hari sekali, guru akan memastikan tumbuh kembang tanaman tersebut. Anak-anak TK ini tidak diberi konsep rumit bahwa penting sekali menjaga alam. Anak-anak cukup dikenalkan langsung pada proses tumbuh kembang tanaman.
Internalisasi penting lainnya adalah pengucapan terima kasih secara berulang. Setiap anak-anak melakukan aktivitas apa pun, kedua guru akan mengucapkan “terima kasih” disertai senyuman lebar. Di dunia di mana kekerasan semakin menggejala, kata “terima kasih” dan “maaf” adalah dua mantra yang harus terus dikukuhkan.
Proses pendidikan adalah ketangguhan menemani anak-anak. Salah satu bagian penting yang dibangun adalah dialog antara anak, guru, dan orang tua. Kami beruntung, secara responsif kedua guru mendengarkan segala macam kekhawatiran kami dan memberikan saran-saran yang diperlukan. Proses ini menjadikan pendidikan milik bersama dan berfokus pada kebutuhan anak, bukan ambisi orang tua atau guru.
Meski memang situasi pandemi membuat banyak hal menjadi lebih sulit. Tidak semua PAUD memiliki infrastruktur memadai untuk melaksanakan pembelajaran interaktif melalui berbagai aplikasi digital. Di sisi lain, ruang interaksi menjadi sangat terbatasi. Padahal momen PAUD sangat penting dalam membangun relasi sosial antara anak. Membangun pendidikan memang bukan proses yang ujug-ujug. Mendidik anak memerlukan upaya yang menyeluruh dan melibatkan semua pihak.
Membangun Karakter
Salah satu aspek yang menurut saya sangat penting bagi tumbuh kembang dan karakter anak adalah momen di mana anak-anak diajak untuk memiliki rasa peduli terhadap keluarga, teman, hewan peliharaan, dan tumbuhan. Saya menyimak, dalam beberapa momen, guru memandu anak dengan pertanyaan reflektif seperti “perbuatan baik apa yang sudah dilakukan di rumah?” Dan, kemudian meminta mereka menggambarkannya, tentu sesuai imajinasi anak-anak, mungkin dengan tujuan anak, mengingat bahwa sharing dan caring adalah hal yang penting dalam hidup ini.
Salah satu internalisasi ampuh terkait dengan kepedulian terhadap alam dilakukan beberapa waktu terakhir. Guru memberikan bibit tanaman dan sebuah pot. Orang tua diminta menyiapkan tanah di pot dan anak-anak menabur bibit tersebut. Anak-anak diminta untuk merawat tanaman masing-masing, mulai menyiram hingga memastikan tanaman tersebut mendapat cahaya matahari yang cukup. Beberapa hari sekali, guru akan memastikan tumbuh kembang tanaman tersebut. Anak-anak TK ini tidak diberi konsep rumit bahwa penting sekali menjaga alam. Anak-anak cukup dikenalkan langsung pada proses tumbuh kembang tanaman.
Internalisasi penting lainnya adalah pengucapan terima kasih secara berulang. Setiap anak-anak melakukan aktivitas apa pun, kedua guru akan mengucapkan “terima kasih” disertai senyuman lebar. Di dunia di mana kekerasan semakin menggejala, kata “terima kasih” dan “maaf” adalah dua mantra yang harus terus dikukuhkan.
Proses pendidikan adalah ketangguhan menemani anak-anak. Salah satu bagian penting yang dibangun adalah dialog antara anak, guru, dan orang tua. Kami beruntung, secara responsif kedua guru mendengarkan segala macam kekhawatiran kami dan memberikan saran-saran yang diperlukan. Proses ini menjadikan pendidikan milik bersama dan berfokus pada kebutuhan anak, bukan ambisi orang tua atau guru.
Meski memang situasi pandemi membuat banyak hal menjadi lebih sulit. Tidak semua PAUD memiliki infrastruktur memadai untuk melaksanakan pembelajaran interaktif melalui berbagai aplikasi digital. Di sisi lain, ruang interaksi menjadi sangat terbatasi. Padahal momen PAUD sangat penting dalam membangun relasi sosial antara anak. Membangun pendidikan memang bukan proses yang ujug-ujug. Mendidik anak memerlukan upaya yang menyeluruh dan melibatkan semua pihak.
(bmm)