Stick and Carrot Policy

Senin, 11 Mei 2020 - 06:50 WIB
loading...
A A A
Pemerintah berupaya keras mengantisipasi semakin meluasnya gelombang PHK. Selaku pemangku kebijakan, pemerintah terus berupaya keras mencari jalan untuk dapat membantu industri bertahan tanpa PHK besar-besaran hingga wabah ini selesai atau terkontrol. Supply-side economics berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi dapat paling efektif diciptakan dengan menurunkan pajak dan mengurangi regulasi.

Saat ini setidaknya ada empat insentif perpajakan guna membantu wajib pajak (WP) terdampak wabah Covid-19. Empat insentif tersebut terkait dengan ketentuan pajak penghasilan (PPh) Pasal 21, PPh Pasal 22 Impor, PPh Pasal 25, dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Pelaku UMKM juga mendapat fasilitas pajak penghasilan final tarif 0,5% (PP 23/2018) yang ditanggung pemerintah. Seluruh fasilitas insentif pajak tersebut berlaku hingga masa pajak September 2020. Pemerintah berharap fasilitas insentif pajak tersebut dapat membantu para pengusaha di Indonesia untuk menghadapi dan melewati masa sulit akibat dampak buruk wabah corona.

Selain itu, kelonggaran lain yang juga diberikan oleh pemerintah bagi industri untuk dapat bertahan di antaranya melalui pemberian relaksasi jangka waktu pelunasan cukai, insentif tambahan pembebasan bea masuk (BM), insentif pembebasan BM untuk impor alat kesehatan komersial/nonkomersial, insentif relaksasi prosedural penyerahan surat keterangan asal (SKA) secara online, serta perluasan pemberian pembebasan cukai etil alkohol (EA).

Kerja Sama Pemerintah dan Industri

Ekonomi memiliki konsep permintaan (demand) dan penawaran (supply) yang saling bertemu dan membentuk satu titik pertemuan dalam satuan harga dan kuantitas (jumlah barang). Setiap transaksi perdagangan pasti ada permintaan, penawaran, harga dan kuantitas yang saling memengaruhi satu sama lain.

Menurut ekonomi sisi penawaran, konsumen kemudian akan mendapat manfaat dari pasokan barang dan jasa yang lebih besar dengan harga lebih rendah dan lapangan kerja akan meningkat. Di sisi lain, ekonomi sisi permintaan, berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi paling efektif diciptakan oleh permintaan yang tinggi untuk produk dan layanan.

Menurut ekonomi sisi permintaan, output ditentukan oleh permintaan efektif. Pengeluaran konsumen yang tinggi mengarah pada ekspansi bisnis yang menghasilkan peluang kerja yang lebih besar. Tingkat pekerjaan yang lebih tinggi menciptakan multiplier effect yang selanjutnya mendorong permintaan agregat menuju pertumbuhan ekonomi yang lebih besar. Sebab itu, pemerintah telah berupaya memberikan insentif untuk mendorong sisi produksi tetap jalan dan dalam waktu yang sama sisi permintaan tetap terjaga.

Kerja sama yang diperlukan saat ini tentu kerja sama yang saling menguntungkan. Terutama jika pemerintah terus berupaya memberikan insentif, relaksasi, bagi industri/dunia usaha untuk terus bertahan (carrot), maka pemerintah saat ini berharap bahwa industri tidak melakukan PHK kepada buruhnya. Termasuk pemerintah memberikan izin bagi pengusaha untuk menunda pemberian THR itu juga bagian dari sharing beban di mana PHK tidak boleh dilakukan.

Itulah yang disebut stick and carrot policy, bagaimana fasilitas yang diberikan pemerintah dibayar dengan kepentingan mempertahankan buruh agar konsumsi masyarakat/rumah tangga tetap berjalan dan tumbuh. Wallahualam.
(ysw)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2592 seconds (0.1#10.140)